Inspirasi Sehat
Semua
INFO PEMERIKSAAN
Parenting/Kesehatan Anak
LabPedia
Life Style
Kesehatan Wanita
Millenial
Info Kesehatan
Mitos/Fakta
Gangguan Makan Kaum Milenial
Tue, 15 Dec 2020
Umumnya penyakit mental dialami oleh orang dewasa, namun di zaman now, gangguan mental lebih mudah terjadi pada generasi muda, atau yang disebut kaum milennial.
Tentu saja, ada banyak hal yang menyebabkan kondisi ini, seperti sering mengalami kejadian yang tidak menyenangkan yang berujung trauma, baik di lingkungan sekitar dan keluarga.
Trauma yang tidak teratasi ini terakumulasi dan menyebabkan stres. Sayangnya, tidak banyak orangtua yang menyadari anak mereka mengalami gangguan mental. Padahal, gejalanya mudah dikenali, seperti suasana hati yang cenderung berubah dalam waktu yang terbilang singkat, mudah marah dan emosional, hingga menunjukkan perilaku yang tidak menyenangkan. Salah satu bentuk penyakit mental ini adalah gangguan makan, Gangguan makan bukan sekadar masalah fisik saja. Melansir Mayo Clinic, gangguan makan (eating disorder) adalah kondisi serius yang berhubungan dengan mental hingga memengaruhi kebiasaan dan gaya hidup.
Bulimia, anoreksia dan kecenderungan makan berlebihan menjadi tiga jenis gangguan makan yang kerap menyerang anak-anak remaja dan generasi milenial.
Seringnya, kondisi ini dilatarbelakangi oleh tingginya kadar stres pada anak, dan mereka melampiaskannya dengan makan berlebihan untuk mencari ketenangan, dalam hal ini juga diperparah dengan adanya trend Mukbang.
Mukbang adalah fenomena merekam seseorang makan dalam jumlah besar yang kemudian dipublikasikan melalui platform video online. Tren ini berasal dari Korea Selatan yang dimulai sekitar tahun 2014 baru kemudian menjadi tren global, pada kasus bulimia, makanan yang sudah dimakan kembali dimuntahkan, sehingga lama-kelamaan tubuh kehilangan beratnya.
Sebagai orangtua, ayah dan ibu tentu harus mengenali gejalanya lebih dini, supaya penanganan dan pengobatan bisa diberikan. Jangan ragu membawa anak terapi, karena ini membantu mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi.
Tentu saja, ada banyak hal yang menyebabkan kondisi ini, seperti sering mengalami kejadian yang tidak menyenangkan yang berujung trauma, baik di lingkungan sekitar dan keluarga.
Trauma yang tidak teratasi ini terakumulasi dan menyebabkan stres. Sayangnya, tidak banyak orangtua yang menyadari anak mereka mengalami gangguan mental. Padahal, gejalanya mudah dikenali, seperti suasana hati yang cenderung berubah dalam waktu yang terbilang singkat, mudah marah dan emosional, hingga menunjukkan perilaku yang tidak menyenangkan. Salah satu bentuk penyakit mental ini adalah gangguan makan, Gangguan makan bukan sekadar masalah fisik saja. Melansir Mayo Clinic, gangguan makan (eating disorder) adalah kondisi serius yang berhubungan dengan mental hingga memengaruhi kebiasaan dan gaya hidup.
Bulimia, anoreksia dan kecenderungan makan berlebihan menjadi tiga jenis gangguan makan yang kerap menyerang anak-anak remaja dan generasi milenial.
Seringnya, kondisi ini dilatarbelakangi oleh tingginya kadar stres pada anak, dan mereka melampiaskannya dengan makan berlebihan untuk mencari ketenangan, dalam hal ini juga diperparah dengan adanya trend Mukbang.
Mukbang adalah fenomena merekam seseorang makan dalam jumlah besar yang kemudian dipublikasikan melalui platform video online. Tren ini berasal dari Korea Selatan yang dimulai sekitar tahun 2014 baru kemudian menjadi tren global, pada kasus bulimia, makanan yang sudah dimakan kembali dimuntahkan, sehingga lama-kelamaan tubuh kehilangan beratnya.
Sebagai orangtua, ayah dan ibu tentu harus mengenali gejalanya lebih dini, supaya penanganan dan pengobatan bisa diberikan. Jangan ragu membawa anak terapi, karena ini membantu mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi.