Sahabat PRAMITA mungkin sering berpikir, Gigi putih itu tanda kesehatan. Tapi, apakah benar selalu begitu? Ternyata, gigi putih tidak selalu mencerminkan kesehatan mulut yang baik. Sebuah studi menyatakan bahwa mitos ini sering membuat kita terjebak pada penampilan daripada fungsi sebenarnya.

Secara alami, warna gigi kita ditentukan oleh lapisan enamel dan dentin di bawahnya. Enamel adalah pelindung gigi, sedangkan dentin memiliki warna kekuningan. Gigi yang sehat sering kali memiliki rona sedikit kekuningan karena ketebalan enamel yang cukup untuk melindungi dentin. Jika terlalu putih, itu mungkin akibat prosedur pemutihan atau enamel yang menipis.

Bahaya lain dari terlalu terobsesi dengan putihnya gigi adalah banyak orang memilih produk pemutih yang agresif. Beberapa produk ini bisa merusak enamel, membuat gigi lebih sensitif, dan bahkan meningkatkan risiko kerusakan gigi. Faktanya, gigi yang sehat lebih tentang kebersihan daripada warna.

Penelitian juga menemukan bahwa banyak orang mengabaikan kesehatan gusi dan kebersihan mulut karena fokus pada estetika gigi. Padahal, penyakit seperti gingivitis dan plak tidak terlihat dari warna gigi saja. Jadi, meski gigi terlihat putih, kondisi kesehatan mulut bisa saja buruk jika kebersihan gigi tidak terjaga.

Untuk menjaga kesehatan gigi, penting sekali rutin menyikat gigi dua kali sehari, menggunakan benang gigi, dan memeriksakan gigi ke dokter secara berkala. Fokus pada kebiasaan ini jauh lebih penting daripada sekadar memutihkan gigi.

Jadi, sahabat PRAMITA, jangan terjebak mitos. Gigi putih mungkin terlihat indah, tetapi kesehatan gigi yang sesungguhnya bergantung pada kebersihan dan perawatan yang konsisten.