Inspirasi Sehat
Pemeriksaan Alergi
Thu, 5 Sep 2024Mendiagnosis alergi makanan tidak semudah mendiagnosis penyakit lain. Sebab, seperti yang sudah disebutkan, gejala alergi makanan dapat bervariasi dari orang ke orang. Anda juga tidak selalu merasakan gejala yang sama setiap kali mengalami reaksi.
Reaksi alergi makanan tidak hanya memengaruhi satu bagian tubuh tertentu. Efeknya dapat dirasakan pada kulit, saluran pernapasan, saluran pencernaan, hingga sistem kardiovaskular. Kebanyakan alergi makanan sudah terlihat sejak kecil, tapi beberapa orang bisa saja mengembangkan alergi pada usia yang berbeda.
Terlepas dari fakta tersebut, Anda harus tetap segera berkonsultasi dengan dokter jika merasa ada kemungkinan memiliki alergi. Dokter akan memberikan penanganan serta informasi tentang pengendalian alergi sesuai penyebabnya.
Sebelum melakukan berbagai tes, Anda harus menjalani pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Terkadang reaksi alergi bisa muncul lebih lambat, sehingga sulit mengetahui makanan mana yang memicu alergi.
Saat pemeriksaan fisik, dokter mungkin akan menanyakan gejala yang Anda rasakan seperti apa saja reaksi yang muncul, berapa lama reaksi terjadi setelah mengonsumsi makanan, berapa banyak yang dikonsumsi, seberapa sering Anda mengalami reaksi, dan apakah reaksi muncul setiap kali Anda mengonsumsi makanan tertentu.
Dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan Anda dan keluarga untuk mengetahui adanya alergi lain atau kemungkinan alergi yang diturunkan, serta pola makan sehari-hari.
Namun, riwayat yang diberikan oleh pasien saja tidak bisa menjadi ukuran pasti dan sering kali sulit untuk ditafsirkan. Oleh karena itu, Anda harus menjalani pemeriksaan tambahan jika sudah dicurigai bahwa Anda memiliki alergi.
Berikut adalah tes alergi yang mungkin dilakukan untuk memastikan adanya alergi terhadap makanan tertentu:
Tes paparan alergen secara oral
Pada tes ini, dokter akan memberikan Anda makanan yang diduga menyebabkan alergi dalam jumlah kecil. Makanan juga bisa diberikan dalam bentuk kapsul. Nantinya, jumlah yang diberikan akan semakin banyak. Selama proses ini, dokter akan mengawasi untuk melihat adanya reaksi alergi yang muncul. Bila tidak ada reaksi alergi yang terjadi selama tes, maka makanan tersebut aman dan masih bisa Anda konsumsi dalam menu sehari-hari.
Tes kulit
Tes kulit alergi juga sering dijalani oleh pasien untuk menentukan diagnosis alergi makanan. Pada tes ini, dokter akan meletakkan sejumlah kecil ekstrak dari makanan penyebab alergi pada kulit punggung atau lengan bawah. Setelah itu, kulit ditusuk dengan jarum agar zat dari makanan tersebut masuk ke bawah kulit. Anda kemungkinan besar memiliki alergi terhadap zat yang sedang diuji jika mengalami benjolan atau merasakan gatal di sekitar area yang ditusuk. Meski demikian, adanya reaksi belum cukup untuk benar-benar mengonfirmasi alergi makanan.
Tes darah
Tes darah bertujuan untuk mengetahui respons sistem kekebalan Anda terhadap makanan tertentu dengan memeriksa antibodi imunoglobulin E (IgE) yang ada dalam darah. IgE adalah antibodi yang dihasilkan tubuh ketika terpapar dengan alergen yang nantinya akan menimbulkan reaksi berupa gejala alergi seperti gatal-gatal atau sakit perut. Saat pemeriksaan, perawat akan mengambil sampel darah dari vena di lengan menggunakan jarum kecil.
Diet eliminasi
Berbeda dari tes lainnya, diet eliminasi akan memakan waktu lebih lama karena menyangkut pola makan Anda sehari-hari. Pada diet ini, Anda harus mengeliminasi beberapa kelompok makanan yang dicurigai dapat menyebabkan alergi selama dua sampai enam minggu.
Anda tidak perlu melakukan persiapan khusus sebelum menjalani tes alergi makanan. Selain itu, tes yang dilakukan juga tidak bisa memprediksi seberapa parah alergi yang Anda miliki. Tes hanya akan mengetahui adanya kemungkinan alergi pada suatu makanan. Catatan ini akan membantu Anda dalam memberikan laporan yang lebih akurat saat menjalani pemeriksaan fisik dengan dokter.
Penulis : dr.Fatimah Bebi – dokter Pelayanan Medis Laboratorium Medis dan Klini Pramita Cabang Diponegoro Medan