Inspirasi Sehat

KENALI BERBAGAI GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN

Thu, 8 Dec 2022
Sistem pencernaan berfungsi untuk mencerna makanan yang masuk hingga dapat diserap oleh tubuh dan digunakan sebagai bahan bakar dalam metabolisme. Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar, hingga anus. Selain itu, ada pula hati, kantung empedu dan pankreas yang memiliki fungsi dalam membantu proses pencernaan walaupun tidak dilewati oleh makanan secara langsung.
Gangguan sistem pencernaan kerap kali timbul pada kebanyakan orang. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh infeksi, kenaikan asam lambung, perubahan pola makan dan lain-lain.
Berikut ini adalah beberapa gangguan yang dapat timbul pada sistem pencernaan:

1. Diare
Menurut definisi WHO, diare adalah kondisi buang air besar dengan konsistensi lebih cair dari biasanya, dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam periode 24 jam. Diare dapat disebabkan oleh infeksi mikroorganisme (bakteri, virus, parasit, protozoa), perubahan pola makan atau karena ketidakmampuan mencerna zat makanan tertentu. Hal yang perlu diwaspadai dari kondisi diare adalah rentan untuk terjadi dehidrasi, terutama pada anak-anak. Untuk itu, pemenuhan hidrasi cairan yang cukup pada pasien diare adalah hal yang sangat diperhatikan. Penggunaan antibiotik pada kasus diare hanya diberikan jika ada indikasi penyebab mengarah pada bakteri atau protozoa tertentu. Terkadang, diare juga dapat disertai dengan gejala penyerta seperti mual, muntah, perut kembung atau demam.

2. Sembelit (konstipasi)
Sembelit atau konstipasi adalah kondisi frekuensi buang air besar menjadi lebih jarang (kurang dari 3x dalam seminggu) dan disertai kesulitan BAB. Biasanya gejala yang timbul adalah BAB keras, harus mengejan saat BAB, merasa tinja sudah di ujung rektum namun tidak dapat keluar dan sebagainya. Hal ini bisa disebabkan oleh pola makan minim serat, kurang minum air putih atau penurunan gerakan usus. Untuk mencegah terjadinya sembelit, pastikan selalu konsumsi makanan berserat dan minum air putih yang cukup dalam sehari, jaga pola tidur dengan baik dan lakukan aktivitas fisik untuk dapat merangsang pergerakan usus secara normal.

3. Dyspepsia
Keluhan pada perut bagian ulu hati sering terjadi pada kebanyakan orang. Orang awam biasa menyebut dengan istilah “maag” yang berasal dari bahasa Belanda, artinya lambung. Dalam bahasa medis disebut dengan dyspepsia, yang berarti rasa tidak nyaman pada area perut. Keluhan pada lambung dapat timbul berupa nyeri perut ulu hati, perut terasa penuh (begah), mual, muntah, kembung, sering sendawa dan lain - lainnya. Hal ini dapat disebabkan karena asam lambung yang meningkat sehingga mengiritasi lapisan lambung atau karena pengosongan lambung yang terhambat. Selain itu juga bisa disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori atau konsumsi obat-obatan pereda nyeri jangka panjang yang dapat memicu terjadinya tukak lambung, yaitu adanya luka pada lapisan lambung dan usus 12 jari. Bagi Anda yang sering mengalami gejala ini, pastikan untuk selalu memperhatikan waktu makan, hindari makanan yang bersifat iritatif bagi lambung seperti kopi, makanan pedas, asam, santan, serta kelola stress dengan baik.

4. GERD (Gatroesofageal Reflux Disease)
GERD adalah suatu kondisi dimana asam lambung naik hingga ke kerongkongan. Kondisi ini disebabkan oleh melemahnya katup (sfingter) yang terletak di saluran kerongkongan bagian bawah. Pada kondisi normal, katup ini akan menutup apabila makanan sudah sampai di lambung untuk dicerna. Namun karena sfingter melemah dan juga dipengaruhi faktor lain seperti peningkatan tekanan perut (contoh ibu hamil), obesitas, posisi berbaring setelah makan, sehingga asam lambung ini naik hingga ke kerongkongan. Gejala yang ditimbulkan seperti rasa panas/terbakar di dada, sesak, rasa asam di belakang mulut, rasa mengganjal di tenggorokan dan batuk. Selain menghindari makanan yang bersifat iritatif bagi lambung, Anda yang memiliki gejala ini juga perlu mengatur jarak antara makan dengan tidur, minimal diberi jeda 2-3 jam. Selain itu, kurangi berat badan bagi Anda yang masuk dalam kategori obesitas.

5. Hepatitis
Hepatitis atau radang pada hati merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis. Ada banyak jenis virus hepatitis: A, B, C, D, E.
Uraian :
▪Hepatitis A disebabkan oleh virus Hepatitis A, menyebar melalui fecal-oral. Artinya, melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feses penderita yang mengandung virus hepatitis A. Secara umum, jenis hepatitis ini akan sembuh dengan sendirinya. Tentu menjaga higienitas dan sanitasi lingkungan yang baik menjadi kunci upaya pencegahan penyakit ini.
▪ Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B. Penularan dari penyakit ini melalui kontak langsung dengan cairan tubuh seperti darah, cairan vagina dan air mani.
▪Hepatitis C disebabkan oleh virus Hepatitis C. Mirip dengan hepatitis B, virus ini juga ditularkan melalui kontak cairan tubuh, seperti saat berhubungan seksual, penggunaan jarum suntik bergantian, transfusi darah atau proses persalinan ibu ke bayi.
▪Hepatitis D jarang terjadi, namun tidak dapat disepelekan. Penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis D ini tidak dapat terjadi tanpa adanya hepatitis B. Penularan pun mirip, yaitu melalui kontak cairan tubuh.
▪ Hepatitis E disebabkan oleh virus hepatitis E, menular melalui fecal-oral. Sama seperti hepatitis A, penyakit ini juga sering terjadi pada kondisi higienitas dan sanitasi yang buruk, contoh sumber air dan makanan.

Pada orang yang mengalami hepatitis, akan timbul gejala atau keluhan seperti nyeri perut kanan atas, demam, kulit dan mata kuning, mual muntah, lemas, feses berwarna pucat dan urin bewarna gelap. Perlu untuk perhatikan faktor risiko dari tiap jenis hepatitis supaya dapat terhindar, seperti penerapan pola hidup bersih dan sehat, tidak berganti-ganti pasangan seksual dan tidak menggunakan jarum suntik bergantian.

6. Ambeien/wasir (hemorrhoid)
Ambeien atau wasir adalah kondisi adanya pelebaran dan pembengkakan pembuluh darah vena pada area anus. Gejala yang dialami biasanya nyeri di anus, BAB berdarah, teraba benjolan di area anus dan sulit untuk duduk. Kasus ini banyak dipengaruhi oleh faktor sering mengejan, seperti pada kasus ibu melahirkan, orang yang sering BAB keras/sembelit dan lain - lainnya. Sebagai pencegahan, pastikan banyak konsumsi makanan berserat dan cukupi kebutuhan cairan setiap hari.

Penulis : dr. Eta Auria Latiefa, Dokter Konsultan Medis Laboratorium Klinik PRAMITA Jl. Cik Di Tiro No. 17 Yogyakarta.
Kembali ke indeks
Customer Service
Layanan Whatsapp
SAPA PRAMITA