Healthy Inspirations

PANEL PEMERIKSAAN PENYAKIT JANTUNG dan PEMBULUH DARAH

Thu, 30 Sep 2021

Selain anamnesis dan pemeriksaan fisik, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menentukan penyebab serta terapi sesuai penyebab dari penyakit jantung dan pembuluh darah.

Pemeriksaan penunjang laboratorium yang diperlukan untuk membantu diagnosa penyakit penyakit jantung dan pembuluh darah, diantaranya adalah:

  1. Pemeriksaan darah rutin

Polisitemia Vera merupakan penyakit yang dikenal oleh masyarakat dengan pengentalan darah. Pada pemeriksaan darah rutin akan diketahui jumlah sel-sel darah (eritrosit, leukosit dan trombosit). Jika terjadi peningkatan pada ketiga sel-sel darah tersebut, maka akan menjadi risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah.


  1. Gula Darah

Gula darah yang tinggi atau seseorang dengan Diabetes Mellitus (DM) sangat berisiko untuk terjadi coronary artery disease (CAD). Kadar gula darah puasa yang lebih dari 125 mg/dl atau DM dapat segera melakukan upaya pencegahan untuk meminimalkan risiko dari DM.

  1. Fungsi ginjal

Aliran darah yang tidak lancar ataupun tersumbat ke ginjal dapat mengakibatkan kematian dari sel-sel ginjal tersebut, sehingga pemeriksaan fungsi ginjal merupakan prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui seberapa baik fungsi ginjal dalam bekerja. Kerusakan pada ginjal dapat mengakibatkan juga peningkatan tekanan darah, melalu mekanisme hormonal.

a. Ureum

Ureum atau blood urea nitrogen (BUN), yaitu tes yang digunakan untuk menentukan kadar urea nitrogen dalam darah yang merupakan sisa zat metabolisme protein, dan zat ini seharusnya dibuang melalui ginjal.

b. Kreatinin

Kreatinin darah yaitu tes untuk menentukan kadar kreatinin dalam darah. Kreatinin merupakan zat sisa pemecahan otot yang dibuang melalui ginjal. Kadar kreatinin yang tinggi dalam darah menjadi tanda adanya gangguan pada ginjal.

c. Urine

Tes urin yang dilakukan untuk mengetahui adanya protein dan darah dalam urin yang menandakan adanya penurunan fungsi ginjal.

d. Glomerulo Filtration Rate (GFR)

Glomerulo Filtration Rate (GFR), yaitu tes yang digunakan untuk melihat kemampuan ginjal dalam menyaring zat sisa metabolisme dalam tubuh.

  1. Profil Lipid

Aterosklerosis adalah penyempitan dan pengerasan pembuluh darah akibat adanya plak pada pembuluh darah. Aterosklerosis pada pembuluh darah dapat mengakibatkan kematian pada jaringan jantung, otak, ginjal dan lain2.  Ateroklerosis sangat berhubungan dengan peningkatan kadar LDL, trigliserida, dan rendahnya kadar HDL. Pemeriksaan profil Lipid bertujuan untuk mengukur jumlah kolesterol dan trigliserida dalam darah seseorang. Kolesterol melekat pada protein dan dibawa oleh darah. Kolesterol dan protein ini disebut lipoprotein.
a. LDL
b. HDL
c. Trigliserida

  1. Penanda penyakit jantung

Ciri-ciri penanda penyakit jantung yang baik adalah memiliki spesifisitas tinggi, sensitifitas tinggi, ukuran molekul kecil, kadar berbanding lurus dengan luasnya kerusakan miokardium, cukup lama dalam plasma, pada keadaan normal tidak ditemukan dalam sirkulasi jika ada, itupun dengan kadar sangat rendah, teknis pengukuran mudah dilaksanakan dan tidak mahal.

Spesifisitas yang tinggi akan membedakan dengan kerusakan otot, sedangkan sensitivitas yang tinggi mampu mendeteksi nekrosis dengan ukuran kecil/small injuries.

 Adapun penanda tersebut antara lain :
a. Aspartate Aminotransferase (AST)

Dapat ditemukan di otot jantung, sel hati, sel otot skelet, ginjal, pankreas, sel darah merah. Diperkenalkan pertama kali sebagai penanda biokimia diagnosis Infark Miokard Akut (IMA) pada tahun 1954. Kadar meningkat pada 6-10 jam setelah IMA puncak : 12-48 jam, normal kembali 3-4 hari. Kelemahannya tidak ada isoenzim yang spesifik untuk jantung.

b. Aspartate Aminotransferase (AST)

Aspartate Aminotransferase (AST) meningkat pada penyakit jantung (IMA, operasi jantung, katerterisasi jantung), penyakit hati, penyakit otot, dan juga pada anemia hemolitik. Nilai normal 0-35 unit/L.

c. Lactate Dehidrogenase (LDH)

Didapatkan pada semua sel yang bermetabolisme. Jika terjadi kerusakan sel, maka kadar LDH akan sangat meningkat. Normal LDH 110-210 units/L. Lactate Dehidrogenase (LDH) total tidak spesifik terhadap suatu jaringan.

Isoenzim LDH membantu dalam diagnosis suatu kerusakan sel. Isoenzim LDH1dan LDH2 spesifik pada jaringan jantung, ginjal dan sel darah merah. Isoenzim LDH 3 terdapat pada sel otak, ginjal, limpa, timus dan leukosit. Isoenzim LDH4 dan LDH5 didapatkan pada  hati, otot skeletal dan ginjal. Lactate Dehidrogenase meningkat 10-12 jam setelah IMA dan persisten selama 12 hari. Isoenzim LDH1 dan LDH2 meningkat juga pada anemia pernisiosa, kerusakan ginjal akut dan hemolisis.

d. Creatine Kinase (CK)

Creatin Kinase (CK) suatu enzim yang diekspresikan pada ototjantung, otot skelet dan otak. Nilai normal 0-5 ng/L dan meningkat 6 jam setelah IMA dan puncaknya 18 jam setelah IMA, kemudian normal kembali setelah 2-3 hari (bila kerusakan tidak berlanjut). Creatin Kinase (CK) memiliki isoenzim : CK-BB (CK-1),CK-MB (CK-2) dan CK-MM (CK-3).

e. Creatin Kinase Myocardial Band (CKMB)

Creatine Kinase Myocardial Band (CK-MB)  skeletal. Pada  jam serangan dan 90 % setelah 6 jam. Kelemahan CK-MB tidak spesifik untuk jantung, kurang sensitif memprediksi IMA pada 0-4 jam setelah nyeri dada dan tidak mendeteksi jejas pada pasien dengan onset IMA lama dan tidak bisa mendeteksi adanya jejas miokard yang kecil, yang berisiko tinggi untuk IMA dan kematian jantung mendadak. Creatine Kinase Myocardial Band (CK-MB) mass merupakan gold standar untuk IMA (WHO 1980).

 f. Troponin

Protein yang terdapat pada otot skeletal dan otot jantung. Cardiac troponin dipisahkan dari skeletal dengan deteksi antibodi monoclonal/ELISA. Cardiac troponin mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi untuk cardiac injury dan normal pada non cardiac injury. Peningkatan troponin lebih awal dan lebih lama dibandingkan dengan CK-MB. Cardiac troponin (CTnI) meningkat setelah 3 jam myocardial injury dan bertahan setelah 10-14 hari setelah myocardial injury.

Pemeriksaan CTn biasa digabung dengan pemeriksaan LDH, terutama pada pasien yang memerlukan pengawasan ketat di atas 24-48 jam setelah onset. Nilai normal cTnT : < 0.2 ng/ml, sedangkan cTnI :<0.003 ng/ml.

g. Myoglobin

Myoglobin merupakan protein heme berukuran kecil (BM 17,8 kDa) yang membawa oksigen ke sel skeletal dan sel jantung dan juga merupakan bagian dari protein (2%) total dan terdapat pada sitoplasma. Terdeteksi setelah 1-3 jam setelah jejas dan mencapai puncak 4-12 jam, kemudian kembali normal setelah 24-36 jam akibat klirens ginjal yang cepat

Sensitifitas dan spesifisitas Myoglobin meningkat bila tes dilakukan serial setiap 2 jam, tapi kelemahan Myoglobin adalah durasi pendek, tidak spesifik untuk otot jantung (meningkat pada penyakit otot, syok, gagal ginjal, setelah berolahraga berlebihan, operasi by pass, konsumsi alcohol), dipengaruhi oleh ras, jenis kelamin, dan usia. Nilai rujukan bervariasi antara 50-120 ug/ml.

h. Heart Fatty Acid-Binding Protein (HF-FABP)

Secara kinetik hamper sama dengan Myoglobin tetapi tidak spesifik untuk kerusakan otot jantung. Heart Fatty Acid-Binding Protein (HF-FABP) dapat digunakan untuk prediksi prognosis pasien NSTEMI.

  1. Penanda Penyakit Pembuluh Darah

a. D-Dimer

D-Dimer adalah fragmen defgradasi fibrin setelah terjadi fibrinolisis. Pemeriksaan D-Dimer membantu dalam menegakan diagnosis Deep Vein Thrombosis (DVT), emboli paru, dan Disseminated Intravascular Coagulation (DIC). Pemeriksaan D-Dimer tidak spesifik untuk thrombosis, karena D-Dimer dengan kadar tinggi dapat juga terjadi pada pasien kanker, peradangan atau infeksi berat, pasca operasi, perdarahan, stroke, miokard infark, payah jantung, gagal ginjal, kehamilan dan usia lanjut.

b. Fibrinogen

Fibrinogen adalah protein yang disintesis di liver dan merupakan salah satu faktor pembekuan darah. Fibrinogen berguna dalam proses hemostasis dan menstimulus pembentukan trombous. Fibrinogen membantu dalam mendiagnosis DIC.

Penulis : dr. Zulfikar Indra, M.Kes, Sp.PK (Dokter Penanggung Jawab Lab Klinik PRAMITA Cabang Jl. Garuda No. 79 Ruko 4-5 Mahakeret Barat Manado)
Back to index
Customer Service
Layanan Whatsapp
SAPA PRAMITA