Inspirasi Sehat
Semua
INFO PEMERIKSAAN
Parenting/Kesehatan Anak
LabPedia
Life Style
Kesehatan Wanita
Millenial
Info Kesehatan
Mitos/Fakta
SAYANGI JANTUNG KITA
Wed, 28 Sep 2022
SINDROMA KORONER AKUT
Sindroma koroner akut (SKA) adalah merupakan manifestasi klinis dari fase kritis penyakit arteri koroner yaitu sekumpulan keluhan dan tanda klinis yang sesuai dengan infark jantung akut. Sindroma koroner akut terjadi ketika terdapat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen di otot jantung, akibat pasokan darah dan oksigen tidak adekuat.
Infark jantung merupakan suatu peristiwa terjadinya kematian dari sel otot jantung akibat adanya iskemia yang berkelanjutan, dapat disebabkan oleh penyakit jantung koroner, sumbatan aliran darah oleh plak di arteri koronaria dan sumbatan lainnya seperti spasme arteri.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama kematian secara global, menurut data World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia selama 15 tahun terakhir. Pada tahun 2015 jumlah kematian 7,4 juta (13%) diseluruh dunia, WHO memperkirakan angka tersebut semakin meningkat dan pada tahun 2030 akan mencapai 23,6 juta orang di dunia yang meninggal akibat penyakit jantung koroner.
Prevalensi penyakit jantung di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar yang diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2018 yaitu 1,5%.
PENYEBAB
Infark miokard akut (IMA) merupakan suatu keadaan akibat iskemia berkepanjangan yang terjadi pada otot jantung. Keadaan tersebut menyebabkan aliran darah ke otot jantung melalui arteri koroner akan berkurang sehingga mengalahkan mekanisme perbaikan otot jantung untuk menjaga keseimbangan fungsi jantung normal. Kerusakan yang bersifat menetap dan kematian sel otot jantung disebabkan terbentuknya plak arterosklerosis. Langkah pertama terjadi arterosklerosis sebagai akibat kerusakan endotel sehingga kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) yang ada di dalam pembuluh darah akan masuk ke lapisan pembuluh darah, disini nanti akan terjadi proses peradangan dan berlanjut terbentuknya trombus sehingga berakhir dengan terbentuknya arterosklerosis.
Arteroskerosis adalah suatu proses yang mendasari terbentuknya penyempitan pembuluh darah, apabila penyempitan lebih dari 70%, aliran darah akan terganggu dan menimbulkan manifestasi klinis sebagai nyeri dada.
FAKTOR RISIKO
Menurut American Heart Association (AHA) bahwa faktor risiko infark jantung dibagi atas:
1 .Faktor risiko yang dapat dimodifikasi, seperti : merokok, diabetes melitus, hipertensi,
dislipidemia, gaya hidup, obesitas, aktivitas fisik dan faktor psikososial.
2. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, seperti : usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit keluarga.
PENCEGAHAN
Serangan jantung dapat dihindari sejak dini dengan menurunkan faktor risiko yaitu dengan mengontrol tekanan darah, tidak mengonsumsi makanan pemicu, seperti makanan yang mengandung lemak, makanan berkalori tinggi dan tidak merokok. Untuk itu mulailah jalani pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat, olahraga secara rutin dan menjaga berat badan ideal juga mampu menurunkan risiko penyakit jantung.
Penulis: Prof.Dr.dr. Ellyza Nasrul Sp.PK(K) (Dokter Penaggungjawab Laboratorium Klinik PRAMITA Jl. Ahmad Yani No. 39, Padang)
Sindroma koroner akut (SKA) adalah merupakan manifestasi klinis dari fase kritis penyakit arteri koroner yaitu sekumpulan keluhan dan tanda klinis yang sesuai dengan infark jantung akut. Sindroma koroner akut terjadi ketika terdapat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen di otot jantung, akibat pasokan darah dan oksigen tidak adekuat.
Infark jantung merupakan suatu peristiwa terjadinya kematian dari sel otot jantung akibat adanya iskemia yang berkelanjutan, dapat disebabkan oleh penyakit jantung koroner, sumbatan aliran darah oleh plak di arteri koronaria dan sumbatan lainnya seperti spasme arteri.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama kematian secara global, menurut data World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia selama 15 tahun terakhir. Pada tahun 2015 jumlah kematian 7,4 juta (13%) diseluruh dunia, WHO memperkirakan angka tersebut semakin meningkat dan pada tahun 2030 akan mencapai 23,6 juta orang di dunia yang meninggal akibat penyakit jantung koroner.
Prevalensi penyakit jantung di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar yang diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2018 yaitu 1,5%.
PENYEBAB
Infark miokard akut (IMA) merupakan suatu keadaan akibat iskemia berkepanjangan yang terjadi pada otot jantung. Keadaan tersebut menyebabkan aliran darah ke otot jantung melalui arteri koroner akan berkurang sehingga mengalahkan mekanisme perbaikan otot jantung untuk menjaga keseimbangan fungsi jantung normal. Kerusakan yang bersifat menetap dan kematian sel otot jantung disebabkan terbentuknya plak arterosklerosis. Langkah pertama terjadi arterosklerosis sebagai akibat kerusakan endotel sehingga kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) yang ada di dalam pembuluh darah akan masuk ke lapisan pembuluh darah, disini nanti akan terjadi proses peradangan dan berlanjut terbentuknya trombus sehingga berakhir dengan terbentuknya arterosklerosis.
Arteroskerosis adalah suatu proses yang mendasari terbentuknya penyempitan pembuluh darah, apabila penyempitan lebih dari 70%, aliran darah akan terganggu dan menimbulkan manifestasi klinis sebagai nyeri dada.
FAKTOR RISIKO
Menurut American Heart Association (AHA) bahwa faktor risiko infark jantung dibagi atas:
1 .Faktor risiko yang dapat dimodifikasi, seperti : merokok, diabetes melitus, hipertensi,
dislipidemia, gaya hidup, obesitas, aktivitas fisik dan faktor psikososial.
2. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, seperti : usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit keluarga.
PENCEGAHAN
Serangan jantung dapat dihindari sejak dini dengan menurunkan faktor risiko yaitu dengan mengontrol tekanan darah, tidak mengonsumsi makanan pemicu, seperti makanan yang mengandung lemak, makanan berkalori tinggi dan tidak merokok. Untuk itu mulailah jalani pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan sehat, olahraga secara rutin dan menjaga berat badan ideal juga mampu menurunkan risiko penyakit jantung.
Penulis: Prof.Dr.dr. Ellyza Nasrul Sp.PK(K) (Dokter Penaggungjawab Laboratorium Klinik PRAMITA Jl. Ahmad Yani No. 39, Padang)