Inspirasi Sehat
Medical Check-Up Menjelang Ramadan
Wed, 6 Mar 2024Menjelang bulan suci Ramadhan, tentunya harus ada berbagai macam persiapan menuju bulan yang penuh berkah bagi seluruh umat muslim diseluruh dunia. Salah satunya yaitu dengan mempersiapkan kesehatan. Menjaga kesehatan tubuh merupakan hal yang penting dilakukan, terutama di bulan Ramadhan agar tubuh tetap kuat untuk melakukan berbagai aktivitas seharian selama berpuasa. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin (medical check-up).
Berbagai macam pemeriksaan kesehatan (medical check-up) yang dapat dilakukan menjelang bulan puasa yaitu:
1.Anamnesis dan Pemeriksaan fisik
Anamnesis atau keluhan pasien merupakan wawancara medis yang dilakukan oleh dokter terhadap pasiennya untuk memperoleh informasi mengenai kondisi yang sedang dialami oleh pasien agar dokter dapat menyimpulkan diagnosis penyakit dari pasien tersebut. Tujuan dari anamnesis adalah untuk mendapatkan informasi yang menyeluruh mengenai kesehatan pasien dan menjaga hubungan komunikasi yang baik antara dokter dan pasien secara profesional. Data anamnesis dikelompokkan menjadi enam bagian data penting, yaitu identitas pasien, riwayat penyakit sekarang (didahului dengan keluhan utama), riwayat penyakit dahulu, anamnesis sistem, riwayat kesehatan keluarga, dan riwayat pribadi terkait sosial, ekonomi, dan budaya.
Pemeriksaan fisik adalah salah satu prosedur yang biasa dilakukan dokter untuk mendiagnosis penyakit. Hasil pemeriksaan ini kemudian digunakan untuk merencanakan perawatan lanjutan. Pemeriksaan fisik biasanya dilakukan secara sistematis. Mulai dari kepala hingga kaki (head to toe) yang dilakukan dengan empat cara, yaitu inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Ruang lingkup pemeriksaan fisik terdiri dari:
- Antropometri: tinggi dan berat badan (indeks massa tubuh), lingkar tubuh.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui status gizi pasien yang terbagi menjadi underweight, normal, overweight, atau obese.
- Pemeriksaan tanda vital, seperti suhu, denyut nadi, kecepatan pernapasan, dan tekanan darah (tensi).
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengkaji hemodinamik dan keadaan umum pasien. Dalam keadaan puasa rentan akan terjadi tekanan darah rendah (hipotensi), sehingga pemeriksaan tensi dibutuhkan untuk mendeteksi kelainan tersebut.
- Pemeriksaan fisik head to toe atau pemeriksaan fisik persistem tubuh.
- Pemeriksaan mata. Untuk menilai apakah ada tanda-tanda anemis (tanda anemia/ kurang darah), atau mata cekung (tanda dehidrasi).
- Pemeriksaan gigi dan mulut. Untuk menilai apakah ada gigi carries/berlubang yang merupakan faktor resiko terjadinya bau mulut, atau apakah ada tanda-tanda bibir kering, iritasi/ peradangan pada area rongga mulut dan tenggorokan akibat dari kondisi mulut kering karena efek puasa.
- Pemeriksaan area kepala, THT, leher, dada, perut, ekstremitas, dan kulit. Pemeriksaan kulit berhubungan dengan penilaian tanda dehidrasi. Pasien dengan dehidrasi ringan biasanya turgor kulitnya masih baik, sementara pasien yang mengalami dehidrasi sedang dan berat dapat ditemukan turgor kulit yang menurun.
- Pemeriksaan keseimbangan. Untuk menilai apakah ada tanda-tanda pusing berputar/ vertigo.
2. Pemeriksaan Laboratorium
a) Hematologi lengkap
Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari Hemoglobin, Hematokrit, Lekosit, Hitung Jenis, Trombosit, LED, Eritosit, dan nilai-nilai MC. Pemeriksaan Hematologi merupakan pemeriksaan dasar yang digunakan secara luas sebagai pemeriksaan skrining awal. Dari pemeriksaan ini dapat menentukan penyakit infeksi/ tanda peradangan, kelainan darah seperti anemia, tanda dehidrasi (hematokrit), penyakit degeneratif, dan lainnya. Kadar hematokrit biasanya meningkat pada pasien dehidrasi.
b) Urine lengkap
Tes urin dilakukan guna memeriksa sampel urin pasien agar dokter dapat mendeteksi tanda-tanda dehidrasi yang dialami serta apa yang menjadi penyebabnya.
c) Panel Elekrolit (Na, K, Cl)
Panel Elektrolit (Na, K, Cl) adalah pemeriksaan paket yang mengukur kadar Natrium, Kalium dan Chlorida yang merupakan elektrolit utama dalam darah. Fungsi utama elektrolit adalah mengatur cairan tubuh, menghantar sinyal listrik pada saraf, mengatur kontraksi otot dan memelihara fungsi jantung. Ketidakseimbangan elektrolit merupakan salah satu komplikasi atau efek dari dehidrasi.
d) Tes fungsi ginjal (Ureum dan Serum Kreatinin)
Pemeriksaan fungsi ginjal merupakan prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui seberapa baik fungsi ginjal dalam bekerja. Prosedur ini juga akan mendeteksi adanya gangguan pada organ tersebut. Pada pasien dehidrasi, kadar ureum dan kreatinin dapat meningkat akibat hipoperfusi renal/ginjal.
e) Tes fungsi liver (SGOT dan SGPT)
Tes fungsi hati adalah tes darah yang digunakan untuk menilai kondisi kesehatan organ hati yang bisa dilakukan, baik secara rutin maupun ketika terjadi penyakit pada hati. Tes ini dilakukan dengan mengukur kadar SGOT dan SGPT dalam darah. Bila hasil pengukuran SGOT dan SGPT menunjukkan kadar yang tidak normal, maka kemungkinan besar terdapat penyakit hati atau kerusakan hati.
Selain itu, ada beberapa parameter lain yang dapat digunakan untuk menunjang pemeriksaan fungsi hati, seperti Alkalin fosfatase (ALP), Gamma Glutamil Transferase (GGT), Bilirubin direk/indirek, albumin dan globulin. Pemeriksaan tersebut didasarkan atas indikasi medis dan pertimbangan dokter.
f) Pemeriksaan Analisa Gas Darah
Pasien dengan dehidrasi berat dapat mengalami asidosis yang ditandai peningkatan kadar laktat dan penurunan kadar bikarbonat.
g) Pemeriksaan glukosa darah
Glukosa darah dibagi menjadi glukosa darah sewaktu, glukosa darah puasa, dan glukosa darah 2 jam setelah makan. Pada saat berpuasa dalam jangka waktu lama, tubuh rentan mengalami hipoglikemia. Diagnosis hipoglikemia ditegakkan berdasarkan pemeriksaan kadar glukosa plasma. Seseorang dapat dikatakan mengalami hipoglikemia jika kadar glukosa plasma di bawah 70 mg/dl. Selain itu dapat juga terjadi peningkatan kadar gula darah yang disebut hiperglikemia akibat kurangnya kontrol pola makan saat sahur dan berbuka, terutama pada individu yang sudah memiliki riwayat diabetes. Pada keadaan hiperglikemia ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah, yaitu GDP >125 mg/dl, GD 2 jpp >140 mg/dl, atau GDS >200 mg/dl.
h)IgM dan IgG Helicobacter pylori
Pemeriksaan IgM dan IgG Helicobacter pylori digunakan untuk membantu diagnosis penyebab penyakit gastritis (maag) dari kemungkinan infeksi oleh bakteri H. Pylori. Bakteri ini dapat menginfeksi lambung dan menyebabkan penyakit gastritis atau ulkus (luka) lambung. Pemeriksaan dilakukan dengan mendeteksi Immunoglobulin (antibodi) terhadap H.Pylori. Antibodi IgM merupakan petanda infeksi awal dari bakteri, sedangkan IgG ini akan meningkat 2 bulan setelah infeksi dan akan tetap bertahan lebih dari setahun paska pengobatan.
i) Helicobacter pylori stool Antigen
Tes ini bertujuan mengetahui infeksi bakteri H. pylori di saluran pencernaan yang merupakan penyebab maag/ gastritis. Tes ini bertujuan untuk mencari antigen bakteri H. pylori di feses. Antigen adalah zat yang memicu respons imun. Spesimen pemeriksaan ini dari tampung feses/ tinja pasien. Persiapan yang dapat dilakukan sebelum menjalani tes helicobacter stool antigen atau feses adalah menghentikan konsumsi beberapa obat yang rutin dikonsumsi selama dua minggu sampai sebulan sebelum pemeriksaan.
3. Pemeriksaan Non Laboratorium
a)Urea Breath Test
Pada kasus tukak lambung yang disebabkan oleh Helicobacter pylori, ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Salah satunya adalah Urea Breath Test. Bakteri Helicobacter pylori memiliki kemampuan memecah enzim urea menjadi amonia dan karbondioksida, sehingga diharapkan dapat terdeteksi melalui tes ini. Pasien akan diminta menelan urea, 30 menit kemudian pasien disuruh untuk mengeluarkan napas pada tempat khusus yang memiliki perangkap karbon. Pemeriksaan ini bersifat non invasif sehingga lebih banyak dipilih.
b) USG Upper dan Lower Abdomen
Pemeriksaan USG memanfaatkan gelombang ultrasound untuk mendeteksi adanya kelainan tubuh secara visual. Pemeriksaan USG sering dilakukan karena efektif, non invasif, dan minim efek samping. Pemeriksaan USG pada perut terdiri dari 2 bagian yaitu upper (bagian atas) dan lower (bagian bawah).
Organ utama pada pemeriksaan USG upper abdomen terdiri dari: Liver, kantung empedu, pankreas, limpa, ginjal kanan kiri, pembuluh darah perut (aorta abdominalis), dsb. Sedangkan pada pemeriksaan lower abdomen antara lain: kandung kemih, usus terutama usus buntu, kelenjar prostat pada pria, indung telur dan rahim pada wanita.
Jika Anda merencanakan untuk pemeriksaan USG abdomen, maka dokter akan menyarankan untuk puasa minimal 6 jam, dikarenakan makanan yang tidak tercerna dapat mengganggu pemeriksaan. Selain itu disarankan minum air putih 2 jam sebelum pemeriksaan dan pastikan kandung kemih terisi penuh saat pemeriksaan.
c) Electrocardiogram
Electrocardiogram atau dikenal juga dengan ECG atau EKG, adalah pemeriksaan ritme dan aktifitas kelistrikan jantung dalam keadaan istirahat. Pemeriksaan ini digunakan untuk investigasi gejala kemungkinan masalah jantung, seperti nyeri dada, palpitasi atau berdebar-debar, pusing, dan sesak napas. Pemeriksaan ECG ini juga dapat membantu menyingkirkan diagnosis untuk keluhan heart burn (dada terasa terbakar/panas) yang juga merupakan gejala yang serupa dari GERD (komplikasi gastritis/ maag).
Demikian pemeriksaan-pemeriksaan yang dapat dilakukan terkait keluhan selama berpuasa dan untuk sebagai skrining dalam persiapan menjelang puasa. Semua pemeriksaan tersebut telah tersedia pada layanan kesehatan di seluruh cabang Laboratorium Medis dan Klinik PRAMITA
Keywords : Persiapan Ramadhan,Menjaga Kesehatan Saat Puasa,Medical Check-Up Sebelum Puasa,Pemeriksaan Kesehatan Rutin,Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik,Pemeriksaan Laboratorium Saat Puasa,Hematologi Lengkap,Urine Lengkap,Panel Elektrolit,Tes Fungsi Ginjal,Tes Fungsi Hati,Analisa Gas Darah,Glukosa Darah,Helicobacter Pylori,Urea Breath Test,USG Abdomen,Electrocardiogram,Kesehatan Tiroid,Kesehatan Jantung,Skrining Kesehatan Ramadan
Penulis : dr. Ninda Ariesta ( Dokter Pelayanan Medis PRAMITA Lab Cabang Sultan Agung Yogyakarta)