Inspirasi Sehat
Semua
INFO PEMERIKSAAN
Parenting/Kesehatan Anak
LabPedia
Life Style
Kesehatan Wanita
Millenial
Info Kesehatan
Mitos/Fakta
PEMERIKSAAN SKRINING KANKER
Tue, 1 Mar 2022
Kanker merupakan penyakit yang berbahaya dengan tingkat kematian yang tinggi bila terlambat dideteksi dan diterapi sedini mungkin.
Pemeriksaan awal atau skrining kanker adalah salah satu cara yang dilakukan untuk mengenali keberadaan kanker sebelum penderita mengalami gejala dari penyakit tersebut.
Pemeriksan ini dianjurkan untuk dilakukan secara berkala, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi terkena kanker, misalnya : ada riwayat keluarga kanker, perokok, terpapar radiasi atau bahan kimia karsinogenik, usia lanjut, obesitas, pernah terinfeksi virus (HPV, kepatitis B atau C), dan lainnya.
Skrining untuk berbagai jenis kanker berbeda-beda tergantung dari jenis kankernya. Penting bagi kita untuk mengetahui skrining apa yang harus kita lakukan berdasar jenis kanker yang ingin kita deteksi.
Tingkat pengetahuan yang tinggi disertai dengan kemajuan zaman dan teknologi saat ini, kanker dapat dideteksi secara lebih cepat. Saat ini sudah banyak ditemukan berbagai jenis pemeriksaan untuk mendukung terdiagnosisnya kanker lebih dini, diantaranya:
I. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
BEBERAPA PEMERIKSAAN TUMOR MARKER / PENANDA TUMOR
• Alfa Fetoprotein Protein (AFP), merupakan oncofetal protein yang secara normal diproduksi oleh jaringan hati janin dan yolk sac. Pada orang dewasa normal didapatkan dengan kadar yang rendah sekali. Pemeriksaan ini digunakan untuk penanda tumor terutama tumor hati. AFP akan meningkat pada penyakit cirrhosis hepatis dan hepatitis kronik aktif dan penyakit kanker lain seperti kanker lambung, usus besar, dan payudara.
• Carcino Embrionic Antigen (CEA), adalah protein yang normal didapatkan pada jaringan usus janin. Pemeriksaan ini digunakan untuk pemeriksaan penanda tumor terutama untuk tumor colorectal dan paru-paru. Selain itu peningkatan CEA juga dapat ditemukan meningkat pada kanker payudara, prostat, ovarium, pankreas, tiroid dan liver.
• Prostate Spesific Antigen (PSA), adalah pemeriksaan penanda kanker prostat, selain itu pemeriksaan PSA juga digunakan untuk monitoring respon terapi dan keberhasilan pengobatan kanker prostat. Seseorang dengan kadar PSA lebih dari 10 ng/ml mempunyai kemungkinan tinggi indikasi kanker prostat. Pemeriksaan ini terutama ditujukan bagi pria berusia lebih dari 40 tahun atau dengan riwayat keluarga pernah menderita kanker prostat.
• Ca 19-9, merupakan penanda tumor pankreas dan pemantauan terhadap pengobatan pada kanker kolorektal.
• CA 15-3, Cancer antigen 15-3 yang dipakai untuk identifikasi kanker payudara dan hasil pengobatannya.
• Ca-125, merupakan indikator kanker ovarium epitel non mucinous. Meningkat pada kanker ovarium. Digunakan juga untuk monitor terapi pada kanker ovarium.
• Suamous Cell Carcinoma (SCC), antigen diperoleh dari jaringan karsinoma sel squamousa dari serviks uteri. Umumnya juga meningkat pada pada keganasan sel squamosa dari paru, faring, laring, palatum, lidah, dan leher.
• Neuron Specific Enolase (NSE), dipakai untuk menilai perjalanan penyakit dan pengobatan dari keganasan small cell bronchial carcinoma (paru), neuroblastoma (syaraf), seminoma (testis).
• Human Chorionic Gonadotropin (HCG), merupakan hormon yang dihasilkan oleh plasenta. Normal meningkat pada kehamilan, tapi dapat meningkat pada keganasan mola hydatidosa, korioepitelioma, koriocarcinoma testis.
• Tes Darah Samar Feses (Faecal occult blood test), merupakan prosedur sederhana untuk mencari tanda awal kanker usus pada pasien tanpa gejala usus yang nyata. Dilakukan melalui pengambilan sampel feses dan pemeriksaan di laboratorium. Kanker usus seringkali memberikan tanda munculnya darah pada feses sebelum menimbulkan gejala lain seperti sakit perut, perdarahan dari anus, atau perubahan kebiasaan BAB.
• Pap Smear, merupakan prosedur untuk mendeteksi dini potensi terhadap kanker servix atau mulut rahim, dilakukan untuk melihat keberadaan sel kanker atau prakanker pada servix. Disarankan pada mereka yang berusia 21-65 tahun dan telah aktif melakukan hubungan seksual. Disarankan dilakukan setiap 1 tahun sampai 3 tahun sekali. Dilakukan dengan pengumpulan sampel jaringan dari leher rahim untuk kemudian diperiksa di laboratorium.
II. PEMERIKSAAN NON LABORATORIUM
• Mammografi : pemeriksaan radiologi yang ditujukan untuk melihat ada tidaknya kelainan yang mengarah pada kanker di kelenjar payudara dan jaringan di sekitarnya. Pemeriksaan menggunakan X-ray dan terutama ditujukan pada wanita diatas usia 35 atau 40 tahun. Pemeriksaan ini cukup sensitif untuk mendeteksi tanda awal kanker payudara. Selain kanker pemeriksaan ini dapat mendeteksi tumor jinak payudara, kista payudara, atau penumpukan kalsium (kalsifikasi) di jaringan payudara.
• Foto Rontgen : pemeriksaan penunjang menggunakan sinar-X untuk menampilkan kondisi bagian dalam tubuh mulai dari tulang, persendian, organ dalam tubuh (misalnya paru-paru).
• USG (Ultrasonografi), merupakan pemeriksaan menggunakan gelombang ultrasonik untuk menggambarkan struktur dari bagian dalam tubuh. Dapat digunakan untuk mengevaluasi bagian dalam tubuh seperti pembuluh darah, sendi, organ, otot, dan lain-lain.
PERSIAPAN PASIEN DAN BAHAN PEMERIKSAAN
• Sampel yang digunakan untuk pemeriksaan laboratorium adalah darah dari pembuluh darah vena, faeces dan untuk Papsmear dilakukan pengambilan jaringan servix.
• Tidak memerlukan persiapan khusus seperti puasa untuk pemeriksaan darah, akan tetapi untuk sebelum melakukan pemeriksaan pap smear, disarankan tidak berhubungan seksual ataupun mencuci vagina dengan pembersih vagina setidaknya selama 2-3 hari, agar hasil pemeriksaan Pap smear dapat lebih akurat. Pemeriksaan ini juga dianjurkan untuk dilakukan minimal 1 minggu setelah menstruasi terakhir.
Penulis : Dr. Odilia Lustriana (Dokter Konsulen Medis Lab Klinik PRAMITA Cabang Jl. M. Toha No. 163 Bandung)
Pemeriksaan awal atau skrining kanker adalah salah satu cara yang dilakukan untuk mengenali keberadaan kanker sebelum penderita mengalami gejala dari penyakit tersebut.
Pemeriksan ini dianjurkan untuk dilakukan secara berkala, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi terkena kanker, misalnya : ada riwayat keluarga kanker, perokok, terpapar radiasi atau bahan kimia karsinogenik, usia lanjut, obesitas, pernah terinfeksi virus (HPV, kepatitis B atau C), dan lainnya.
Skrining untuk berbagai jenis kanker berbeda-beda tergantung dari jenis kankernya. Penting bagi kita untuk mengetahui skrining apa yang harus kita lakukan berdasar jenis kanker yang ingin kita deteksi.
Tingkat pengetahuan yang tinggi disertai dengan kemajuan zaman dan teknologi saat ini, kanker dapat dideteksi secara lebih cepat. Saat ini sudah banyak ditemukan berbagai jenis pemeriksaan untuk mendukung terdiagnosisnya kanker lebih dini, diantaranya:
I. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
BEBERAPA PEMERIKSAAN TUMOR MARKER / PENANDA TUMOR
• Alfa Fetoprotein Protein (AFP), merupakan oncofetal protein yang secara normal diproduksi oleh jaringan hati janin dan yolk sac. Pada orang dewasa normal didapatkan dengan kadar yang rendah sekali. Pemeriksaan ini digunakan untuk penanda tumor terutama tumor hati. AFP akan meningkat pada penyakit cirrhosis hepatis dan hepatitis kronik aktif dan penyakit kanker lain seperti kanker lambung, usus besar, dan payudara.
• Carcino Embrionic Antigen (CEA), adalah protein yang normal didapatkan pada jaringan usus janin. Pemeriksaan ini digunakan untuk pemeriksaan penanda tumor terutama untuk tumor colorectal dan paru-paru. Selain itu peningkatan CEA juga dapat ditemukan meningkat pada kanker payudara, prostat, ovarium, pankreas, tiroid dan liver.
• Prostate Spesific Antigen (PSA), adalah pemeriksaan penanda kanker prostat, selain itu pemeriksaan PSA juga digunakan untuk monitoring respon terapi dan keberhasilan pengobatan kanker prostat. Seseorang dengan kadar PSA lebih dari 10 ng/ml mempunyai kemungkinan tinggi indikasi kanker prostat. Pemeriksaan ini terutama ditujukan bagi pria berusia lebih dari 40 tahun atau dengan riwayat keluarga pernah menderita kanker prostat.
• Ca 19-9, merupakan penanda tumor pankreas dan pemantauan terhadap pengobatan pada kanker kolorektal.
• CA 15-3, Cancer antigen 15-3 yang dipakai untuk identifikasi kanker payudara dan hasil pengobatannya.
• Ca-125, merupakan indikator kanker ovarium epitel non mucinous. Meningkat pada kanker ovarium. Digunakan juga untuk monitor terapi pada kanker ovarium.
• Suamous Cell Carcinoma (SCC), antigen diperoleh dari jaringan karsinoma sel squamousa dari serviks uteri. Umumnya juga meningkat pada pada keganasan sel squamosa dari paru, faring, laring, palatum, lidah, dan leher.
• Neuron Specific Enolase (NSE), dipakai untuk menilai perjalanan penyakit dan pengobatan dari keganasan small cell bronchial carcinoma (paru), neuroblastoma (syaraf), seminoma (testis).
• Human Chorionic Gonadotropin (HCG), merupakan hormon yang dihasilkan oleh plasenta. Normal meningkat pada kehamilan, tapi dapat meningkat pada keganasan mola hydatidosa, korioepitelioma, koriocarcinoma testis.
• Tes Darah Samar Feses (Faecal occult blood test), merupakan prosedur sederhana untuk mencari tanda awal kanker usus pada pasien tanpa gejala usus yang nyata. Dilakukan melalui pengambilan sampel feses dan pemeriksaan di laboratorium. Kanker usus seringkali memberikan tanda munculnya darah pada feses sebelum menimbulkan gejala lain seperti sakit perut, perdarahan dari anus, atau perubahan kebiasaan BAB.
• Pap Smear, merupakan prosedur untuk mendeteksi dini potensi terhadap kanker servix atau mulut rahim, dilakukan untuk melihat keberadaan sel kanker atau prakanker pada servix. Disarankan pada mereka yang berusia 21-65 tahun dan telah aktif melakukan hubungan seksual. Disarankan dilakukan setiap 1 tahun sampai 3 tahun sekali. Dilakukan dengan pengumpulan sampel jaringan dari leher rahim untuk kemudian diperiksa di laboratorium.
II. PEMERIKSAAN NON LABORATORIUM
• Mammografi : pemeriksaan radiologi yang ditujukan untuk melihat ada tidaknya kelainan yang mengarah pada kanker di kelenjar payudara dan jaringan di sekitarnya. Pemeriksaan menggunakan X-ray dan terutama ditujukan pada wanita diatas usia 35 atau 40 tahun. Pemeriksaan ini cukup sensitif untuk mendeteksi tanda awal kanker payudara. Selain kanker pemeriksaan ini dapat mendeteksi tumor jinak payudara, kista payudara, atau penumpukan kalsium (kalsifikasi) di jaringan payudara.
• Foto Rontgen : pemeriksaan penunjang menggunakan sinar-X untuk menampilkan kondisi bagian dalam tubuh mulai dari tulang, persendian, organ dalam tubuh (misalnya paru-paru).
• USG (Ultrasonografi), merupakan pemeriksaan menggunakan gelombang ultrasonik untuk menggambarkan struktur dari bagian dalam tubuh. Dapat digunakan untuk mengevaluasi bagian dalam tubuh seperti pembuluh darah, sendi, organ, otot, dan lain-lain.
PERSIAPAN PASIEN DAN BAHAN PEMERIKSAAN
• Sampel yang digunakan untuk pemeriksaan laboratorium adalah darah dari pembuluh darah vena, faeces dan untuk Papsmear dilakukan pengambilan jaringan servix.
• Tidak memerlukan persiapan khusus seperti puasa untuk pemeriksaan darah, akan tetapi untuk sebelum melakukan pemeriksaan pap smear, disarankan tidak berhubungan seksual ataupun mencuci vagina dengan pembersih vagina setidaknya selama 2-3 hari, agar hasil pemeriksaan Pap smear dapat lebih akurat. Pemeriksaan ini juga dianjurkan untuk dilakukan minimal 1 minggu setelah menstruasi terakhir.
Penulis : Dr. Odilia Lustriana (Dokter Konsulen Medis Lab Klinik PRAMITA Cabang Jl. M. Toha No. 163 Bandung)