Inspirasi Sehat
ISPA, kenali Tanda dan Bahayanya!!
Wed, 29 Mar 2023ISPA merupakan jenis penyakit Infeksi pada Saluran Pernafasan Akut yang bisa menyerang siapa saja, apalagi bila kondisi tubuh sedang menurun.
Penyakit ISPA disebabkan oleh virus, mengganggu saluran pernafasan atas/bawah dan biasanya menular.
WHO (2008) mendeskripsikan bahwa gejala ISPA bermacam-macam. Gejalanya berupa terjadinya demam, nyeri pada tenggorokan, flu dan hidung tersumbat, batuk kering dan gatal, batuk berdahak dan penyakit ini juga bisa menimbulkan komplikasi seperti radang paru dengan tanda-tanda terjadinya sesak napas. Pada bayi, bisa pula timbul bronkhiolitis (radang di saluran pernapasan halus di paru- paru) dengan gejala sesak dan napas berbunyi ngik-ngik. Selain itu, bisa pula terjadi laryngitis (peradangan pada daerah laring atau dekat pita suara) yang menimbulkan croup dengan gejala sesak saat menarik napas dan batuk menggonggong (barking cough).
Penyebab ISPA terdiri dari 300 jenis bakteri, virus dan rakhitis. Bakteri agen penyebab infeksi saluran pernapasan akut termasuk streptokokus, stafilokokus, pneumokokus, Haemophilus influenzae, Bordetella dan Corynebacterium, menyebabkan virus ISPA termasuk myxovirus, adenovirus, coronavirus, Picornavirus, Myxoplasma, Herpesvirus dan lain-lain.
Secara umum terdapat 3 (tiga) faktor risiko terjadinya ISPA, yaitu :
- Faktor lingkungan :
Pencemaran udara dalam rumah, ventilasi rumah, kepadatan hunian rumah.
2. Faktor individu anak :
Umur anak, berat badan lahir, status gizi, vitamin A, status imunisasi.
3. Faktor perilaku :
Faktor perilaku dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit ISPA pada
bayi dan balita dalam hal ini adalah praktik penanganan ISPA di keluarga baik yang
dilakukan oleh ibu ataupun anggota keluarga lainnya. Keluarga merupakan unit
terkecil dari masyarakat yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga,
satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi (Maryunani, 2012).
Beberapa perawatan yang dapat dilakukan pada pasien ISPA :
A. Perawatan ISPA di rumah
1) Pemberian Kompres
2) Memberikan minum yang lebih banyak pada anak
3) Istirahat tidur
4) Membersihkan jalan napas
a. Pemenuhan kebutuhan gizi pada penderita
b. Pemberian makan saat anak sakit
c. Pemberian makan setelah sembuh
d. Pemberian makan ketika anak muntah.
B. Pengobatan pada ISPA (menurut Depkes RI-2010)
- Pneumonia berat, dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotika melalui jalur infus diberi oksigen dan sebagainya.
- Pneumonia, diberi obat antibiotik melalui mulut.
- Bukan pneumonia, tanpa pemberian obat antibiotik, diberikan perawatan di rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan di dapat adanya bercak nanah disertai pembesaran kelenjar getah bening di leher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcus dan harus diberi antibiotik selama 10 hari.
Pustaka Acuan:
- WHO. Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang
cenderung menjadi epidemi dan pandemi di fasilitas pelayanan Kesehatan. 2007. Pedoman Interim WHO.
- Achamdi. ISPA Pembunuh Utama. 2012. Http://www.ppmplp.depkes.go.id
- Depkes RI. Riskesdas Indonesia Tahun 2010. Jakarta: 2010.
- Depkes RI. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
2002 . Jakarta
Penulis : Noerlia., dr (Dokter Pelayanan Medis Laboratorium Klinik PRAMITA Cabang Jl. Raya Ragunan No. P-3 Jakarta Selatan)