Di era media sosial, banyak sahabat Pramita yang mungkin akrab dengan fenomena FOMO (Fear of Missing Out). Perasaan takut ketinggalan momen sering kali membuat seseorang berlomba-lomba membagikan setiap aktivitas di media sosial. Misalnya, saat menghadiri konser, ribuan kamera menyala bak bintang, mengarah pada sang musisi idola. Sayangnya, banyak yang terlalu sibuk dengan layar ponsel hingga lupa menikmati momen tersebut secara langsung. Sebaliknya, muncul konsep JOMO (Joy of Missing Out), y...

Halo Sahabat PRAMITA, mari mengenal lebih dekat tentang EEG atau elektroensefalografi. EEG adalah alat medis yang digunakan untuk mendeteksi aktivitas listrik di otak seseorang. Proses ini melibatkan penggunaan elektroda yang ditempelkan pada kulit kepala. Elektroda tersebut membaca fluktuasi gelombang otak yang kemudian menghasilkan grafik aktivitas listrik otak.   EEG sering digunakan untuk mendiagnosis epilepsi, namun manfaatnya tidak berhenti di situ. Pemeriksaan ini juga membantu mend...

Halo Sahabat PRAMITA! Hari ini kita bahas tentang epilepsi, sebuah gangguan neurologis yang sering disalahpahami. Epilepsi bukan penyakit gangguan kejiwaan atau kerasukan, melainkan kelainan otak yang ditandai dengan kejang berulang tanpa demam.   Kejang terjadi akibat aktivitas listrik berlebihan di otak, dan umumnya terbagi menjadi dua jenis:   Kejang Umum – Mempengaruhi seluruh otak, contohnya kejang tonik-klonik, mioklonik, atau kejang absans. Kejang Fokal – Terjadi di sebagia...

Hai, Sahabat Pramita! Pernah nggak sih, merasa nggak bisa berhenti scroll-scroll berita di media sosial, walaupun isinya bikin tambah stres? Nah, kebiasaan ini dikenal sebagai doomscrolling. Doomscrolling adalah saat kita terus-terusan mengakses berita atau informasi yang negatif, bahkan ketika kita tahu itu bisa memengaruhi kesehatan mental kita. Yuk, bahas lebih lanjut kenapa doomscrolling ini nggak baik buat kita dan gimana cara menguranginya! Apa Itu Doomscrolling? Doomscrolling adalah k...

Halo Sahabat PRAMITA! Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut sebagai silent killer karena banyak penderitanya tidak menyadari kondisi ini. Tanpa gejala yang jelas, hipertensi dapat meningkatkan risiko kerusakan organ seperti jantung, ginjal, dan otak, serta menyebabkan stroke.   Pemeriksaan kesehatan rutin sangat penting untuk: Mengidentifikasi penyebab hipertensi. Menilai komplikasi yang mungkin terjadi. Memperkirakan prognosis penyakit. Mencegah kerusakan lebih l...

Halo Sahabat PRAMITA! Hipertensi terjadi ketika tekanan darah sistolik mencapai lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg. Gejala yang sering muncul meliputi sakit kepala, nyeri dada, masalah penglihatan, dan kelelahan. Sebanyak 95% kasus hipertensi tidak diketahui penyebabnya (hipertensi primer), sedangkan 5% sisanya disebabkan oleh masalah seperti penyakit ginjal atau aterosklerosis. Komplikasi hipertensi yang serius termasuk penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan penyakit a...