Healthy Inspirations

KENALI BAHAYA KANKER KOLON

Wed, 11 Aug 2021
Kanker kolon adalah tumor ganas yang tumbuh di dinding usus besar (kolon). Kolon merupakan bagian akhir dari sistem pencernaan yang memiliki panjang sekitar 1,5 meter. Kanker kolon kadang disebut dengan kanker kolorektal, yaitu gabungan dari kanker kolon dan kanker rektum ( 5-7 cm di atas anus). Kolon dan rektum merupakan bagian dari saluran pencernaan/ gastrointestinal yang berfungsi untuk menyerap air dan membuang zat sisa yang tidak diperlukan tubuh dalam bentuk feses. Kolon juga menyerap berbagai nutrien, antara lain tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), dan vitamin K.
Kanker kolorektal merupakan kanker penyebab kematian tertinggi ketiga pada pria dan wanita di Amerika Serikat. Kanker kolorektal dapat tumbuh secara lokal dan bermetastase luas. Paling sering menyebar ke hati.

TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala kanker kolon :
• Diare atau konstipasi yang berkepanjangan atau perubahan konsistensi feses
• Feses yang dikeluarkan lebih sedikit dari biasanya
• Pendarahan dari rektal atau darah pada feses, baik merah terang atau sangat gelap
• Perut sering tidak nyaman, dapat berupa kram, kembung maupun nyeri
• Rasa tidak tuntas saat BAB
• Badan lemas sepanjang waktu
• Penurunan berat badan tanpa alasan yang diketahui.
Banyak orang dengan kanker kolon tidak memiliki gejala apapun pada fase awal penyakit. Gejala yang muncul biasanya bervariasi, tergantung pada ukuran maupun lokasi kanker di usus besar.

FAKTOR RISIKO
• Usia
Kanker kolon dapat menyerang berbagai usia, tetapi lebih dari 90% orang dengan kanker kolon berusia di atas 50 tahun.
• Ras.
Orang dengan ras Afrika-Amerika memiliki insidens kanker kolon yang lebih tinggi dibandingkan ras lainnya.
• Diet.
Di beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet tinggi lemak dan daging merah serta kurangnya konsumsi sayur dan buah serta ikan merupakan faktor predisposisi kanker kolon. Daging merah (sapi dan kambing) banyak mengandung zat besi. Makanan yang diawetkan serta makanan yang mengandung pewarna, apalagi pewarna bukan makanan, juga meningkatkan risiko kanker kolon.
• Polip.
Orang yang memiliki riwayat polip pada kolon memiliki risiko tinggi untuk menderita kanker kolon di kemudian hari.
• Riwayat kanker.
Orang yang pernah terdiagnosis mengidap kanker kolon berisiko tinggi untuk terkena kanker kolon lagi di kemudian hari. Wanita dengan riwayat kanker ovarium (indung telur), kanker rahim, dan kanker payudara juga memiliki faktor risiko yang lebih besar untuk terkena kanker kolon.
• Faktor genetik.
Seseorang yang memiliki keluarga dengan kanker kolon lebih berisiko untuk terkena kanker kolon. Selain itu, keluarga dengan riwayat penyakit FAP (Familial Adenomatous Polyposis) dan sindrom Lynch atau HNPCC (Hereditary Non Polyposis Colorectal Cancer) juga memiliki risiko tinggi menderita kanker kolon.
• Radang usus.
Penyakit radang kronis di kolon, seperti colitis ulseratif dan penyakit Chron dapat meningkatkan risiko kanker kolon.
• Obesitas.
Orang dengan obesitas memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kolon dan risiko kematian akibat kanker kolon yang lebih tinggi dibandingkan orang dengan berat badan normal.
• Merokok.
• Alkohol.
Usus mengubah alkohol menjadi asetil aldehida yang meningkatkan risiko terkena kanker kolon.
• Radioterapi.
Terapi radiasi yang dilakukan di daerah abdomen untuk pengobatan kanker sebelumnya dapan meningkatkan risiko terkena kanker kolon.
• Diabetes.
Orang dengan diabetes mellitus atau resistensi insulin dapat meningkatkan risiko terkena kanker kolon.

PENCEGAHAN
Skrining Kanker Kolon
Para ahli merekomendasikan bahwa orang dengan risiko sedang sebaiknya melakukan skrining kanker kolon pada usia sekitar 50 tahun. Sedangkan orang dengan risiko tinggi, seperti riwayat keluarga kanker kolon sebaiknya melakukan skrining lebih awal.
Perubahan gaya hidup.
• Makan berbagai jenis buah, sayuran dan biji-bijian. Buah, sayur dan biji-bijian mengandung vitamin, mineral, serat, dan antioksidan, yang mana berperan penting dalam mencegah kanker.
• Hindari minuman beralkohol.
• Stop merokok.
• Olahraga. Cobalah untuk berolahraga minimal 30 menit sehari, jika bisa setiap hari.
• Pertahankan berat badan yang ideal.
Penulis: dr. Melinda R. Kong (Dokter Konsultan Medis Laboratorium Klinik PRAMITA Jl. Garuda No. 79 Ruko 4-5 Mahakeret Barat, Manado)
Back to index
Customer Service
Layanan Whatsapp
SAPA PRAMITA