Inspirasi Sehat
Hikikomori: Ketika Dunia Hanya Selebar Kamar
Tue, 30 Jul 2024Halo, Sobat! Pernah dengar istilah 'Hikikomori'? Itu lho, gaya hidup yang bikin remaja-remaja kita seakan terkurung dalam dunia mereka sendiri, alias kamar. Di Jepang, fenomena ini udah jadi perbincangan hangat, dan kini, gaya hidup 'kamar-centric' ini mulai ngetren di kalangan remaja kita di Indonesia.
Apa Itu Hikikomori?
Hikikomori itu bukan nama makanan atau game baru, ya. Ini adalah kondisi di mana seseorang, khususnya remaja, memilih untuk 'mengunci' diri dari dunia luar dan menghabiskan waktu berhari-hari, bahkan bertahun-tahun, di kamar mereka . Mereka menghindari interaksi sosial dan lebih memilih kesendirian. Kayak kepompong yang enggan jadi kupu-kupu.
Kenapa Sih Hikikomori Bisa Terjadi?
Banyak faktor yang bisa jadi pemicu, mulai dari tekanan sosial, bullying, sampai kecemasan karena tuntutan hidup yang kayaknya nggak ada habisnya [5]. Di era digital ini, tekanan untuk tampil sempurna di media sosial juga bisa jadi salah satu biang keroknya. Remaja yang terjebak dalam Hikikomori sering merasa overwhelmed dan nggak mampu menghadapi ekspektasi yang ditumpuk-tumpuk oleh lingkungan sekitar.
Dampak Hikikomori bagi Remaja
Dampaknya tuh nggak main-main, lho. Bisa dari mulai depresi, kecemasan, sampai kesulitan dalam mengembangkan keterampilan sosial yang penting buat masa depan mereka . Belum lagi, bisa berpengaruh ke peluang karir yang mungkin jadi terbatas karena kurangnya pengalaman berinteraksi.
Yuk, Atasi Hikikomori!
Nggak ada masalah yang nggak bisa diatasi, kan? Untuk mengatasi Hikikomori, kita butuh kerjasama dari keluarga, teman, bahkan kadang perlu bantuan profesional seperti psikolog atau konselor . Yang penting, kita harus penuh empati dan sabar. Ingat, setiap orang punya waktu dan caranya sendiri untuk
'buka pintu'.