EKG (Elektrokardiogram) dan tes treadmill adalah dua tes diagnostik berbeda yang digunakan untuk menilai fungsi jantung dan mendeteksi adanya kelainan. Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya:

1. Tujuan: EKG terutama digunakan untuk mendeteksi dan mendiagnosis kelainan irama jantung atau aritmia, seperti fibrilasi atrium atau takikardia ventrikel. Tes treadmill, di sisi lain, digunakan untuk mengevaluasi respons jantung setelah diberikan beban fisik, mendeteksi penyakit arteri koroner, dan mengevaluasi gejala seperti nyeri dada, sesak napas, atau kelelahan.

2. Prosedur: EKG melibatkan penempatan elektroda pada kulit dada, lengan, dan kaki, yang merekam aktivitas listrik jantung dan menghasilkan representasi grafis dari ritme jantung. Tes treadmill melibatkan aktifitas fisik di atas treadmill untuk menilai respons jantung terhadap aktivitas fisik.

3. Waktu: EKG adalah tes cepat dan sederhana yang biasanya hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk dilakukan. Tes treadmill, di sisi lain, dapat memakan waktu hingga 30-60 menit untuk diselesaikan, termasuk waktu yang dibutuhkan untuk persiapan, aktifitas fisik, dan pemantauan.

4. Risiko: EKG adalah prosedur non-invasif dan aman, tanpa risiko atau komplikasi yang signifikan. Tes treadmill, bagaimanapun, membawa risiko komplikasi yang kecil, seperti nyeri dada, irama jantung yang tidak teratur, atau pingsan, terutama pada individu dengan penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya atau kondisi medis lainnya.

5. Interpretasi: EKG menghasilkan representasi grafis dari aktivitas listrik jantung, yang ditafsirkan oleh penyedia layanan kesehatan atau ahli jantung terlatih. Tes treadmill menghasilkan catatan respons jantung terhadap aktifitas fisik, yang juga ditafsirkan oleh penyedia layanan kesehatan atau ahli jantung.

Singkatnya, meskipun EKG dan tes treadmill digunakan untuk menilai fungsi jantung, keduanya memiliki tujuan, prosedur, dan risiko yang berbeda. EKG terutama digunakan untuk mendeteksi kelainan irama jantung, sedangkan tes treadmill digunakan untuk mengevaluasi respons jantung terhadap olahraga dan mendeteksi penyakit arteri koroner. Kedua tes tersebut diinterpretasikan oleh penyedia layanan kesehatan atau ahli jantung untuk mendiagnosis kondisi jantung yang mendasarinya.