Inspirasi Sehat
Mengenal HIV & AIDS, Gejala & Penyebabnya
Tue, 28 Nov 2023Pada tahun 2023, kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Indonesia meningkat. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, penularan kasus didominasi oleh ibu rumah tangga mencapai 35%. Salah satu faktor penyebabnya dikarenakan pengetahuan akan pencegahan dan dampak penyakit yang rendah serta memiliki pasangan dengan perilaku seks yang berisiko.
Perlu diketahui bahwa HIV (human immunodeficiency virus) dan AIDS (Acquired Immune deficiency syndrome) adalah dua kondisi yang berbeda. HIV adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai penyakit. Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS, jadi AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV dan pada tahap ini kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Masa inkubasi adalah waktu dari terjadinya infeksi sampai munculnya gejala yang pertama pada pasien terinfeksi HIV sulit diketahui. Dari penelitian pada sebagian besar kasus dikatakan masa inkubasi rata-rata 5-10 tahun dan bervariasi sangat lebar, yaitu antara 6 bulan sampai lebih dari 10 tahun. Walaupun belum ada gejala, tapi yang bersangkutan telah dapat menjadi sumber penularan. Sekitar 30-50% dari mereka yang terinfeksi HIV akan memberikan gejala infeksi akut yang mirip dengan gejala infeksi mononukleosis, yaitu demam, sakit tenggorokan, batuk, mialgia, keringat malam dan keluhan nyeri telan, mual, muntah, diare. Pada saat ini dikatakan pasien sangat infeksius meskipun mungkin pemeriksaan sekarang ini antibodi HIV masih negatif. Tahap pertama adalah tahap infeksi akut, dan terjadi pada beberapa bulan pertama setelah seseorang terinfeksi HIV. Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi membentuk antibodi untuk melawan virus HIV dan selanjutnya akan diikuti fase kronik asimtomatik (tahap dua) yang lamanya bisa bertahun-tahun dan beberapa penderita tidak merasakan gejala apapun selama tahap ini. Fase ini mungkin terjadi replikasi lambat pada sel-sel tertentu dan laten pada sel-sel lainnya, tapi jelas bahwa aktivitas HIV tetap terjadi. Infeksi tahap laten yang terlambat ditangani, akan membuat virus HIV semakin berkembang. Kondisi ini membuat infeksi HIV memasuki tahap ketiga, yaitu AIDS. Ketika penderita memasuki tahap ini, sistem kekebalan tubuh sudah rusak parah, sehingga membuat penderita lebih mudah terserang infeksi lain.
Mengenai diagnosis, terdapat satu atau lebih gejala penyakit yang termasuk indikator AIDS, meliputi:
• Berat badan turun tanpa diketahui sebabnya, penurunan lebih dari 10%
• Berkeringat di malam hari.
• Bercak putih di lidah, mulut, kelamin, dan anus.
• Bintik ungu pada kulit yang tidak bisa hilang.
• Demam yang berlangsung lebih dari 1 bulan (kontinyu atau intermiten)
• Diare kronis lebih dari 1 bulan
• Gangguan saraf, seperti sulit berkonsentrasi atau hilang ingatan.
• Infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau vagina.
• Mudah memar atau berdarah tanpa sebab.
• Mudah marah dan depresi.
• Ruam atau bintik di kulit.
• Sesak napas.
• Tubuh selalu terasa lemah.
• Batuk lebih dari 1 bulan
• Limfadenopati generalisata
• Kandidiasis oro faring
• Herpes zoster recurrens
dan pemeriksaan laboratorium (tes HIV) sebagai bukti adanya infeksi HIV.
Penularan HIV diketahui dapat melalui :
1. Dari ibu yang terinfeksi HIV pada bayinya selama kehamilan, saat melahirkan atau saat menyusui
2. Hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi HIV
3. Transfusi darah atau produk darah lainnya (yang terkontaminasi virus HIV)
4. Menggunakan jarum bersama yang terinfeksi HIV, seperti jarum suntik, alat tindik, alat tattoo
Sedangkan HIV tidak menular melalui :
1. Tinggal serumah dengan orang yang terinfeksi HIV
2. Bersentuhan, berpelukan dan berjabat tangan dengan orang yang terinfeksi HIV
3. Menggunakan alat makan dan minum, pakaian dan toilet bersama orang yang terinfeksi HIV
4. Air liur
5. Gigitan nyamuk/serangga
6. Berenang bersama orang yang terinfeksi HIV
Pencegahan penularan HIV dapat dilakukan dengan cara ABCDE:
• A: Abstinence – Absen seks atau tidak melakukan hubungan seks berisiko atau yang belum menikah
• B: Be faithfull – Bersikap saling setia dengan pasangan
• C: Condom – Cegah penularan HIV melalui hubungan seksual dengan menggunakan kondom
• D: no Drug – Dilarang menggunakan narkoba dan menghindari penggunaan jarum suntik tidak steril secara bergantian
• E: Education – Pemberian edukasi dan informasi yang benar mengenai HIV, salah satunya di layanan kesehatan terdekat.
Sumber :
• Parwati T, Bakta M, Purwadi N, Suta negara D. Laporan kasus AIDS. Majalah Kedokteran Indonesia 1988.
• Arjatmo Tjokronegoro, Hendra utama. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ketiga, FKUI, Jakarta, 1996
Penulis : Lely nurhayati, dr (Dokter Pelayanan Medis Laboratorium Klinik PRAMITA cabang Surabaya Mulyosari)