Inspirasi Sehat

PANEL PEMERIKSAAN SISTEM PENCERNAAN

Thu, 8 Dec 2022
Saat Anda mengalami keluhan pada sistem pencernaan, dokter akan mencoba untuk menggali riwayat gejala Anda dan mengerucutkan pada beberapa kemungkinan diagnosis.
Pada beberapa kondisi, diperlukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut.
Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan:

A. Pemeriksaan Laboratorium :

1. Fungsi liver
Paramater yang umum digunakan untuk mengetahui fungsi liver diantaranya adalah :

Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) atau kini lebih dikenal Aspartat Aminotransferase (AST) adalah enzim yang dapat ditemukan pada jantung, hati, otot rangka, ginjal, otak, limfa, pankreas dan paru-paru. Nilai normal SGOT/AST berkisar antara 5-35 U/L. Jika terjadi peningkatan, dapat disebabkan karena kondisi gangguan pada organ-organ tersebut atau konsumsi obat tertentu.
Serum Glutamic Pyruvate Transaminase (SGPT) atau kini lebih dikenal Alanin Aminotransferase (ALT) banyak ditemukan di organ hati. Namun juga ditemukan pada otot, ginjal dan jantung. SGPT/ALT lebih spesifik sebagai parameter fungsi hati dibandingkan dengan SGOT/AST. Nilai normal SGOT/AST berkisar antara 5-35 U/L.
Selain itu, ada beberapa parameter lain yang dapat digunakan untuk menunjang pemeriksaan fungsi hati, seperti Alkalin Fosfatase (ALP), Gamma Glutamil Transferase (GGT), Bilirubin direk/indirek, albumin dan globulin. Pemeriksaan tersebut didasarkan atas indikasi medis dan pertimbangan dokter.

2. Pemeriksaan serologi Virus Hepatitis
Untuk menegakkan diagnosis hepatitis, ada banyak pemeriksaan serologi yang dapat dilakukan sesuai dengan kecurigaan jenis hepatitis yang diderita, seperti:
• Hepatitis A: IgM/IgG anti HAV
• Hepatitis B: HbsAg, IgM/IgG Anti HBc, AntiHBs, HBV DNA kuantitatif (PCR), HBeAg, AntiHBe
• Hepatitis C: IgM/IgG anti HCV, HCV RNA kuantitatif

3. Enzim pencernaan
• Amilase
Amilase adalah enzim yang dihasilkan oleh saliva (kelenjar ludah), pankreas, hati dan tuba falopi. Enzim ini berfungsi mengubah amilum menjadi gula supaya dapat dicerna lebih lanjut. Nilai normal berkisar antara 20-123 U/L. Peningkatan terjadi pada kasus peradangan pankreas, tukak lambung, peradangan kelenjar ludah dan lain – lainnya.

• Lipase
Penghasil utama lipase adalah pankreas. Enzim ini berfungsi untuk memecah asam lemak menjadi gliserol. Kadar normal antara 10-140 U/L. Peningkatan nilai lipase juga mengacu pada peradangan pankreas dan pada kasus pencernaan lainnya.

4. Urea Breath Test (UBT)
Pada kasus tukak lambung yang disebabkan oleh Helicobacter pylori, ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Salah satunya adalah Urea Breath Test. Bakteri Helicobacter pylori memiliki kemampuan memecah enzim urea menjadi amonia dan karbondioksida, sehingga diharapkan dapat terdeteksi melalui tes ini. Pasien akan diminta menelan urea, 30 menit kemudian pasien disuruh untuk mengeluarkan napas pada tempat khusus yang memiliki perangkap karbon. Pemeriksaan ini bersifat non invasif sehingga lebih banyak dipilih.

B. Pemeriksaan Non Laboratorium :

USG Upper dan Lower Abdomen
Pemeriksaan USG memanfaatkan gelombang ultrasound untuk mendeteksi adanya kelainan tubuh. Pemeriksaan USG sering dilakukan karena efektif, non invasif dan minim efek samping. Pemeriksaan USG pada perut terdiri dari 2 bagian yaitu upper (bagian atas) dan lower (bagian bawah). Organ utama pada pemeriksaan USG upper abdomen terdiri dari: Liver, kantung empedu, pankreas, limpa, ginjal kanan kiri, pembuluh darah perut (aorta abdominalis) dan lain sebagainya. Sedangkan pada pemeriksaan lower abdomen antara lain: kandung kemih, usus terutama usus buntu, kelenjar prostat pada pria, indung telur dan rahim pada wanita. Jika Anda merencanakan untuk pemeriksaan USG abdomen, maka dokter akan menyarankan untuk puasa 8-12 jam, dikarenakan makanan yang tidak tercerna dapat mengganggu pemeriksaan.

Penulis : dr. Eta Auria Latiefa, Dokter Konsultan Medis Laboratorium Klinik PRAMITA Jl. Cik Di Tiro No. 17 Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA
• Mayo Clinic (2020). Tests & Procedures. Ultrasound.
• Kementerian Kesehatan RI (2011). Pedoman Interpretasi Data Klinik
• Ricci C, Holton J, Vaira D. Diagnosis of Helicobacter pylori: invasive and non-invasive tests. Best Practice & Research: Clinical Gastroenterology 2007;21(2):299–313
Kembali ke indeks
Customer Service
Layanan Whatsapp
SAPA PRAMITA