Inspirasi Sehat
Semua
INFO PEMERIKSAAN
Parenting/Kesehatan Anak
LabPedia
Life Style
Kesehatan Wanita
Millenial
Info Kesehatan
Mitos/Fakta
PANEL PEMERIKSAAN HIPERTENSI
Mon, 19 Dec 2022
Cara mengetahui adanya penyakit hipertensi adalah dengan melakukan pengukuran tekanan darah yang akurat di klinik atau menggunakan pengukuran tekanan darah di luar klinik untuk mendeteksi hipertensi jas putih dan hipertensi terselubung. Hipertensi jas putih adalah tekanan darah yang meningkat saat di klinik tetapi normal saat pengukuran di luar klinik. Hipertensi terselubung adalah tekanan darah yang normal saat pengukuran tekanan darah di klinik tetapi meningkat saat pengukuran di luar klinik.
Definisi Hipertensi adalah :
- Tekanan Darah Sistolik (TDS) ≥140 mmHg dan atau - Tekanan Darah Diastolik (TDD) ≥ 90 mmHg.
Melakukan pemeriksaan tekanan darah di luar klinik, jika fasilitas tersedia, dengan Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM) atau dengan Home Blood Pressure Monitoring (HBPM).
Perbedaan antara ABPM dan HBPM yaitu :
1. ABPM (Ambulatory Blood Pressure Monitoring) adalah metode pengukuran tekanan darah selama 24 jam termasuk saat tidur.
2. HBPM (Home Blood Pressure Monitoring) adalah pengukuran tekanan darah yang dilakukan sendiri di rumah atau di tempat lain di luar klinik. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat osilometer, dilakukan pada posisi duduk, dengan kaki menapak lantai, punggung bersandar di kursi atau dinding dan lengan diletakkan pada permukaan yang datar (meja, setinggi letak jantung). Tekanan darah diperiksa pada pagi dan malam hari. Pengukuran pagi hari dilakukan 1 jam setelah bangun tidur, setelah buang air kecil, belum sarapan tetapi sudah minum obat. Pada malam hari pengukuran tekanan darah dilakukan sebelum tidur. Pengukuran dilakukan minimal 2 kali setiap pemeriksaan dengan interval 1 menit. Hasil akhir merupakan rerata dari minimal 2 kali pemeriksaan dalam waktu 3 hari atau lebih (dianjurkan 7 hari) dengan membedakan hasil pengukuran pagi dan malam hari.
Hipertensi terutama pada tekanan darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan kerusakan target organ misalnya retinopati hipertensif, hipertrofi ventrikel kiri atau kerusakan ginjal sehingga perlu dilakukan pemeriksaan tambahan untuk melihat faktor risiko atau penyakit penyerta seperti :
• ECG
• Echocardiografi
• USG karotis
• USG abdomen
• Profil lemak
• Gula darah puasa, 2 Jam PP, HbA1c
• Mikroalbuminuria.
Penapisan dan deteksi hipertensi untuk semua orang di atas usia 18 tahun. Pada usia lebih dari 50 tahun, penapisan ditingkatkan seiring dengan meningkatnya angka kejadian hipertensi di usia tersebut. Untuk pemeriksaan HPBM dianjurkan menggunakan alat osilometer yang sudah divalidasi internasional dan dilakukan kalibrasi setiap 6 – 12 bulan sekali.
Penulis : dr. Dian Rahma Dewi, Dokter Konsultan Medis Laboratorium Klinik PRAMITA Jl. Aditywarman No. 73-75, Surabaya
Definisi Hipertensi adalah :
- Tekanan Darah Sistolik (TDS) ≥140 mmHg dan atau - Tekanan Darah Diastolik (TDD) ≥ 90 mmHg.
Melakukan pemeriksaan tekanan darah di luar klinik, jika fasilitas tersedia, dengan Ambulatory Blood Pressure Monitoring (ABPM) atau dengan Home Blood Pressure Monitoring (HBPM).
Perbedaan antara ABPM dan HBPM yaitu :
1. ABPM (Ambulatory Blood Pressure Monitoring) adalah metode pengukuran tekanan darah selama 24 jam termasuk saat tidur.
2. HBPM (Home Blood Pressure Monitoring) adalah pengukuran tekanan darah yang dilakukan sendiri di rumah atau di tempat lain di luar klinik. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat osilometer, dilakukan pada posisi duduk, dengan kaki menapak lantai, punggung bersandar di kursi atau dinding dan lengan diletakkan pada permukaan yang datar (meja, setinggi letak jantung). Tekanan darah diperiksa pada pagi dan malam hari. Pengukuran pagi hari dilakukan 1 jam setelah bangun tidur, setelah buang air kecil, belum sarapan tetapi sudah minum obat. Pada malam hari pengukuran tekanan darah dilakukan sebelum tidur. Pengukuran dilakukan minimal 2 kali setiap pemeriksaan dengan interval 1 menit. Hasil akhir merupakan rerata dari minimal 2 kali pemeriksaan dalam waktu 3 hari atau lebih (dianjurkan 7 hari) dengan membedakan hasil pengukuran pagi dan malam hari.
Hipertensi terutama pada tekanan darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan kerusakan target organ misalnya retinopati hipertensif, hipertrofi ventrikel kiri atau kerusakan ginjal sehingga perlu dilakukan pemeriksaan tambahan untuk melihat faktor risiko atau penyakit penyerta seperti :
• ECG
• Echocardiografi
• USG karotis
• USG abdomen
• Profil lemak
• Gula darah puasa, 2 Jam PP, HbA1c
• Mikroalbuminuria.
Penapisan dan deteksi hipertensi untuk semua orang di atas usia 18 tahun. Pada usia lebih dari 50 tahun, penapisan ditingkatkan seiring dengan meningkatnya angka kejadian hipertensi di usia tersebut. Untuk pemeriksaan HPBM dianjurkan menggunakan alat osilometer yang sudah divalidasi internasional dan dilakukan kalibrasi setiap 6 – 12 bulan sekali.
Penulis : dr. Dian Rahma Dewi, Dokter Konsultan Medis Laboratorium Klinik PRAMITA Jl. Aditywarman No. 73-75, Surabaya