Inspirasi Sehat
PANEL PEMERIKSAAN PANKREAS
Wed, 27 Dec 2023Pankreas memegang peranan krusial dalam tubuh manusia karena memiliki fungsi eksokrin yang menghasilkan beberapa enzim penting untuk membantu proses pencernaan seperti tripsin, kimotripsin, amilase dan lipase, serta memiliki fungsi endokrin dimana pankreas membuat dan melepaskan hormon insulin dan glukagon untuk mengontrol gula darah.
Diperlukan beberapa pemeriksaan guna menilai fungsi pankreas sebagai skrining awal kelainan pada pankreas.
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan :
1. Menilai Fungsi Umum Pankreas, dapat dilakukan pemeriksaan seperti:
A. USG (Ultrasonografi) Abdomen :
Pemeriksaan penunjang diagnostik menggunakan media gelombang suara (tanpa radiasi) untuk memeriksa kondisi visual organ di dalam rongga perut seperti pankreas, saluran empedu serta struktur saluran pencernaan lainnya. Melalui pemeriksaan USG abdomen, dapat dilakukan penilaian terhadap struktur anatomis pankreas termasuk kelainannya seperti ada tidaknya batu empedu maupun kondisi peradangan.
B. ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography)
ERCP merupakan kombinasi dari pemeriksaan endoskopi dan foto rontgen dengan cara memasukkan alat berupa selang tipis yang dilengkapi dengan kamera dan lampu di ujungnya yang dimasukkan melalui mulut pasien hingga ke ujung saluran empedu dan pankreas untuk mengambil gambar dan melihat kondisi saluran empedu dan pankreas secara lebih detail.
C. Carcinoembryonic antigen (CEA) dan Cancer antigen 19-9 (Ca 19-9)*
Pemeriksaan ini menjadi skrining adanya keganasan/penanda tumor pada pankreas. Dalam setting klinis pemeriksaan sering dikombinasikan dengan pemeriksaan lain untuk memantau pengobatan kanker, termasuk respon terhadap pengobatan dan kekambuhan, indikator dari jumlah atau ukuran kanker, menentukan prognosis, dan memperkirakan stadium kanker.
D. CT-Scan Pankreas
Melalui CT-Scan, pemeriksa dapat mendeteksi kelainan-kelainan pada pankreas, seperti kanker atau abnormalitas lain serta melakukan evaluasi apabila ditemukan peradangan pada pankreas.
E. MRI
Pemeriksaan ini bersifat non invasif untuk mendapatkan gambar
pankreas. Gambar tersebut memudahkan pemeriksa untuk memastikan ada tidaknya perubahan bentuk atau struktur kantung empedu.
2. Menilai Fungsi Endokrin Pankreas
Pemeriksaan fungsi endokrin pankreas erat kaitannya untuk menilai risiko terjadinya Diabetes Mellitus (DM). Untuk itu maka dapat dilakukan beberapa pemeriksaan seperti:
a. Pemeriksaan Glukosa Darah
Pemeriksaan yang dapat dilakukan seperti pemeriksaan Gula Darah Puasa (GDP), Gula Darah 2jam Post Prandial (GD2JPP) dan Penilaian Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). Salah satu kriteria diagnosis DM apabila ditemukan gejala klinis dan kadar glukosa darah sewaktu (GDS) > 200 mg/dL atau kadar glukosa darah puasa (GDP) ≥ 126 mg/dL atau Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) ≥ 200 mg/dL.
b. Pemeriksaan HbA1c
Pemeriksaan ini berfungsi untuk mengukur rata-rata jumlah sel darah merah atau hemoglobin yang berikatan dengan gula darah selama 3 bulan terakhir. Berikut adalah kategori hasil pemeriksaan HbA1c.
• HbA1c normal: <5,7%
• HbA1c prediabetes: 5,7-6,4%
• HbA1c diabetes: ≥ 6,5%.
3.Menilai Fungsi Eksokrin Pankreas
Fungsi eksokrin pankreas berhubungan dengan perannya dalam proses pencernaan melalui produksi beberapa enzim. Adapun pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah :
a. Amilase
Amilase dihasilkan oleh pankreas untuk mencerna amilum/karbohidrat. Kadar amilase di dalam serum meningkat pada radang pankreas akut (pankreatitis akut) dan biasanya diikuti oleh gejala yang timbul berupa nyeri hebat pada perut.
b. Lipase
Lipase adalah enzim yang dihasilkan oleh pankreas yang berfungsi mencerna lemak. Lipase akan meningkat di dalam darah apabila ada kerusakan pada pankreas. Peningkatan kadar lipase dan amilase terjadi pada permulaan penyakit pankreatitis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cleveland Clinic. Diagnostics & Testing. ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography); 2020.
2. Coban E, Samur M, Bozcuk H, Ozdogan M. The value of CEA dan CA 19-9 in Detecting Cancer in a Group of High Risk Subjects with Gastrointestinal Symptoms. The International Journal of Biological Markers; 2003.
3. Feldman M, et al. Gallstone disease. In: Sleisenger and Fordtran’s Gastrointestinal and Liver Disease: Pathophysiology, Diagnosis, Management. 10th ed. Philadelphia, Pa.: Saunders Elsevier; 2016.
4. Portincasa P, et al. Preventing a Mass Disease: The Case of Gallstone Disease: Role and Competence for Family Physicians; 2016.
Penulis: dr. Rosy Rahma Sari (Dokter Konsultan Medis Laboratorium Klinik PRAMITA Jl. Letjen. Hertasning, Ruko Pena Mas No. 3-4 Makassar)