Inspirasi Sehat
Panel Pemeriksaan Pada Sarkoidosis Jantung
Wed, 2 Aug 2023Panel Pemeriksaan pada SARKOIDOSIS JANTUNG
Penyakit sarkoidosis bisa mempengaruhi banyak sistem di seluruh tubuh, untuk itu diagnosisnya relatif rumit. Hanya sekitar 5 persen pasien sarkoidosis jantung yang menunjukkan gejala yang jelas.
Jadi dibutuhkan beragam tes untuk menegakkan diagnosis, di antaranya:
1. Ekokardiogram:
penggunaan teknologi gelombang suara untuk melihat abnormalitas pada otot jantung dan katup jantung
2. Elektrokardiogram (EKG):
pemeriksaan untuk mengidentifikasi gangguan pada irama detak jantung selain itu pada EKG juga dapat dijumpai adanya gangguan repolarisasi dan ectopic beats.
3. Monitor Holter:
pemantauan detak jantung secara terus-menerus dalam satu atau dua hari dengan alat khusus untuk mengetahui apakah iramanya tak normal.
4. Pencitraan Nuklir:
pemeriksaan 1 teknologi radioaktif untuk mengukur peradangan dan aktivitas jantung
5. Pencitraan Resonansi magnetik untuk melihat abnormalitas jantung
6.Biopsi:
pengambilan sampel jaringan untuk mengetahui keberadaan granuloma.
Pemeriksaan jaringan yang diambil melalui proses biopsi ini disebut pemeriksaan Histologi. Tujuan dari pemeriksaan histologi untuk menunjukkan adanya proses peradangan granulomatosa sel mononukleus.
Deteksi keterlibatan paru-paru pada sarkoidosis dapat dilakukan melalui biopsi pada bronkus yang dipandu ultrasound (endobronchial ultrasound-guided transbronchial needle aspirate/ EBUS-TBNA) serta biopsi trans dan endobronchial yang dapat menunjukkan adanya granuloma nonperkejuan tipikal.
Tes darah juga dapat dilakukan, untuk menghitung sel darah, kadar hormon serta memeriksa fungsi hati dan ginjal.
Pemeriksaan hitung jenis leukosit pada sarkoidosis dapat ditemukan limfopenia. Bila kondisi sarcoidosis melibatkan organ hepar maka pemeriksaan serum alkali fosfatase dan panel pemeriksaan fungsi hepar dapat menunjukkan peningkatan.
Pemeriksaan fungsi ginjal pada sarkoidosis dapat menunjukkan peningkatan ureum dan kreatinin pada darah, terutama bila sarkoidosis mempengaruhi organ renal. Pemeriksaan urinalisis pada kondisi sarkoidosis juga dapat menunjukkan hiperkalsiuria.
7. Tes fungsi paru : untuk mengukur volume dan kapasitas paru-paru.
8. Foto Rontgent dada : untuk mendeteksi granuloma atau jaringan paru- paru, serta pembesaran pada jantung atau kelenjar getah bening.
Pemeriksaan Rontgen toraks pada pasien sarkoidosis secara umum menunjukkan adanya limfadenopati hilus bilateral, nodul diseminata, dan air trapping. Interpretasi pada pemeriksaan Rontgen Toraks disesuaikan dengan scadding’s staging untuk sarkoidosis.
9. Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dilakukan pada pasien sarkoidosis untuk mendeteksi keterlibatan neurologis, medula spinalis, meningen, dan lesi pada hipofisis.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemindaian F(18)-fluorodeoxyglucose positron emission tomography (FDG-PET) seluruh tubuh dapat menilai aktivitas inflamasi pada pasien dengan gejala persisten tanpa peningkatan pada biomarker sarkoidosis. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi lesi ekstratoraks serta bermanfaat dalam mengidentifikasi granuloma tersembunyi dan reversibel pada pasien sarkoidosis
Penulis : Dr. Fatimah Bebi (Dokter Pelayanan Medis Laboratorium Klinik PRAMITA Cabang Jl. Diponegoro No. 37 Medan)