Inspirasi Sehat

Wajib Tahu : Beda Sugar Free dan Low Sugar

Fri, 13 Jun 2025

Tren minuman sehat kemasan kini semakin semarak dengan label “sugar free” dan “low sugar” terpampang di depan botol atau kalengnya. Kedua klaim ini memang terdengar serupa, namun secara regulasi memiliki makna yang sangat berbeda. Memahami perbedaan ini menjadi penting, terutama bagi Sahabat PRAMITA yang sedang berupaya mengurangi asupan gula harian demi menjaga kesehatan dan berat badan ideal.

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia, produk “low sugar” boleh diklaim jika mengandung ≤5 gram gula per 100 gram (padat) atau ≤2,5 gram per 100 ml (cair). Sedangkan “sugar free” diartikan sebagai mengandung gula tidak lebih dari 0,5 gram per 100 ml—sehingga nyaris tanpa kontribusi kalori dari gula.

Meski demikian, “sugar free” bukan berarti nol gula mutlak. Produk tersebut masih bisa mengandung jejak gula alami atau sisa dari proses produksi, namun sangat kecil hingga tak signifikan secara metabolik. Untuk tetap memberikan rasa manis, produsen umumnya menggunakan pemanis buatan atau gula alkohol, seperti aspartam, sukralosa, eritritol, atau xylitol, yang tidak menambah banyak kalori dan tidak menyebabkan lonjakan gula darah tajam.

Namun, Sahabat PRAMITA perlu waspada: meskipun kadar kalori lebih rendah, konsumsi berlebih pemanis alternatif tetap dapat memicu efek samping seperti gangguan pencernaan atau fluktuasi nafsu makan. Oleh karena itu, membaca informasi nilai gizi dan komposisi pemanis tetap menjadi langkah cerdas dalam memilih produk sugar free atau low sugar.

Dampak Kesehatan & Peran Milenial
Generasi milenial kini menjadi motor utama perubahan gaya hidup sehat. Pilihan terhadap minuman tanpa gula telah berkembang menjadi simbol kesadaran terhadap risiko penyakit metabolik seperti diabetes, obesitas, dan sindrom metabolik lainnya. Didukung oleh survei Populix, minuman rendah gula menjadi pilihan terbanyak generasi muda dibandingkan makanan tinggi protein atau organik.

Namun, Sahabat PRAMITA tetap dianjurkan menjalani pemeriksaan rutin seperti:

HbA1c: mengukur rerata gula darah 3 bulan terakhir

TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral)

Profil lipid & insulin darah

Fungsi hati dan mikrobiota usus jika sering konsumsi pemanis sintetis

Kesimpulan
Label “sugar free” dan “low sugar” bukan sekadar pemanis kata. Keduanya memiliki arti penting bagi kesehatan dan harus disikapi dengan pemahaman yang benar. Bagi Sahabat PRAMITA, pilihan cerdas terhadap produk minuman rendah gula—yang disertai edukasi gizi dan pemeriksaan laboratorium—adalah langkah strategis menjaga kesehatan jangka panjang.

 

Kembali ke indeks
Customer Service
Layanan Whatsapp
SAPA PRAMITA