Inspirasi Sehat
Semua
INFO PEMERIKSAAN
Parenting/Kesehatan Anak
LabPedia
Life Style
Kesehatan Wanita
Millenial
Info Kesehatan
Mitos/Fakta
PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA EPILEPSI
Thu, 22 Dec 2022
Sistem saraf merupakan sistem kompleks yang bertugas untuk mengatur setiap kegiatan pada tubuh kita, sifatnya disadari maupun tidak disadari, seperti denyut jantung, laju pernapasan, rangsangan, dan lainnya.
Gangguan pada sistem saraf dapat memunculkan berbagai gejala. Salah satunya adalah kejang dan hilangnya kesadaran. Kejang hingga hilangnya kesadaran bisa terjadi pada penyakit yaitu Epilepsi.
Namun, tidak semua keluhan kejang adalah Epilepsi.
Pemeriksaan secara mendalam berdasarkan wawancara, pemeriksaan oleh dokter dan pemeriksaan penunjang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis Epilepsi, diantaranya adalah :
1. Pemeriksaan laboratorium
Faktor risiko terjadinya epilepsi bisa disebabkan oleh adanya gangguan elektrolit (seperti rendahnya kadar gula darah/hipoglikemia, kadar natrium yang rendah/hiponatremia dan kadar kalsium darah yang rendah atau hipokalsemia).
Beberapa pemeriksaan berkaitan dengan faktor risiko diatas, seperti:
• Pemeriksaan darah lengkap
• Kadar Elektrolit (kalium, natrium, kalsium dan magnesium)
• Kadar Gula darah puasa dan 2 jam setelah makan
• Kadar Lemak (Lipid)
• Fungsi organ, seperti fungsi Hati (SGOT dan SGPT), fungsi ginjal (ureum dan creatinin)
• Faal hemostasis
• Albumin
• Pungsi lumbal, apabila dikaitkan dengan adanya infeksi sistem saraf pusat
• Prolaktin
2. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi dilakukan untuk mencari apakah terdapat gejala infeksi atau penyumbatan pada bagian saraf terutama pada otak. Pemeriksaan yang bisa dilakukan adalah :
• Rontgen Thorax
• MRI/CT Scan Kepala, berguna untuk mendeteksi lesi/fokus jaringan abnormal pada otak yang memicu terjadinya epilepsi seperti tumor otak.
3. Pemeriksaan Elektrodiagnosis
Pemeriksaan yang merupakan baku emas dalam mendiagnosis epilpesi adalah pemeriksaan EEG/ Electroencephalography. EEG adalah tes yang digunakan untuk mendeteksi aktivitas kelistrikan pada otak dengan menggunakan elektroda (logam kecil) yang diletakkan pada kulit kepala. Sel- sel pada otak kita bekerja dengan mengirimkan signal listrik yang akan selalu aktif biarpun dalam keadaan tidur, dimana aktivitas inilah yang akan direkam serta diotampilkan sebagai garis gelombang oleh alat EEG.
》Indikasi Pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1. Membedakan kejang yang disebabkan oleh epilepsi atau penyebab lain
2. Mempertimbangkan untuk menghentikan sementara pemberian obat antiepilepsi
3. Memonitor fungsi otak pada pasien yang dirawat di ruang intensive care/ICU
4. Menentukan prediksi perjalanan penyakit pada kondisi koma.
》Persiapan Pemeriksaan EEG*
Sebelum pemeriksaan EEG, disarankan berkonsultasi dengan Dokter dahulu mengenai obat apa saja yang boleh dikonsumsi. Selain itu, pastikan bahwa sudah mencuci rambut dan tidak menggunakan produk kondisioner/penataan rambut sesudah keramas atau produk spray atau gel pada rambut ketika pemeriksaan. Sebelum pemeriksaan juga tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi kafein dalam 24 jam sebelum pemeriksaan.
》Prosedur Pemeriksaan
1. Pasien akan diminta untuk berbaring/ duduk bersadar dengan rileks dan nyaman di meja/tempat tidur yang sudah tersedia
2. Kepala pasien akan diukur dan ditandai untuk lokasi pemasangan elektroda
3. Elektroda akan dipasang dan akan dihubungkan dengan kabel ke instrumen sehingga memperkuat gelombang dan dapat merekam aktivitas listrik
4. Pemeriksaan ini membutuhkan waktu 60 menit. Pasien juga akan direkam aktivitas listrik ketika sedang tidur, membuka dan menutup mata, perhitungan sederhana, membaca, melihat gambar, bernapas cepat dan dangkal, serta melihat cahaya dan lampu berkedip/ photic stimulation.
Catatan : pemeriksaan EEG ini dilaporkan hampir tidak ada sehingga merupakan pemeriksaan yang relatif aman untuk pasien. Namun pemeriksaan ini juga memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan pada kulit.
Penulis: dr. Ni Made Ayu Andini Rahmawati (Dokter Konsultan Medis Laboratorium Klinik PRAMITA Jl. Diponegoro No. 148, Denpasar Bali)
Gangguan pada sistem saraf dapat memunculkan berbagai gejala. Salah satunya adalah kejang dan hilangnya kesadaran. Kejang hingga hilangnya kesadaran bisa terjadi pada penyakit yaitu Epilepsi.
Namun, tidak semua keluhan kejang adalah Epilepsi.
Pemeriksaan secara mendalam berdasarkan wawancara, pemeriksaan oleh dokter dan pemeriksaan penunjang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis Epilepsi, diantaranya adalah :
1. Pemeriksaan laboratorium
Faktor risiko terjadinya epilepsi bisa disebabkan oleh adanya gangguan elektrolit (seperti rendahnya kadar gula darah/hipoglikemia, kadar natrium yang rendah/hiponatremia dan kadar kalsium darah yang rendah atau hipokalsemia).
Beberapa pemeriksaan berkaitan dengan faktor risiko diatas, seperti:
• Pemeriksaan darah lengkap
• Kadar Elektrolit (kalium, natrium, kalsium dan magnesium)
• Kadar Gula darah puasa dan 2 jam setelah makan
• Kadar Lemak (Lipid)
• Fungsi organ, seperti fungsi Hati (SGOT dan SGPT), fungsi ginjal (ureum dan creatinin)
• Faal hemostasis
• Albumin
• Pungsi lumbal, apabila dikaitkan dengan adanya infeksi sistem saraf pusat
• Prolaktin
2. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi dilakukan untuk mencari apakah terdapat gejala infeksi atau penyumbatan pada bagian saraf terutama pada otak. Pemeriksaan yang bisa dilakukan adalah :
• Rontgen Thorax
• MRI/CT Scan Kepala, berguna untuk mendeteksi lesi/fokus jaringan abnormal pada otak yang memicu terjadinya epilepsi seperti tumor otak.
3. Pemeriksaan Elektrodiagnosis
Pemeriksaan yang merupakan baku emas dalam mendiagnosis epilpesi adalah pemeriksaan EEG/ Electroencephalography. EEG adalah tes yang digunakan untuk mendeteksi aktivitas kelistrikan pada otak dengan menggunakan elektroda (logam kecil) yang diletakkan pada kulit kepala. Sel- sel pada otak kita bekerja dengan mengirimkan signal listrik yang akan selalu aktif biarpun dalam keadaan tidur, dimana aktivitas inilah yang akan direkam serta diotampilkan sebagai garis gelombang oleh alat EEG.
》Indikasi Pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1. Membedakan kejang yang disebabkan oleh epilepsi atau penyebab lain
2. Mempertimbangkan untuk menghentikan sementara pemberian obat antiepilepsi
3. Memonitor fungsi otak pada pasien yang dirawat di ruang intensive care/ICU
4. Menentukan prediksi perjalanan penyakit pada kondisi koma.
》Persiapan Pemeriksaan EEG*
Sebelum pemeriksaan EEG, disarankan berkonsultasi dengan Dokter dahulu mengenai obat apa saja yang boleh dikonsumsi. Selain itu, pastikan bahwa sudah mencuci rambut dan tidak menggunakan produk kondisioner/penataan rambut sesudah keramas atau produk spray atau gel pada rambut ketika pemeriksaan. Sebelum pemeriksaan juga tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi kafein dalam 24 jam sebelum pemeriksaan.
》Prosedur Pemeriksaan
1. Pasien akan diminta untuk berbaring/ duduk bersadar dengan rileks dan nyaman di meja/tempat tidur yang sudah tersedia
2. Kepala pasien akan diukur dan ditandai untuk lokasi pemasangan elektroda
3. Elektroda akan dipasang dan akan dihubungkan dengan kabel ke instrumen sehingga memperkuat gelombang dan dapat merekam aktivitas listrik
4. Pemeriksaan ini membutuhkan waktu 60 menit. Pasien juga akan direkam aktivitas listrik ketika sedang tidur, membuka dan menutup mata, perhitungan sederhana, membaca, melihat gambar, bernapas cepat dan dangkal, serta melihat cahaya dan lampu berkedip/ photic stimulation.
Catatan : pemeriksaan EEG ini dilaporkan hampir tidak ada sehingga merupakan pemeriksaan yang relatif aman untuk pasien. Namun pemeriksaan ini juga memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan pada kulit.
Penulis: dr. Ni Made Ayu Andini Rahmawati (Dokter Konsultan Medis Laboratorium Klinik PRAMITA Jl. Diponegoro No. 148, Denpasar Bali)