Inspirasi Sehat
Pemeriksaan HIV/AIDS yang Perlu Sahabat PRAMITA Tahu
Mon, 8 Dec 2025HIV dan AIDS, Apa Bedanya?
Meskipun sering disebut bersamaan, HIV dan AIDS bukanlah hal yang sama. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, membuat tubuh sulit melawan infeksi. Sementara AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah tahap lanjut dari infeksi HIV yang tidak diobati — kondisi ketika daya tahan tubuh melemah dan muncul berbagai penyakit serius.
HIV bisa dikendalikan dengan pengobatan yang tepat, tetapi tidak akan hilang sepenuhnya dari tubuh. Karena itu, deteksi dini melalui pemeriksaan laboratorium menjadi langkah penting agar penanganan dapat dilakukan lebih awal.
Mengapa Pemeriksaan HIV Itu Penting?
Sahabat PRAMITA, HIV sering tidak menimbulkan gejala di awal infeksi. Satu-satunya cara pasti untuk mengetahui status HIV adalah melalui tes. Dengan pemeriksaan, seseorang bisa:
Mengetahui status kesehatan diri dan pasangan.
Memulai terapi antiretroviral (ARV) lebih cepat.
Mencegah penularan kepada orang lain.
Orang yang mengetahui status HIV-nya dan menjalani pengobatan rutin bisa hidup panjang, sehat, dan produktif seperti biasa.
Jenis Pemeriksaan HIV yang Umum Dilakukan
Tes Antigen–Antibodi
Mendeteksi antigen dari virus HIV serta antibodi yang diproduksi tubuh. Tes ini biasanya menggunakan sampel darah dan bisa mendeteksi infeksi dalam 2–6 minggu setelah paparan.
Tes Antibodi HIV
Mencari antibodi terhadap HIV dalam darah atau air liur. Tes ini cepat dan praktis, tetapi biasanya baru akurat setelah 3–12 minggu dari paparan.
Tes Asam Nukleat (NAT)
Tes paling sensitif karena mendeteksi virus langsung dalam darah. Cocok untuk orang yang baru terpapar dan membutuhkan hasil lebih dini.
Tes Lanjutan Setelah Dinyatakan Positif HIV
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan positif HIV, dokter akan melakukan beberapa tes tambahan untuk memantau kondisi tubuh, seperti:
Jumlah Sel CD4, untuk melihat seberapa kuat sistem imun tubuh.
Viral Load, untuk mengukur jumlah virus HIV dalam darah.
Tes Resistansi Obat, untuk menentukan jenis terapi ARV yang paling efektif.
Dengan pengobatan yang tepat dan teratur, jumlah virus bisa ditekan hingga tidak terdeteksi, dan risiko penularan dapat berkurang signifikan.
Kapan Sebaiknya Melakukan Tes HIV?
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan setiap orang berusia 13–64 tahun melakukan tes HIV setidaknya sekali seumur hidup. Namun, bagi yang berisiko tinggi — seperti memiliki banyak pasangan seksual, menggunakan jarum suntik bergantian, atau sering terkena infeksi menular seksual — disarankan tes lebih sering, minimal satu kali setiap tahun.
Kesimpulan
Pemeriksaan HIV/AIDS bukan sekadar tes, melainkan langkah bijak untuk menjaga kesehatan diri dan orang sekitar. Deteksi dini memberi peluang besar untuk hidup normal dengan pengobatan yang tepat.
Sahabat PRAMITA dapat melakukan pemeriksaan HIV di PRAMITA, yang dilengkapi fasilitas modern, hasil akurat, dan layanan yang menjamin kerahasiaan pasien. Karena menjaga kesehatan dimulai dari kesadaran untuk memeriksa diri.
