Inspirasi Sehat
Semua
INFO PEMERIKSAAN
Parenting/Kesehatan Anak
LabPedia
Life Style
Kesehatan Wanita
Millenial
Info Kesehatan
Mitos/Fakta
DETEKSI DINI PENYAKIT JANTUNG dengan PEMERIKSAAN HIGH SENSITIVE (HS) TROPONIN I
Thu, 29 Sep 2022
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan terjadinya penyempitan pembuluh darah karena pembentukan plak aterosklerotik yang berakibat suplai oksigen ke jantung menjadi terganggu. Penyumbatan pembuluh darah koroner ini dikenal dengan Sindroma Koroner Akut (SKA).
Pembentukan aterosklerosis dapat berkembang pada tingkat yang bervariasi, dimulai dari penyempitan lumen yang dapat berkembang menjadi penyumbatan total yang terjadi secara mendadak. Penyumbatan total mendadak dapat terjadi akibat ruptur plak non-stenotik sehingga membentuk trombosis, dan pada akhirnya menyebabkan penurunan suplai darah yang membawa oksigen ke jantung.
Sindrom koroner akut (SKA) mencakup angina tidak stabil dan infark miokard akut (IMA). Membedakan nyeri dada akibat SKA dengan penyebab lain merupakan tantangan. Diagnosis IMA berdasar atas minimal 2 dari gejala iskemia, yaitu perubahan elektrokardiografi (EKG) dan peningkatan petanda jantung dalam serum.
Pemeriksaan secara deteksi dini sebaiknya dilakukan oleh mereka yang memiliki faktor risiko terkena penyakit jantung koroner.
Faktor risiko yang paling umum di antaranya adalah : - pria usia ≥ 45 tahun dan wanita ≥ 55 tahun
- penderita hipertensi,
- hiperlipidemia
- diabetes
- obesitas
- para perokok serta bisa juga untuk pasien yang tanpa gejala sekalipun.
High-sensitive Troponin merupakan biomarker yang sangat sensitif dan spesifik pada nekrosis miokardium serta telah digunakan untuk mendiagnosis infark miokard akut. Troponin jantung (cTnT dan cTnI) merupakan petanda diagnosis yang lebih disukai, karena dapat mendeteksi mikroinfark, tetap meningkat sampai 2 minggu setelah onset gejala dan berguna sebagai petanda IMA yang sudah lama serta berguna untuk menentukan stratifikasi risiko terjadinya SKA. Peningkatan kadar troponin berkaitan dengan peningkatan risiko kematian dan terjadinya IMA.
Pada saat ini telah tersedia Assay Tropononin I dalam bentuk high sensitivity, sehingga dapat mengukur kadar Troponin I dalam kadar yang rendah sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya infark miokard meskipun orang tersebut tampaknya sehat.
Penulis: Prof.Dr.dr. Ellyza Nasrul Sp.PK(K) (Dokter Penaggungjawab Laboratorium Klinik PRAMITA Jl. Ahmad Yani No. 39, Padang)
Pembentukan aterosklerosis dapat berkembang pada tingkat yang bervariasi, dimulai dari penyempitan lumen yang dapat berkembang menjadi penyumbatan total yang terjadi secara mendadak. Penyumbatan total mendadak dapat terjadi akibat ruptur plak non-stenotik sehingga membentuk trombosis, dan pada akhirnya menyebabkan penurunan suplai darah yang membawa oksigen ke jantung.
Sindrom koroner akut (SKA) mencakup angina tidak stabil dan infark miokard akut (IMA). Membedakan nyeri dada akibat SKA dengan penyebab lain merupakan tantangan. Diagnosis IMA berdasar atas minimal 2 dari gejala iskemia, yaitu perubahan elektrokardiografi (EKG) dan peningkatan petanda jantung dalam serum.
Pemeriksaan secara deteksi dini sebaiknya dilakukan oleh mereka yang memiliki faktor risiko terkena penyakit jantung koroner.
Faktor risiko yang paling umum di antaranya adalah : - pria usia ≥ 45 tahun dan wanita ≥ 55 tahun
- penderita hipertensi,
- hiperlipidemia
- diabetes
- obesitas
- para perokok serta bisa juga untuk pasien yang tanpa gejala sekalipun.
High-sensitive Troponin merupakan biomarker yang sangat sensitif dan spesifik pada nekrosis miokardium serta telah digunakan untuk mendiagnosis infark miokard akut. Troponin jantung (cTnT dan cTnI) merupakan petanda diagnosis yang lebih disukai, karena dapat mendeteksi mikroinfark, tetap meningkat sampai 2 minggu setelah onset gejala dan berguna sebagai petanda IMA yang sudah lama serta berguna untuk menentukan stratifikasi risiko terjadinya SKA. Peningkatan kadar troponin berkaitan dengan peningkatan risiko kematian dan terjadinya IMA.
Pada saat ini telah tersedia Assay Tropononin I dalam bentuk high sensitivity, sehingga dapat mengukur kadar Troponin I dalam kadar yang rendah sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya infark miokard meskipun orang tersebut tampaknya sehat.
Penulis: Prof.Dr.dr. Ellyza Nasrul Sp.PK(K) (Dokter Penaggungjawab Laboratorium Klinik PRAMITA Jl. Ahmad Yani No. 39, Padang)