Inspirasi Sehat

PEMERIKSAAN DISFUNGSI EREKSI KARENA DIABETES MELITUS

Wed, 15 Nov 2023

Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin.

Gejala tipikal yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak makan/ mudah lapar). Selain itu sering pula muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritus) dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.

Faktor risiko penyakit diabetes yang dapat dimodifikasi antara lain : kegemukan, kurang aktivitas fisik, dislipidemia, riwayat penyakit jantung, hipertensi (TD > 140/90 mmHg), serta diet tidak seimbang (tinggi gula, garam, lemak dan rendah serat).

Ketika terlalu banyak gula menetap dalam aliran darah untuk waktu yang lama, hal itu dapat mempengaruhi pembuluh darah, saraf, mata,  ginjal dan sistem kardiovaskular. Komplikasi termasuk serangan jantung dan stroke, infeksi kaki yang berat (menyebabkan gangren, dapat mengakibatkan amputasi), gagal ginjal stadium akhir dan disfungsi seksual. Pengidap diabetes akan memiliki faktor risiko yang lebih tinggi dalam mengalami disfungsi seksual. Sebab, tingginya kadar gula dalam darah dapat merusak fungsi alami pembuluh darah, sehingga dapat menimbulkan disfungsi ereksi. Disfungsi ereksi pada seorang pengidap diabetes terjadi karena adanya perubahan pada tubuh yang menyebabkan gangguan pada saraf dan pembuluh darah. Tingginya kadar gula dalam darah dapat merusak fungsi alami pembuluh darah, sehingga seseorang tidak dapat ereksi dengan maksimal.

Jika ingin mengetahui apakah Anda terkena diabetes atau tidak, sehingga bisa menghindari gangguan disfungsi ereksi khususnya bagi pria, bisa dilihat dari tes gula darah. Bukan hanya satu tes yang bisa dilakukan akan tetapi beberapa tes bisa menentukan tingkat gula dalam darah Anda.

- Ada istilah GDS (Gula Darah Sewaktu) yaitu tes gula darah yang dilakukan pada saat kapanpun walaupun sesudah makan. Hasilnya akan menggambarkan kadar gula darah. Jika hasil menunjukkan >200 mg/dl (11,1 mmol/L), maka sudah pasti orang tersebut menderita gula darah.

- Ada juga istilah GDP (Gula Darah Puasa), biasanya tes GDP dilakukan dengan sengaja dan untuk mengetahui kadar gula dalam darah setelah 8 sampai 10 jam tidak makan. Dianjurkan untuk dilakukan di pagi hari. Nilai GDP tidak boleh lebih dari 126 mg/dl (> 7.0 mmol/L) karena akan terindikasi diabetes. Selain pengukuran melalui tes gula darah, Hemoglobin glikat atau dikenal dengan nama (HbA1C) bisa menguji produksi selama 3 bulan terakhir. Jika menunjukkan lebih dari 6,5 % maka bisa diIdentikkan dengan Diabetes. Lalu ada juga metode pelitian TTGO ( Tes Toleransi Glukosa Oral). Walaupun berbeda tes, namun akurasinya sama. Tes ini mengharuskan untuk puasa terlebih dahulu dan 2 jam setelah minum, baru glukosa bisa diketahui. Jika nilai 2 jam setelah minum glukosa mencapai lebih besar atau sama dengan 200 mg/DL (11,1 mmol/L) maka seseorang terkena5 Diabetes.

 

Sumber:

https://p2ptm.kemkes.go.id/

https://www.herminahospitals.com/id/

 

Penulis : Dr. Melinda Rambing Kong (Dokter Konsultan Medis Laboratorium Klinik PRAMITA Jl. Garuda No. 79 Ruko 4-5 Mahakeret Barat, Manado)

Kembali ke indeks
Customer Service
Layanan Whatsapp
SAPA PRAMITA