Inspirasi Sehat
Semua
INFO PEMERIKSAAN
Parenting/Kesehatan Anak
LabPedia
Life Style
Kesehatan Wanita
Millenial
Info Kesehatan
Mitos/Fakta
Pentingnya Vitamin D DI era Pandemi COVID-19
Wed, 22 Sep 2021
Vitamin D merupakan Vitamin yang sangat penting untuk tubuh manusia. Vitamin ini larut dalam lemak. Bentuk yang paling banyak ditemukan didalam tubuh adalah Vitamin D3 (Kolekalsiferol) dan Vitamin D2 (Ergokalsiferol).
Fungsi Vitamin D adalah untuk membantu penyerapan dan menjaga kadar kalsium dan fosfat di dalam tubuh yang menjadi sumber utama pembentukan tulang dan gigi juga untuk fungsi saraf dan otot. Vitamin D berfungsi untuk pertahanan tubuh, kesehatan jantung dan sistim endokrin.
Kekurangan Vitamin D akan menyebabkan gejala seperti : kelemahan otot, nyeri tulang kronis yang berhubungan dengan fungsi saraf - otot, gangguan jantung - sistim metabolik, kelainan bentuk - penurunan kepadatan tulang/tulang mudah patah pada orang dewasa, tulang punggung melengkung, kelainan kerangka dan masalah gigi pada anak.
Di era pandemi COVID 19 ini, banyak penelitian – penelitian dilakukan yang menyimpulkan bahwa status vitamin D ternyata memiliki hubungan yang erat dengan mortalitas pasien COVID-19. Jika dibandingkan dengan pasien COVID-19 yang memiliki status kadar vitamin D yang normal, risiko kematian akan meningkat 10 - 12 kali pada pasien yang mengalami defisiensi vitamin D.
Vitamin D dapat pula mengurangi respons inflamasi terhadap infeksi SARS-CoV-2, dikarenakan vitamin D mampu berinteraksi dengan protein angiotensin-converting-enzyme 2 (ACE2) sebagai reseptor masuknya virus SARS-CoV-2. Dengan perkembangan – perkembangan lebih lanjut terkait vitamin D dan COVID-19, diketahui vitamin D dapat berperan dalam modulasi sistem imun dengan menghambat pengeluaran sitokin proinflamasi dan meningkatkan sitokin yang bersifat antiinflamasi.
Oleh sebab itu, di masa pandemi ini penting untuk memenuhi kebutuhan vitamin D, terutama vitamin D3. Vitamin D3 dapat dihasilkan pada lapisan kulit akibat dari kulit yang terpapar dengan sinar matahari juga dapat diperoleh dari asupan makanan ikan ikanan seperti ikan salmon, sarden, makerel. Kemudian untuk Vitamin D2 dapat diperoleh dari sayuran, ragi dan jamur.
Pemeriksaan Vitamin D diperlukan untuk mendeteksi dan menetapkan diagnosis kekurangan Vitamin D, memantau hasil pengobatan pemberian suplemen Vitamin D dan untuk mendiagnosis kelebihan atau hipervitaminosis D.
Pemeriksaan Laboratorium utama untuk mengetahui kadar Vitamin D dalam tubuh kita adalah Pemeriksaan 25-(OH)D total yang dapat dilakukan setidaknya setiap 6 bulan sekali.
Penulis : dr. Zulfikar Indra, M.Kes, Sp.PK (Dokter Penanggung Jawab Lab Klinik PRAMITA Cabang Jl. Garuda No. 79 Ruko 4-5 Mahakeret Barat Manado)
Fungsi Vitamin D adalah untuk membantu penyerapan dan menjaga kadar kalsium dan fosfat di dalam tubuh yang menjadi sumber utama pembentukan tulang dan gigi juga untuk fungsi saraf dan otot. Vitamin D berfungsi untuk pertahanan tubuh, kesehatan jantung dan sistim endokrin.
Kekurangan Vitamin D akan menyebabkan gejala seperti : kelemahan otot, nyeri tulang kronis yang berhubungan dengan fungsi saraf - otot, gangguan jantung - sistim metabolik, kelainan bentuk - penurunan kepadatan tulang/tulang mudah patah pada orang dewasa, tulang punggung melengkung, kelainan kerangka dan masalah gigi pada anak.
Di era pandemi COVID 19 ini, banyak penelitian – penelitian dilakukan yang menyimpulkan bahwa status vitamin D ternyata memiliki hubungan yang erat dengan mortalitas pasien COVID-19. Jika dibandingkan dengan pasien COVID-19 yang memiliki status kadar vitamin D yang normal, risiko kematian akan meningkat 10 - 12 kali pada pasien yang mengalami defisiensi vitamin D.
Vitamin D dapat pula mengurangi respons inflamasi terhadap infeksi SARS-CoV-2, dikarenakan vitamin D mampu berinteraksi dengan protein angiotensin-converting-enzyme 2 (ACE2) sebagai reseptor masuknya virus SARS-CoV-2. Dengan perkembangan – perkembangan lebih lanjut terkait vitamin D dan COVID-19, diketahui vitamin D dapat berperan dalam modulasi sistem imun dengan menghambat pengeluaran sitokin proinflamasi dan meningkatkan sitokin yang bersifat antiinflamasi.
Oleh sebab itu, di masa pandemi ini penting untuk memenuhi kebutuhan vitamin D, terutama vitamin D3. Vitamin D3 dapat dihasilkan pada lapisan kulit akibat dari kulit yang terpapar dengan sinar matahari juga dapat diperoleh dari asupan makanan ikan ikanan seperti ikan salmon, sarden, makerel. Kemudian untuk Vitamin D2 dapat diperoleh dari sayuran, ragi dan jamur.
Pemeriksaan Vitamin D diperlukan untuk mendeteksi dan menetapkan diagnosis kekurangan Vitamin D, memantau hasil pengobatan pemberian suplemen Vitamin D dan untuk mendiagnosis kelebihan atau hipervitaminosis D.
Pemeriksaan Laboratorium utama untuk mengetahui kadar Vitamin D dalam tubuh kita adalah Pemeriksaan 25-(OH)D total yang dapat dilakukan setidaknya setiap 6 bulan sekali.
Penulis : dr. Zulfikar Indra, M.Kes, Sp.PK (Dokter Penanggung Jawab Lab Klinik PRAMITA Cabang Jl. Garuda No. 79 Ruko 4-5 Mahakeret Barat Manado)