Inspirasi Sehat

Asal Usul Sarung dan Kopiah

Fri, 21 Mar 2025

Halo, Sahabat Pramita!  
Bulan Ramadan selalu identik dengan tradisi, ibadah, dan tentu saja, busana khas seperti sarung dan kopiah. Keduanya bukan hanya sekadar pakaian, tapi juga bagian dari identitas budaya dan spiritual umat Muslim di Nusantara. Tapi tahukah Sahabat Pramita bagaimana asal-usul sarung dan kopiah hingga menjadi pakaian yang begitu melekat dalam kehidupan sehari-hari?  

Asal Usul Sarung dan Kopiah  
Sarung berasal dari kata Arab "izar" (إزار) yang berarti kain panjang yang digunakan untuk menutupi tubuh. Ketika Islam mulai berkembang di Asia Tenggara, sarung menjadi bagian dari busana tradisional yang digunakan dalam kegiatan ibadah dan kehidupan sehari-hari 

Sementara itu, kopiah atau peci berasal dari kata Arab "kafiyah", yang kemudian berkembang menjadi topi khas di wilayah Nusantara. Awalnya, kopiah lebih sering digunakan dalam acara keagamaan, tapi kemudian menjadi identitas budaya yang digunakan oleh para pemimpin, termasuk Presiden Soekarno 

Sarung dan Kopiah dalam Ibadah Ramadan  
Dalam bulan Ramadan, sarung dan kopiah menjadi pakaian favorit bagi banyak Muslim saat menjalankan ibadah:  
✔ Shalat Tarawih & Shalat Idul Fitri – Sarung memberikan kenyamanan saat bergerak, sementara kopiah menambah kesan khidmat dalam ibadah.  
✔ Tadarus dan Kegiatan Keagamaan – Keduanya sering dikenakan saat mengaji atau mendengarkan ceramah Ramadan.  
✔ Berbuka Puasa Bersama – Selain untuk ibadah, sarung dan kopiah juga menjadi bagian dari gaya busana tradisional saat silaturahmi.  

Dari Tradisi ke Gaya Hidup Modern  
Kini, sarung hadir dalam berbagai motif dan bahan yang lebih modern. Begitu juga kopiah yang memiliki banyak variasi, seperti kopiah bordir, kopiah songkok, hingga peci berdesain modis. Meskipun telah beradaptasi dengan zaman, makna spiritual dan budaya dari sarung dan kopiah tetap tidak berubah 

Kesimpulan  
Sarung dan kopiah bukan sekadar pakaian, tetapi bagian dari warisan budaya dan identitas umat Muslim di Indonesia. Dari ibadah Ramadan hingga acara resmi, keduanya tetap menjadi simbol kesederhanaan, kebersamaan, dan kebanggaan bangsa. Yuk, terus lestarikan warisan budaya ini!  
 

Kembali ke indeks
Customer Service
Layanan Whatsapp
SAPA PRAMITA