Inspirasi Sehat

Waspada Pneumonia Pada Anak

Tue, 12 Dec 2023

Pada November 2023 China melaporkan terjadi lonjakan penyakit pernafasan yang mirip dengan gejala Pneumonia (radang paru) dan menyerang kalangan anak usia sekolah.

Awalnya penyakit ini  disebut  Pneumonia Misterius (penyebabnya belum diketahui pasti). Namun menurut  pernyataan  Direktur Pusat Medis Nasional untuk Penyakit Menular di Shanghai, WHO dan Kemenkes RI penyebab wabah baru ini adalah Mycoplasma Pneumoniae (M. Pneumoniae).

M. Pneumoniae adalah patogen berupa bakteri yang menyerang saluran pernafasan dan menyebabkan penyakit dengan  merusak lapisan sistem pernafasan.

Penularannya melalui droplet (percikan air liur) saat penderita batuk / bersin dan terhirup oleh orang yang sehat.

Kasus  ini lebih banyak menyerang anak-anak. Karena kekebalan anak lebih lemah dan anak-anak memiliki saluran lebih pendek, sehingga infeksi yang terjadi di saluran pernafasan atas  lebih mudah masuk ke jaringan paru.

Faktor risiko lain yang  meningkatkan terjadinya penyakit ini adalah mereka yang tinggal di area yang padat, imunitas rendah dan baru sembuh dari infeksi pernafasan.

Gejala penyakitnya tidak khas/ atypicala. Gejala umumnya muncul 1-4 minggu setelah terinfe

ksi, yakni sakit tenggorokan, lemas/kelelahan, demam, batuk yang perlahan memburuk dan  berlangsung  beberapa minggu/ bulan, nyeri kepala,  efusi pleura.

Gejala pada anak  usia < 5 tahun bisa berbeda yaitu bersin-bersin, hidung mampet/ beringus, tenggorokan nyeri/ serak, mata berair, mengi/ nafas berbunyi, muntah, diare.

Gejala  lebih berat yaitu demam mengigil, sesak nafas.

Beberapa kasus infeksinya cenderung ringan sehingga cukup melakukan perawatan di rumah, tapi beberapa kondisi memerlukan perawatan  rumah sakit. Kebanyakan  sembuh tanpa antibiotik, tapi beberapa kasus memerlukan antibiotik untuk  membantu mempercepat penyembuhan.

Walaupun bisa disembuhkan tetapi kita tidak boleh lengah, karena bisa muncul komplikasi pneumonia berat, serangan asma, encephalitis (peradangan otak), anemia hemolitik, disfungsi ginjal.

Pemeriksaan yang diperlukan untuk mendeteksi  M. pneumoniae diantaranya pemeriksaan rontgen paru,  hematologi, PCR,  kultur Mycoplasma, serologi antibodi.

WHO merekomendasikan pencegahan dengan menjaga jarak dengan orang sakit, tinggal di rumah ketika sakit, melakukan pemeriksaan/ pengobatan, penggunaan masker, ventilasi udara yang baik, mencuci tangan.

Sampai saat ini tidak ada laporan adanya kasus kematian yang ditimbulkan M. Pneumoniae.

 

SUMBER:

•              Jurnal Heliyon 9 (2023)

•              Artikel WHO 23 november 2023 (disease outbreak News)

•              Artikel Medical press 27 November 2023

•              Artiken ECDC (European Centre for Disease and Control)--> communicable disease threats report

•              WSWS org (World Socialist Web Site)

•              BBC news Indonesia

•              CDC org (Centers for disease Control and Prevention)

 

Penulis : Dr. Odilia Lustriana (Dokter Konsulen Medis Lab Klinik PRAMITA Cabang Jl. M. Toha No. 163 Bandung)

Kembali ke indeks
Customer Service
Layanan Whatsapp
SAPA PRAMITA