Inspirasi Sehat
Macam Macam Medical Check Up Untuk Lansia
Thu, 27 Jun 2024Medical check-up adalah prosedur medis yang dilakukan untuk memeriksa kondisi kesehatan secara menyeluruh. Prosedur medis ini penting dilakukan oleh setiap individu, termasuk lansia. Untuk memantau kondisi kesehatan lansia, terdapat beberapa jenis medical check-up yang penting dilakukan, di antaranya sebagai berikut.
1. Pemeriksaan Status Gizi
Pemeriksaan status gizi merupakan salah satu prosedur medical check-up untuk lansia yang meliputi pemeriksaan tinggi badan, berat badan, dan body mass index (BMI). Pemeriksaan ini penting dilakukan sebagai cara deteksi dini malnutrisi, seperti kekurangan gizi atau obesitas yang rentan dialami oleh lansia.
2. Pemeriksaan Tekanan Darah
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan pada lansia yang umum terjadi. Kondisi ini perlu diwaspadai karena dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung hingga stroke. Selain itu, tekanan darah rendah (hipotensi) juga rentan terjadi pada lansia yang dapat menimbulkan sejumlah gejala, seperti pusing, nyeri kepala, lemas, hingga gangguan keseimbangan. Untuk meminimalkan risiko tersebut, lansia dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan tekanan darah secara rutin, yaitu minimal satu tahun sekali.
3. Pemeriksaan Fisik seperti
▪ Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
▪ Pemeriksaan Fungsi Pendengaran
▪ Pemeriksaan Rongga Mulut
▪ Pemeriksaan fisik atau jasmani saat medical check-up akan dilakukan secara menyeluruh mulai dari sistem kardiovaskular (skrining jantung dan pembuluh darah).
4. Pemeriksaan Kepadatan Tulang
Jenis medical check-up untuk lansia berikutnya adalah pemeriksaan kepadatan tulang atau bone mineral density (BMD). Skrining kesehatan ini menggunakan teknologi DEXA (DXA/Dual X-ray Absorptiometry), yaitu prosedur medis dengan tingkat radiasi rendah untuk memeriksa kepadatan tulang lansia serta deteksi dini osteoporosis.
5. Pemeriksaan Sistem Reproduksi dan Payudara
PSA prostat (prostate-specific antigen) merupakan salah satu tes laboratorium yang penting dilakukan oleh pria dewasa, termasuk lansia. Tes laboratorium ini dilakukan untuk deteksi dini gangguan prostat, seperti pembesaran prostat, infeksi saluran kemih, hingga kanker prostat. Sementara pada wanita, pemeriksaan sistem reproduksi dapat dilakukan melalui beberapa metode, yaitu pemeriksaan panggul, pap smear setiap 3 tahun sekali, dan tes HPV setiap 5 tahun sekali. Prosedur pemeriksaan ini bertujuan untuk mencegah risiko terjadinya kanker vagina dan kanker serviks.
6. Pemeriksaan Diabetes dan Panel Lipid
Salah satu jenis medical check-up untuk lansia yang penting dilakukan adalah skrining diabetes. Prevalensi diabetes meningkat seiring pertambahan umur. Prosedur pemeriksaan ini dapat dilakukan setiap 3 tahun sekali untuk mengontrol kadar gula darah di dalam tubuh dan mencegah risiko terjadinya diabetes pada lansia. Pemeriksaan kolesterol total menjadi salah satu jenis medical check-up untuk lansia yang dapat dilakukan untuk mengukur jumlah low-density lipoprotein (LDL), high-density lipoprotein (HDL), dan trigliserida. Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk mendeteksi potensi hipertensi, diabetes, penyakit jantung, hingga stroke yang kerap dialami lansia.
7. Elektrokardiogram (EKG)
Elektrokardiogram (EKG) adalah prosedur pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas listrik jantung. Prosedur ini umumnya dilakukan untuk memantau kecepatan dan ritme detak jantung pasien. Pemeriksaan EKG sebaiknya dilakukan minimal setiap dua sampai tiga tahun sekali untuk memantau kondisi jantung secara menyeluruh.
8. Pemeriksaan Penanda Tumor/Kanker
Setiap individu dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan atau skrining kanker kolorektal secara rutin, terutama mulai dari usia 45–75 tahun. Adapun beberapa metode pemeriksaan kanker kolorektal yang umum dilakukan adalah: sigmoidoskopi (5 tahun sekali) yang dibarengi dengan tes darah samar feses (setiap 3 tahun sekali), dan kolonoskopi (10 tahun sekali). Wanita berusia di atas 40 tahun juga disarankan untuk menjalani pemeriksaan payudara dan mammografi untuk skrining kanker payudara. Dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan tahunan apabila terdapat riwayat keluarga yang terkena kanker payudara.
9. Pemeriksaan Status Mental dan Kognitif
Pemeriksaan status kognitif dan kesehatan mental dilakukan untuk skrining demensia dan depresi pada lansia. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan modalitas sederhana seperti MMSE (Mini Mental State Examination) dan GDS (Geriatric Depression Scale).
Penulis: dr. Deni Ariani (Dokter Pelayanan Medis Laboratorium Klinik PRAMITA Jl. Kelapa Dua Raya No. 18 Jakarta)