Inspirasi Sehat

Pemeriksaan Penyakit Musiman

Wed, 24 Jan 2024

Dengan mengenali berbagai penyakit umum yang biasa terjadi di musim hujan,  membuat kita menjadi  lebih waspada dan lebih siap dalam penanganan dan pencegahannya. Sebelum melakukan pemeriksaan laboratorium, Dokter akan terlebih dahulu melakukan anamnesa untuk menanyakan keluhan yang diderita pasien, kemudian melakukan pemeriksaan fisik untuk mengecek kelainan - kelainan yang ditemukan. Untuk memastikan diagnosis,  barulah Dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang laboratorium. 

 

Pemeriksaan yang dapat dilakukan sebagai langkah deteksi dini  :

1. DEMAM BERDARAH DENGUE

      Ada beberapa jenis tes yang bisa dilakukan untuk memastikan diagnosis DBD (dengue), yaitu:

• Tes Darah Lengkap.  

    Dalam pemeriksaan ini, semua komponen darah akan dicek dan dihitung, untuk membantu penetapan diagnosis. Termasuk trombosit, plasma dan hematokrit.

• Tes NS1

    Di dalam virus dengue, terdapat protein yang bernama NS1 yang akan masuk ke darah saat terjadi infeksi. Tes NS1 dilakukan untuk mendeteksi keberadaan protein ini dalam darah. Tes ini direkomendasikan untuk dilakukan pada masa awal infeksi, yaitu hari ke 0 - 7.

• Tes IgM ELISA (Enzyme Linked Immunosorben Assay)

    Tes  bertujuan untuk mendeteksi keberadaan antibodi IgM dan IgG virus dengue pada pengidap DBD (dengue). Tes ini biasanya direkomendasikan untuk dilakukan setelah 5 hari sejak gejala muncul.

 

2. LEPTOSPIROSIS

       Untuk mendiagnosis leptospirosis, Dokter akan menanyakan keluhan dan gejala yang dialami pasien, serta riwayat penyakit pasien. Dokter juga akan bertanya mengenai riwayat perjalanan, kondisi tempat tinggal pasien dan aktivitas yang dilakukan pasien selama 14 hari ke belakang. Tes yang dapat dilakukan adalah : 

• Tes darah :  memeriksa fungsi hati, fungsi ginjal dan kadar sel darah putih

• Tes Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) atau rapid test, untuk mendeteksi antibodi di dalam tubuh 

• Polymerase Chain Reaction (PCR), untuk mendeteksi keberadaan materi genetik bakteri Leptospira di dalam tubuh

• Tes aglutinasi mikroskopik (MAT), untuk mengonfirmasi keberadaan antibodi yang secara spesifik terkait dengan bakteri Leptospira

• Pemindaian dengan CT Scan atau USG, untuk melihat kondisi organ yang mungkin terkena dampak peradangan akibat infeksi leptospirosis

• Kultur darah dan urine, untuk memastikan keberadaan bakteri Leptospira di dalam darah dan urine.

 

3. DEMAM TYPOID

      Pemeriksaan penunjang merupakan metode diagnostik utama demam tifoid. 

• Kultur Gall  merupakan standar utama diagnosis demam tifoid. Metode penanaman khusus pada media tertentu yang khusus untuk pertumbuhan kuman Salmonella typhi.  

• Pemeriksaan Widal adalah pemeriksaan serologis untuk mendeteksi antibodi terhadap antigen O (permukaan) dan H (flagellar) salmonella. Titer antibodi yang menjadi rujukan tidak sama untuk setiap daerah endemik, umumnya titer O 1:320 dapat menjadi penunjang kuat diagnosis demam tifoid. 

• Pemeriksaan Tubex adalah uji aglutinasi semikuantitatif kompetitif untuk mendeteksi antibodi IgM terhadap O-9 S.typhi antigen lipopolisakarida yang muncul pada hari ke 3-4 demam sehingga dapat digunakan sebagai deteksi dini demam tifoid.

 

4. DIARE

      Adalah suatu kondisi ketika pengidapnya buang air besar (BAB) lebih sering dari biasanya. Seseorang bisa dikatakan mengalami diare bila yang bersangkutan BAB sebanyak tiga kali atau lebih dalam satu hari. Untuk diagnosis penyebab diare, pemeriksaan yang dilakukan adalah : 

• Pemeriksaan feses, untuk memeriksa bakteri atau parasit yang menyebabkan diare

• Tes darah, untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi akibat diare dan mendeteksi penyakit lain yang dapat menyebabkan diare.

 

5. ISPA

      Pemeriksaan ini akan dimulai ketika seseorang mengalami gangguan pernapasan. Di sini Dokter akan memeriksa gejala dan penyakit lain yang pernah di alami. Selanjutnya, Dokter akan melihat kondisi hidung, telinga dan tenggorokan untuk mendeteksi kemungkinan infeksi. Dokter akan mendiagnosis ISPA dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang  seperti:

 

• Pemeriksaan hematologi lengkap.

• Pengambilan sampel dahak 

• X-ray  thorax atau CT scan paru  untuk menilai kondisi paru-paru.

 

Penulis : dr. Luh Ayu Krisnayanti Darma (Dokter Konsultan Medis Laboratorium Klinik PRAMITA Jl.  Pajajaran No. 86 Bandung)

Kembali ke indeks
Customer Service
Layanan Whatsapp
SAPA PRAMITA