Inspirasi Sehat

Penyakit EPILEPSI?

Thu, 22 Dec 2022
Epilepsi atau biasa disebut sebagai ayan merupakan penyakit saraf yang ditandai dengan gangguan aktivitas listrik otak yang berlebihan. Hal ini menyebabkan timbulnya kejang serta perubahan perilaku yang bersifat mendadak dan berulang. Epilepsi bisa disebabkan oleh beberapa hal yaitu kelainan pada struktur otak atau ketikdakseimbangan zat kimia dalam otak.
Epilepsi, membutuhkan perhatian, pemantauan dan penanganan kondisi yang tepat sehingga tidak menimbulkan komplikasi yang lebih berat pada penderita. Diperkirakan hingga saat ini 70 juta penduduk dunia mengalami epilepsi.

Faktor Risiko

Faktor risiko epilepsi banyak dikaitkan dengan proses perkembangan janin dalam kandungan, masalah dalam persalinan serta masalah setelah persalinan diataranya seperti riwayat sakit berat saat kehamilan, riwayat lahir tidak segera menangis, riwayat cidera otak, kejang demam, riwayat epilepsi dalam keluarga, stress, gangguan elektrolit (seperti rendahnya kadar gula darah/hipoglikemia, kadar natrium yang rendah/hiponatremia dan kadar kalsium darah yang rendah atau hipokalsemia), stroke, infeksi sistem saraf pusat otak, keganasan dan efek obat-obatan seperti antidepresan.
Diagnosis

Diagnosis epilepsi ditegakkan berdasarkan keluhan dan pemeriksaan oleh dokter. Pemeriksaan meliputi apakah adanya kelemahan otot, ada tidaknya gangguan pada otak serta pemeriksaan tambahan berupa EEG (Electroencephalography) serta pemeriksaan darah untuk mencari faktor risiko penyebab.
Komplikasi

Komplikasi epilepsi bisa berupa cidera kepala dan patah tulang akibat terjatuh saat kejang, kejang yang berlangsung lama sehingga menyebabkan terjadinya status epilepticus (kejang yang terus menerus atau berulang) dan berujung pada kematian.
Pertolongan pertama saat terjadi kejang

Tahap – tahap dalam pertolongan pertama saat kejang, antara lain:
• Jauhkan pasien dari benda - benda berbahaya (gunting, pulpen, kompor api dan lain – lain) serta tetap berada disamping pasien.
• Lokasikan pasien pada alas lembut terutama di bawah kepala agar hentakan saat kejang tidak menimbulkan cedera kepala dan kendorkan pakaian ketat atau kerah baju di lehernya agar pernapasan penderita lancar.
• Miringkan tubuh pasien ke salah satu sisi supaya cairan dari mulut dapat mengalir keluar dengan lancar dan menjaga aliran udara atau pernapasan.
• Pada saat pasien mengalami kejang, jangan menahan gerakan pasien. Biarkan gerakan sampai kejang selesai.
• Jangan masukkan benda apapun ke dalam mulut pasien, seperti memberi minum, penahan lidah.
• Setelah kejang selesai, tetap berada disamping penderita sampai kesadarannya pulih serta biarkan penderita untuk beristirahat.

Penulis: dr. Ni Made Ayu Andini Rahmawati (Dokter Konsultan Medis Laboratorium Klinik PRAMITA Jl. Diponegoro No. 148, Denpasar Bali)
Kembali ke indeks
Customer Service
Layanan Whatsapp
SAPA PRAMITA