Inspirasi Sehat

Polusi Udara dan Autisme

Wed, 6 Jan 2021
Sebuah penelitian dari Monash University, Australia baru-baru ini mengungkapkan bahwa anak-anak yang sering terpapar polusi udara mungkin berisiko lebih tinggi tumbuh dengan gangguan
autism spectrum disorder (ASD). ASD adalah nama untuk berbagai kondisi, termasuk sindrom Asperger yang memengaruhi interaksi sosial seseorang, komunikasi, minat, dan perilaku, ancaman ini khususnya dihadapi oleh bayi yang baru lahir hingga anak usia tiga tahun.

Polusi udara diyakini terkait dengan autisme, termasuk polusi akibat bahan polutan hasil akhir dari pembakaran bahan bakar diesel, timbal, mangan dan merkuri. Uniknya, sebagian besar polutan yang dipelajari para peneliti memiliki korelasi dengan autisme pada bayi dengan jenis kelamin laki-laki daripada perempuan.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Environment International ini adalah yang pertama mengamati efek paparan jangka panjang polusi udara pada ASD selama kehidupan awal anak-anak di negara berkembang.

Temuan ini menambah bukti yang mengaitkan paparan polusi udara pralahir dengan ASD pada anak-anak. "Penyebab autisme sangat kompleks dan tidak sepenuhnya dipahami, tetapi faktor lingkungan semakin diakui selain faktor genetik dan lainnya," kata Associate Professor Yuming Guo dari School of Public Health and Preventive Medicine Monash University di Australia.

Hasil tersebut sekaligus memperkuat penelitian sebelumnya yang mengaitkan terjadinya autisme pada anak-anak akibat pencemaran udara ketika kehamilan. "Tidak jelas bagaimana logam berat atau bahan kimia lain yang ditemukan dalam polusi udara dapat mempengaruhi perkembangan janin, namun penelitian telah menunjukkan polutan lalu lintas seperti diesel, dapat menginduksi peradangan otak pada hewan," kata Marc Weisskopf, profesor lingkungan dan epidemiologi di Harvard School of Public Health.

Polusi udara adalah masalah kesehatan masyarakat yang besar. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), polusi diperkirakan menelan hingga empat juta korban jiwa setiap tahun di seluruh dunia terutama di negara-negara seperti Tiongkok dan India.
Kembali ke indeks
Customer Service
Layanan Whatsapp
SAPA PRAMITA