Inspirasi Sehat
PIVKA-II: Biomarker Baru untuk Diagnosis Kanker Hati (HCC)
Thu, 22 Aug 2024PIVKA-II: Biomarker Baru untuk Diagnosis Kanker Hati (HCC)
Latar Belakang
Karsinoma hepatoseluler (HCC) adalah salah satu jenis kanker ganas yang paling umum pada sistem pencernaan, dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Diagnosis dini sangat penting untuk pengobatan yang tepat waktu dan peningkatan peluang hidup pasien. Meskipun teknik pencitraan seperti ultrasonografi dan MRI telah meningkatkan akurasi diagnosis HCC, biaya yang tinggi dan sifat invasifnya membatasi penggunaannya. Oleh karena itu, pencarian biomarker serum yang murah, non-invasif, dan dapat diulang sangat penting dalam diagnosis HCC.
PIVKA-II dan AFP
Prothrombin yang dipicu oleh kekurangan vitamin K atau antagonis-II (PIVKA-II) telah ditemukan sebagai biomarker potensial untuk HCC. PIVKA-II dapat melengkapi α-fetoprotein (AFP), biomarker yang sudah banyak digunakan namun memiliki keterbatasan, terutama dalam mendeteksi tumor kecil dan tahap awal.
Metode Penelitian
Penelitian ini melibatkan 168 pasien HCC, 150 pasien dengan penyakit hati jinak, dan 153 orang sehat sebagai kontrol. Kadar serum PIVKA-II diukur dan dibandingkan menggunakan enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Analisis kurva ROC digunakan untuk mengevaluasi nilai diagnostik PIVKA-II dan perannya dalam melengkapi AFP. Hubungan antara kadar PIVKA-II dan karakteristik klinikopatologis juga dianalisis untuk menilai nilai PIVKA-II dalam memprediksi perkembangan dan prognosis HCC. Selain itu, perbandingan kadar PIVKA-II sebelum dan sesudah operasi dilakukan pada 89 pasien HCC untuk mengevaluasi efek kuratif bedah.
Hasil Penelitian
Kadar serum PIVKA-II pada pasien HCC secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan pasien penyakit hati jinak dan kontrol sehat. Kinerja PIVKA-II sebagai biomarker individual untuk diagnosis HCC sangat baik. Deteksi gabungan PIVKA-II dan AFP meningkatkan efisiensi diagnostik HCC, terutama pada pasien HCC yang negatif AFP.
Hubungan signifikan ditemukan antara kadar PIVKA-II dengan beberapa karakteristik klinikopatologis, termasuk ukuran tumor, tahap tumor, metastasis tumor, derajat diferensiasi, dan komplikasi. Setelah operasi, ekspresi PIVKA-II menurun secara signifikan, menunjukkan bahwa PIVKA-II dapat digunakan untuk mengevaluasi efek kuratif dari reseksi bedah.
Kesimpulan
PIVKA-II adalah biomarker serum yang menjanjikan untuk diagnosis HCC yang dapat digunakan sebagai pelengkap AFP. Diagnosis gabungan dari kedua penanda ini secara signifikan meningkatkan efisiensi diagnostik HCC. Kadar PIVKA-II pada pasien HCC terkait erat dengan karakteristik klinikopatologis yang mewakili penyebaran sel tumor dan/atau prognosis yang buruk. PIVKA-II dapat digunakan untuk mengevaluasi efek kuratif dari reseksi HCC.
Penulis : dr. Kemas Yakub Rahadiyanto, Sp.PK, M.KES ( Dokter Penanggung Jawab Laboratorium Medis Ahmad Dahlan Palembang)