Inspirasi Sehat
Tanda-Tanda Bulimia
Fri, 12 Dec 2025Di era media sosial, banyak remaja terjebak dalam standar tubuh ideal yang sering kali tak realistis. Di balik foto-foto “sempurna”, ada sebagian yang diam-diam berjuang melawan dirinya sendiri — salah satunya melalui gangguan makan bernama bulimia.
Gangguan ini bisa menyerang siapa saja, bahkan anak muda yang terlihat sehat dan ceria di luar.
Apa Itu Bulimia?
Bulimia adalah gangguan pola makan yang ditandai dengan siklus makan berlebihan lalu memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan karena rasa bersalah atau takut gemuk.
Sahabat PRAMITA, anak dengan bulimia biasanya tetap memiliki berat badan normal, namun pikirannya terus dihantui oleh rasa takut terhadap kenaikan berat badan. Ia mungkin terlihat baik-baik saja, padahal sedang berjuang keras di balik diamnya.
Tanda-Tanda Bulimia yang Perlu Diwaspadai
Beberapa tanda fisik dan perilaku yang patut dicurigai antara lain:
Sering ke kamar mandi setelah makan.
Berat badan naik-turun tanpa alasan jelas.
Terlalu fokus pada bentuk tubuh dan angka di timbangan.
Sering berolahraga ekstrem meski tubuh sudah lelah.
Menolak makan di depan orang lain.
Gusi bengkak, napas asam, atau gigi rusak akibat asam lambung dari muntah berulang.
Selain itu, anak dengan bulimia sering merasa bersalah setelah makan, mudah murung, dan kehilangan kepercayaan diri.
Mengapa Remaja Bisa Mengalami Bulimia?
Tekanan sosial adalah salah satu pemicu terbesar. Media sosial sering menampilkan tubuh ideal yang dianggap sebagai “tolok ukur kecantikan” atau “simbol sukses”.
Faktor lain seperti rendah diri, depresi, tekanan pergaulan, hingga dorongan dari lingkungan (misalnya dunia modeling atau olahraga yang menuntut bentuk tubuh tertentu) juga bisa menjadi pemicu.
Bagi sebagian remaja, makanan menjadi pelarian — tapi sekaligus musuh yang mereka lawan setiap hari.
Peran Orang Tua Saat Anak Mengalami Bulimia
Jika sahabat PRAMITA melihat tanda-tanda ini, langkah pertama adalah tidak menyalahkan atau memarahi anak. Dengarkan tanpa menghakimi, berikan pelukan, dan tunjukkan bahwa ia tidak sendirian.
Segera cari bantuan profesional — psikolog atau psikiater — untuk memulai terapi yang tepat.
Ingat, bulimia bukan soal kemauan lemah, tapi kondisi yang membutuhkan dukungan, pemahaman, dan kasih sayang.
Kesimpulan
Bulimia bukan sekadar masalah makan, tapi juga cerminan konflik batin yang dalam. Orang tua berperan penting sebagai pendengar, penyemangat, dan pelindung anak dari tekanan sosial yang berlebihan. Dengan perhatian dan pertolongan yang tepat, anak dapat pulih, mencintai dirinya kembali, dan belajar bahwa tubuh sehat jauh lebih berharga dari angka di timbangan.
