Inspirasi Sehat
Semua
INFO PEMERIKSAAN
Parenting/Kesehatan Anak
LabPedia
Life Style
Kesehatan Wanita
Millenial
Info Kesehatan
Mitos/Fakta
PEMERIKSAAN PADA GANGGUAN PENCERNAAN
Tue, 10 May 2022
Pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat sistem pencernaan diantaranya adalah pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan feses dan pemeriksaan non laboratorium : rontgen dan ultrasonografi (USG).
Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut bisa membantu menegakkan diagnosis, menentukan lokasi kelainan dan langkah pengobatan penyakit pada sistem pencernaan.
A. Pemeriksaan Laboratorium
• PEMERIKSAAN FESES
Pemeriksaan feses diperlukan untuk mendeteksi penyakit atau gangguan pada sistem pencernaan juga untuk memeriksa keberadaan darah, gula, lemak, mikoorganisme penyebab infeksi, cairan empedu, dan sel darah putih, serta untuk mengukur tingkat keasaman pada sampel tinja.
Pemeriksaan feses terbagi ke dalam dua jenis, yaitu:
• Tes darah samar atau fecal occult blood test (FOBT), untuk menemukan ada atau tidaknya darah di tinja dengan menggunakan zat kimia.
• Kultur feses, untuk mendeteksi keberadaan bakteri yang menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan.
Indikasi Pemeriksaan Feses
Dokter akan melakukan pemeriksaan feses pada pasien yang diduga mengalami kondisi berikut:
• Alergi atau peradangan di saluran pencernaan, seperti alergi susu pada bayi
• Infeksi, baik yang disebabkan oleh bakteri, jamur, cacing, maupun virus, yang menyerang saluran pencernaan
• Gangguan pencernaan gizi atau sindrom malabsorbsi
• Perdarahan di dalam saluran pencernaan.
Selain itu, pemeriksaan feses juga dilakukan untuk:
• Mengetahui penyebab gejala gangguan saluran cerna, seperti mual, muntah, diare, perut kembung, nyeri atau kram perut, BAB berlendir, dan demam.
• Mendeteksi kanker atau polip prakanker pada usus besar, dengan melihat ada atau tidaknya darah pada tinja.
• Mengidentifikasi penyakit liver, pankreas, atau saluran pencernaan, dengan memeriksa kadar enzim pada tinja pasien.
B. Pemeriksaan Non Laboratorium
• RONTGEN / Foto Polos Perut.
Foto polos perut merupakan foto rontgen standar untuk perut, yang tidak memerlukan persiapan khusus dari penderita. Sinar X biasanya digunakan untuk menunjukkan:
a. Suatu penyumbatan
b. Kelumpuhan saluran pencernaan
c. Pola udara abnormal di dalam rongga perut
d. Pembesaran organ (misalnya hati, ginjal, limpa).
• USG PERUT
USG menggunakan gelombang udara untuk menghasilkan gambaran dari organ-organ dalam. USG bisa menunjukkan ukuran dan bentuk berbagai organ (misalnya hati dan pankreas) dan juga bisa menunjukkan daerah abnormal di dalamnya serta USG juga dapat menunjukkan adanya cairan. USG merupakan prosedur yang tidak menimbulkan nyeri dan tidak memiliki risiko.
Pemeriksa menekan sebuah alat kecil di dinding perut dan mengarahkan gelombang suara ke berbagai bagian perut dengan menggerakkan alat tersebut. Gambaran dari organ dalam bisa dilihat pada layar monitor dan bisa dicetak atau direkam dalam film video.
Penulis : dr. Iman Susanto (Dokter Konsultan Medis Laboratorium Klinik Pramita Jl. Samanhudi No. 21 Jakarta Pusat)
Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut bisa membantu menegakkan diagnosis, menentukan lokasi kelainan dan langkah pengobatan penyakit pada sistem pencernaan.
A. Pemeriksaan Laboratorium
• PEMERIKSAAN FESES
Pemeriksaan feses diperlukan untuk mendeteksi penyakit atau gangguan pada sistem pencernaan juga untuk memeriksa keberadaan darah, gula, lemak, mikoorganisme penyebab infeksi, cairan empedu, dan sel darah putih, serta untuk mengukur tingkat keasaman pada sampel tinja.
Pemeriksaan feses terbagi ke dalam dua jenis, yaitu:
• Tes darah samar atau fecal occult blood test (FOBT), untuk menemukan ada atau tidaknya darah di tinja dengan menggunakan zat kimia.
• Kultur feses, untuk mendeteksi keberadaan bakteri yang menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan.
Indikasi Pemeriksaan Feses
Dokter akan melakukan pemeriksaan feses pada pasien yang diduga mengalami kondisi berikut:
• Alergi atau peradangan di saluran pencernaan, seperti alergi susu pada bayi
• Infeksi, baik yang disebabkan oleh bakteri, jamur, cacing, maupun virus, yang menyerang saluran pencernaan
• Gangguan pencernaan gizi atau sindrom malabsorbsi
• Perdarahan di dalam saluran pencernaan.
Selain itu, pemeriksaan feses juga dilakukan untuk:
• Mengetahui penyebab gejala gangguan saluran cerna, seperti mual, muntah, diare, perut kembung, nyeri atau kram perut, BAB berlendir, dan demam.
• Mendeteksi kanker atau polip prakanker pada usus besar, dengan melihat ada atau tidaknya darah pada tinja.
• Mengidentifikasi penyakit liver, pankreas, atau saluran pencernaan, dengan memeriksa kadar enzim pada tinja pasien.
B. Pemeriksaan Non Laboratorium
• RONTGEN / Foto Polos Perut.
Foto polos perut merupakan foto rontgen standar untuk perut, yang tidak memerlukan persiapan khusus dari penderita. Sinar X biasanya digunakan untuk menunjukkan:
a. Suatu penyumbatan
b. Kelumpuhan saluran pencernaan
c. Pola udara abnormal di dalam rongga perut
d. Pembesaran organ (misalnya hati, ginjal, limpa).
• USG PERUT
USG menggunakan gelombang udara untuk menghasilkan gambaran dari organ-organ dalam. USG bisa menunjukkan ukuran dan bentuk berbagai organ (misalnya hati dan pankreas) dan juga bisa menunjukkan daerah abnormal di dalamnya serta USG juga dapat menunjukkan adanya cairan. USG merupakan prosedur yang tidak menimbulkan nyeri dan tidak memiliki risiko.
Pemeriksa menekan sebuah alat kecil di dinding perut dan mengarahkan gelombang suara ke berbagai bagian perut dengan menggerakkan alat tersebut. Gambaran dari organ dalam bisa dilihat pada layar monitor dan bisa dicetak atau direkam dalam film video.
Penulis : dr. Iman Susanto (Dokter Konsultan Medis Laboratorium Klinik Pramita Jl. Samanhudi No. 21 Jakarta Pusat)