Inspirasi Sehat

Pemeriksaan Kanker Pada Wanita

Thu, 23 Feb 2023

Saat ini kanker pada wanita sudah menjadi topik yang banyak mendapatkan perhatian masyarakat khusus para wanita di Indonesia.


Kasus kanker pada wanita terutama adalah kanker payudara dan kanker serviks.  Pada 2020, jumlah kasus baru kanker payudara di Indonesia mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker, dengan jumlah kematian mencapai lebih dari 22 ribu jiwa. Sedangkan kanker serviks menempati urutan kedua terbanyak dengan jumlah 36.633 kasus atau 9,2% dari total kasus kanker di Indonesia.

 

Dengan semakin banyak ditemukan kasus kanker, maka tiap tanggal 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker sedunia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap kanker dan mendorong pencegahan, deteksi dan pengobatan kanker.

 

Mengenal 3 (tiga) Jenis Kanker Pada Wanita :

 

1. Kanker payudara

      Mendeteksi terjadinya kanker pada wanita secara khusus, dilakukan melalui beberapa pemeriksaan, antara lain:

 

    A Pemeriksaan dini

           Biasa dilakukan untuk mendeteksi adanya kanker payudara, dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

 

2. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

Deteksi kanker payudara penting dilakukan sejak dini karena semakin cepat sel kanker ditemukan, semakin besar pula potensi kesembuhan. Cara ini dilakukan untuk mengetahui ada-tidaknya benjolan atau keanehan fisik pada payudara.

 

3. Pemeriksaan payudara klinis (SADANIS)

               SADANIS dilakukan oleh dokter, bertujuan untuk mengetahui bentuk, ukuran, warna dan tekstur payudara untuk mendeteksi kemungkinan kanker.

       Dokter akan memeriksa payudara dengan gerakan melingkar guna mendeteksi letak benjolan atau tumor pada payudara.  Selain di sekitar payudara, dokter juga akan memeriksa kelenjar getah bening pada ketiak dan bagian atas tulang     selangka.

 

  1. Pemeriksaan lanjutan

            ▪︎           Mammografi

                  Mammografi dilakukan dengan mengambil gambar jaringan payudara dengan sinar-X (rontgen) dosis rendah. Ketika mamogram menunjukkan jaringan abnormal, akan dilakukan tes untuk memastikan apakah jaringan abnormal tersebut kanker atau bukan. Tes ini direkomendasikan bagi wanita berusia lanjut sebagai salah satu cara deteksi dini kanker payudara.

            ▪︎           USG payudara

                  Merupakan tes kanker payudara dengan bantuan gelombang suara yang menampilkan gambar di layar komputer.  Pemeriksaan ini dapat mendeteksi perubahan pada payudara, seperti benjolan atau perubahan jaringan serta dapat membedakan apakah benjolan tersebut berisikan cairan (kista) atau benjolan padat.

    

          ▪︎MRI payudara

                Biasa dilakukan pada pasien yang terdiagnosis kanker payudara.  Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui ukuran kanker dan kemungkinan penyebaran kanker di bagian lain.

 

         ▪︎  Penanda tumor Ca 15-3

                Dipakai untuk mengidentifikasi kanker payudara dan monitoring hasil pengobatan. Pemeriksaan petanda tumor ini akan lebih sensitif bila digunakan bersama CEA.

 

          ▪︎Biopsi

               Biopsi payudara dilakukan ketika pemeriksaan fisik, mammografi atau tes kanker payudara lain menunjukkan adanya sel kanker.  Prosedur tes ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan yang dicurigai terdapat sel kanker di dalamnya. Sampel jaringan ini lantas diperiksa di laboratorium dengan mikroskop.

 

》》 Dalam ilmu kedokteran, ada empat jenis biopsi yang biasa dilakukan untuk memeriksa kemungkinan adanya kanker. Berikut empat macam pemeriksaan yaitu:

  • Fine-needle aspiration biopsy.
  • Core needle biopsy.
  • Surgical biopsy.
  •   Lymph nodes biopsy.

 

Pemilihan jenis biopsi ditentukan oleh dokter sesuai dengan kanker yang dicurigai.

 

  1. Kanker Serviks

      Kanker serviks dapat dideteksi dengan beberapa cara pemeriksaan, antara lain :

 

2. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)

      Merupakan pemeriksaan dini yang mudah dilakukan, sehingga mudah terjangkau dan dapat dilakukan di daerah perifer dengan memenuhi syarat sebagai berikut:

  • Sudah pernah melakukan hubungan intim
  • Tidak berhubungan intim minimal 24 jam sebelum pemeriksaan
  • Tidak sedang haid

       Diamati adanya perubahan warna pada jaringan serviks setelah mengoleskan asam asetat pada permukaan jaringan serviks.  Bila timbul beercak putih pada permukaan serviks menandakan adanya sel abnormal yang dicurigai adanya sel kanker serviks.

            Tingkat akurasi pemeriksaan ini mencapai 60%.

 

3. Pap smear

      Merupakan pemeriksaan sitologi yang sederhana, cepat dan tidak menyakitkan serta mempunyai tingkat sensitifitas sebesar 80%. Pemeriksaan ini dilakukan dengan pengambilan sampel lendir serviks oleh dokter yang kemudian akan diperiksa melalui mikroskop untuk melihat ada tidaknya kelainan atau ditemukannya sel abnormal yang dapat mengarah kepada kanker serviks.

Perempuan berusia 30-65 tahun disarankan menjalani pemeriksaan pap smear secara rutin, terutama yang telah melakukan hubungan intim. Untuk di Indonesia disarankan satu tahun sekali. Tanda seorang wanita memerlukan pap smear antara lain:

  • Mengalami keputihan yang warnanya kekuning-kuningan dan kehijauan disertai bau dan rasa gatal
  • Terjadi perdarahan seusai hubungan seksual
  • Terjadi perdarahan di luar jadwal menstruasi
  • Terlambat menstruasi tapi tidak ada tanda kehamilan
  • Nyeri ketika melakukan hubungan seksual

 

Persyaratan melakukan pap smear adalah:

  • Tidak  sedang menstruasi dan dilakukan 5 hari setelah menstruasi berakhir.
  • 2 hari sebelum melakukan pap smear tidak berhubungan seks, tidak membersihkan bagian dalam vagina (douching) dengan cairan apapun dan tidak memasukkan apapun ke dalam vagina, termasuk tampon, krim vagina, atau obat-obatan untuk vagina.

 

4. HPV DNA

            Pemeriksaan HPV DNA dilakukan dengan memeriksa materi genetik (DNA) Human Papilloma Virus pada sel serviks.

 

5. Kolposkopi

      Tindakan pemeriksaan inspeksi serviks dengan menggunakan alat kolposkop.

 

6. Biopsi serviks merupakan tindakan pengambilan sampel jaringan untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi di bawah mikroskop.

 

7. Kanker Ovarium

      Kanker ovarium jarang menimbulkan gejala pada stadium awal. Oleh sebab itu, kanker ovarium biasanya baru terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut atau sudah menyebar ke organ lain.

 

Pemeriksaan yang sering dilakukan untuk menegakkan diagnosi adalah:

1. Penanda tumor CA-125

           CA 125 adalah protein yang ditemukan pada permukaan sel kanker ovarium dan jaringan sehat tertentu. Kadar CA 125 lebih tinggi pada sekitar 80% pasien dengan kanker ovarium.  CA 125 dapat digunakan untuk memantau keberhasilan pengobatan dan mendeteksi kanker yang muncul Kembali.

2. USG Abdomen

              Metode awal yang dilakukan untuk mendeteksi kanker ovarium.

3. Biopsi

           Pada pemeriksaan ini, dokter akan mengambil sampel jaringan ovarium untuk diteliti di laboratorium.

 

Penulis : A. Andryani, dr.,Sp.PK (Dokter Penanggung Jawab Laboratorium Klinik PRAMITA Cabang Jl. Amir Mahmud No. 460 Cimahi)

Kembali ke indeks
Customer Service
Layanan Whatsapp
SAPA PRAMITA