Inspirasi Sehat
ODHA Dan Infeksi Oportunistik
Wed, 1 Dec 2021Sistem kekebalan pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dapat mengalami kerusakan yang cukup parah. Penurunan sistem kekebalan ini mengakibatkan ODHA sering mengalami sejumlah penyakit berat akibat infeksi oportunistik (IO). Umumnya IO akan menjadi lebih parah bila jumlah CD4 turun dibawah 200 sel/mm3 darah. Dengan disiplin pencegahan, pengobatan dan pemeriksaan laboratorium yang teratur, komplikasi akibat IO dapat dihindari.
Cara terbaik mencegah IO adalah dengan minum obat anti HIV secara teratur, agar sistem imun selalu terlindungi.
Disamping itu juga diperlukan upaya pencegahan lain, seperti :
- Mencegah pajanan dengan penyakit menular seksual lainnya
- Tidak berbagi dalam penggunaan jarum suntik, alat makan dan perlengkapan pribadi lain
- Membatasi paparan terhadap kemungkinan infeksi, termasuk tuberculosis, kuman di tinja, air liur atau kuman pada kulit hewan
- Tidak mengkonsumsi makanan yang tidak dimasak, termasuk telur setengah matang, susu mentah, keju, jus buah yang tak dipasteurisasi dan sayuran mentah.
- Tidak minum air yang belum diolah, termasuk minum air keran meskipun layak minum.
- Mewaspadai kemungkinan terpapar dengan IO di tempat kerja, di rumah dan pada saat liburan.
Infeksi yang sering terjadi pada ODHA :
- Kandidiasis
Kandidiasis disebabkan oleh infeksi jamur yang disebut Candida. Kandidiasis dapat terjadi pada kulit, kuku, dan selaput lendir di semua bagian tubuh. ODHA sering terkena kandidiasis, terutama mulut dan vagina. Kandidiasis baru dianggap sebagai IO jika menyebabkan infeksi parah atau terus-menerus di mulut atau vagina, atau bila berkembang sampai ke kerongkongan atau saluran pernapasan bagian bawah, seperti trakea, bronkus dan jaringan paru.
- Kanker serviks invasif
Kanker serviks dimulai dari serviks (leher rahim) dan bisa menyebar (menjadi invasif) ke bagian tubuh lainnya. Kanker serviks dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan serviks secara teratur.
- Kriptokokosis
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur Cryptococcus neoformans. Jamur ini biasanya masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan dan dapat menyebabkan pneumonia.
Kriptokokosis biasanya menyerang paru dan sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), tetapi dapat juga menyerang bagian tubuh lainnya.
- Cryptosporidiosis (Crypto)
Cryptosporidiosis adalah penyakit diare yang disebabkan oleh parasit kecil yang disebut Cryptosporidium.
Gejala yang ditimbulkan berupa kram perut dan diare berat yang bersifat kronis.
- Cystoisosporiasis
Sebelumnya dikenal sebagai isosporiasis. Infeksi ini disebabkan oleh parasit Cystoisospora belli (sebelumnya dikenal sebagai Isospora belli). Cystoisosporiasis dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau air yang terkontaminasi.
Gejala berupa diare, demam, sakit kepala, sakit perut, muntah, dan penurunan berat badan.
- Sitomegalovirus (CMV)
CMV dapat menginfeksi beberapa bagian tubuh dan menyebabkan pneumonia, gastroenteritis, ensefalitis, dan retinitis yang dapat mengancam penglihatan.
Orang dengan retinitis CMV akan mengalami gangguan penglihatan yang progresif. Retinitis CMV merupakan keadaan darurat medis karena dapat menyebabkan kebutaan.
- Ensefalopati karena HIV
Ensefalopati dapat terjadi pada infeksi HIV akut dan kronis. Penyebab pastinya tidak diketahui, namun diperkirakan karena infeksi otak oleh HIV dan reaksi radang yang diakibatkannya.
- Virus herpes simpleks (HSV)
HSV adalah virus yang umumnya tidak terlalu menimbulkan masalah bagi kebanyakan orang. HSV ditularkan melalui hubungan seksual atau dari ibu kepada bayinya pada saat kelahiran. Pada orang normal dengan sistem kekebalan yang normal, HSV bersifat laten (tidak aktif). Stres, trauma, infeksi lain, atau penurunan sistem kekebalan (seperti pada ODHA) dapat mengaktifkan virus laten dan selanjutnya akan timbul gejala. Infeksi HSV dapat menyebabkan timbulnya gelembung kecil berair didalam atau di sekitar mulut yang terasa nyeri, atau tukak yang terasa nyeri pada atau di sekitar alat kelamin atau anus.
Pada ODHA virus ini dapat menyebabkan infeksi pada bronkus, paru (pneumonia), dan kerongkongan (esofagitis).
- Histoplasmosis
Histoplasmosis disebabkan oleh jamur Histoplasma. Histoplasma sering berkembang di paru dan menimbulkan gejala yang mirip dengan flu atau pneumonia.
Pada ODHA yang sistem kekebalannya sangat lemah, penyakit ini dapat berlangsung lama dan menyebar ke seluruh tubuh. Kondisi ini disebut histoplasmosis diseminata progresif.
- Sarkoma Kaposi (SK)
SK disebabkan oleh virus yang disebut Kaposi's sarcoma herpes virus (KSHV) atau human herpes virus 8 (HHV-8). SK menyebabkan pembuluh darah kecil tumbuh tidak normal dan dapat muncul di seluruh bagian tubuh. Kelainan yang muncul berupa bercak pada kulit yang berbatas tegas berwarna merah muda atau ungu dengan penebalan atau bisa juga rata. SK dapat mengancam nyawa jika menyerang organ dalam tubuh, seperti paru, kelenjar getah bening, atau usus.
- Limfoma
Limfoma merujuk pada kanker kelenjar getah bening dan jaringan limfoid lainnya. Ada banyak macam limfoma, namun beberapa jenis dikaitkan dengan HIV, seperti limfoma non-Hodgkin dan limfoma Hodgkin.
- Tuberkulosis (TBC)
TBC disebabkan oleh bakteri yang disebut Mycobacterium tuberculosis. TBC dapat menyebar melalui udara ketika pengidap TBC batuk, bersin, atau berbicara. ODHA yang menghirup bakteri tersebut dapat terjangkit TBC paru.
Gejala TBC paru meliputi batuk, kelelahan, penurunan berat badan, demam, dan keringat malam.
- Mycobacterium avium complex (MAC)
MAC disebabkan oleh infeksi dari berbagai jenis mikobakteri:
- Mycobacterium avium
- Mycobacterium intracellulare
- Mycobacterium kansasii.
Bakteri ini hidup di lingkungan kita, termasuk di tanah dan partikel debu. Infeksi MAC dapat menyebar ke seluruh tubuh dan mengancam nyawa orang dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti ODHA.
- Pneumocystis pneumonia (PCP)
PCP adalah infeksi paru yang disebabkan oleh jamur Pneumocystis jirovecii. PCP terjadi pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah, termasuk ODHA.
Tanda pertama infeksi berupa sesak napas, demam tinggi, dan batuk kering.
- Radang paru
Pneumonia adalah infeksi pada salah satu atau kedua paru. Banyak mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur menjadi penyebab pneumonia.
Gejala berupa batuk (dengan lendir), demam, menggigil, dan kesulitan bernapas. Penyebab pneumonia yang paling sering dan acap kali mengancam jiwa ODHA adalah Streptococcus pneumoniae, atau disebut juga Pneumococcus. Oleh karena itu, ODHA dianjurkan untuk mendapat vaksin terhadap Streptococcus pneumoniae.
- Leukoensefalopati multifokal progresif
Penyakit otak dan sumsum tulang belakang yang langka ini disebabkan oleh virus JC (John Cunningham). Penyakit ini terlihat hampir secara eksklusif pada ODHA akibat sistem kekebalannya telah dirusak oleh HIV.
Gejala meliputi hilangnya kontrol otot, kelumpuhan, kebutaan, masalah bicara, dan perubahan kondisi mental. Penyakit ini sering berkembang secara progresif dan berakibat fatal.
- Septikemia salmonella
Salmonella masuk kedalam tubuh melalui makanan atau air yang terkontaminasi. Infeksi salmonella (salmonellosis) dapat menyerang semua orang dengan gejala rasa mual, muntah, dan diare. Salmonella septicemia yang terjadi pada ODHA adalah bentuk infeksi parah yang terjadi karena bakteri beredar ke seluruh tubuh akibat sistem imun lemah.
- Toksoplasmosis
Infeksi ini disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Parasit dibawa oleh hewan berdarah panas termasuk kucing, hewan pengerat, dan burung, kemudian ditularkan kepada manusia melalui kotoran (feses). Penularan terjadi bila menghirup debu atau makan makanan yang terkontaminasi parasit. Toksoplasma dapat ditemukan pada daging komersial, terutama daging merah dan babi, tetapi jarang pada unggas.
Infeksi dapat terjadi di paru, retina mata, jantung, pankreas, hati, usus besar, testis, dan otak.
Pada ODHA juga dikenal sindrom wasting karena HIV, yaitu kehilangan berat badan lebih dari 10% akibat diare, kelemahan dan demam yang berlangsung lebih dari 30 hari. Wasting terjadi karena hilangnya massa otot, meskipun sebagian dari penurunan berat badan dapat juga diakibatkan oleh hilangnya lemak. Sindroma ini terutama terjadi akibat infeksi opportunistik.
Penulis : dr. Tony Iman, Sp.PK, MARS (Dokter Penanggung Jawab Laboratorium Klinik PRAMITA Jl. Kelapa Dua Raya No. 18 Jakarta)