Di era media sosial, banyak sahabat Pramita yang mungkin akrab dengan fenomena FOMO (Fear of Missing Out). Perasaan takut ketinggalan momen sering kali membuat seseorang berlomba-lomba membagikan setiap aktivitas di media sosial. Misalnya, saat menghadiri konser, ribuan kamera menyala bak bintang, mengarah pada sang musisi idola. Sayangnya, banyak yang terlalu sibuk dengan layar ponsel hingga lupa menikmati momen tersebut secara langsung.

Sebaliknya, muncul konsep JOMO (Joy of Missing Out), yaitu kebahagiaan saat memilih untuk "melewatkan" sesuatu di dunia maya demi menikmati kehidupan nyata. Orang yang menerapkan JOMO tidak merasa perlu membagikan setiap momen, karena lebih fokus pada apa yang terjadi di depan mata.

Ambil contoh konser tadi: daripada sibuk merekam, mereka menikmati nyanyian sang idola, meresapi suasana, dan membiarkan kenangan hidup di dalam ingatan, bukan sekadar di galeri ponsel.

JOMO mengajarkan untuk lebih bijak dalam mengatur hubungan dengan media sosial. Bukan berarti harus berhenti menggunakannya, tapi memilih kapan saat terbaik untuk offline dan menikmati momen tanpa gangguan. Dengan JOMO, waktu bersama keluarga, teman, atau bahkan waktu sendiri, menjadi lebih berkualitas.

Melatih JOMO tidak hanya membantu merasa lebih tenang, tetapi juga mengurangi stres akibat tekanan media sosial. Perlahan, sahabat Pramita bisa menemukan kebahagiaan sejati dari hal-hal sederhana, tanpa harus mencari validasi dari jumlah likes atau komentar.

Ingat, momen paling indah adalah yang benar-benar dihidupkan, bukan sekadar yang terlihat di layar. Jadi, kapan terakhir kali menikmati hidup tanpa gangguan notifikasi?