Inspirasi Sehat
Skrining Penyakit Lupus
Wed, 10 May 2023Penegakan diagnosis penyakit autoimun, termasuk Lupus, tidak dapat dilakukan hanya dengan satu tahap pemeriksaan. Beberapa Dokter akan mengkombinasi beberapa tes, umum maupun spesifik, berdasarkan riwayat keluhan, gejala dan hasil pemeriksaan fisik sebelumnya. Pemilihan jenis pemeriksaan tiap pasien pun berbeda sesuai dengan riwayat kesehatannya.
Pemeriksaan laboratorium umum seperti Hematologi Lengkap, Urine Lengkap, Foto x-ray, ECG maupun C-reactive protein (CRP) dapat dilakukan untuk mengetahui adanya inflamasi pada tubuh seseorang. Kimia darah awal yang perlu dilakukan pada pasien SLE terdiri dari fungsi Ginjal (Kreatinin), fungsi liver (SGOT dan SGPT), Qlbumin dan kadar Glukosa Darah.
Salah satu jenis pemeriksaan autoantibodi yang spesifik yaitu ANA test (Antinuclear Antibody Test). ANA test yang positif menunjukkan bahwa seseorang memiliki salah satu jenis penyakit autoimun, namun belum dapat diketahui secara spesifik jenis penyakitnya. Pemeriksaan ANTI-ds DNA dapat digunakan untuk membantu penegakkan diagnosis pada pasien dengan ANA test yang positif serta memiliki gejala dan keluhan terkait dengan SLE _(Systemic Lupus Erythematosus)_.
Pemeriksaan laboratorium lain seperti Antistrepyolysin Test (ASTO) dan Rheumatoid Factor dapat digunakan jika terdapat kecurigaan terhadap penyakit autoimun lainnya. Pemeriksaan ASTO dilakukan untuk membantu mendiagnosis adanya suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus grup A. Sedangkan Rheumatoid Factor digunakan jika terdapat kecurigaan terhadap Rheumatoid Arthritis.
Hingga saat ini, terdapat banyak pemeriksaan yang dapat dilakukan terkait penyakit autoimun, oleh karenanya konsultasikan terlebih dahulu dengan Dokter sehubungan dengan keluhan maupun gejala yang dialami oleh tiap pasien.
Penulis : Dr. Alamanda Prycilia (Dokter Pelayanan Medis Laboratorium Klinik PRAMITA Cabang Jl. Jemur Andayani No. 67 Surabaya)