Inspirasi Sehat
ASMA dan ALERGI
Thu, 2 May 2024Asma adalah penyakit paru kronis yang menyebabkan peradangan dan penyempitan saluran udara menuju paru yang banyak ditemukan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Banyaknya kasus ini tentu tidak terlepas dari beragamnya penyebab dan pemicu asma. Dengan mengetahui penyebabnya, kita bisa menghindari sekaligus mencegah timbulnya komplikasi asma.
Alergi merupakan reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh terhadap zat asing yang bagi kebanyakan orang tidak berbahaya. Zat asing pemicu alergi disebut sebagai alergen. Menurut data The Asthma UK, sekitar 80% orang yang mengidap asma juga memiliki alergi.
PENYEBAB
Penyebab asma adalah peradangan dan peningkatan sensitivitas pada saluran pernapasan. Ketika terjadi serangan asma, saluran pernapasan akan bereaksi terhadap pemicu seperti debu, stres, dan asap. Kondisi tersebut akan meningkatkan produksi lendir sekaligus mempersempit saluran pernapasan yang akhirnya membuat seseorang susah bernapas.
Setiap orang bisa mengalami asma karena pemicu yang berbedabeda. Beberapa penyebab munculnya asma yang paling umum adalah alergi, batuk, stres, obat, olahraga, polusi udara, dan obesitas.
GEJALA
Alergi dan asma samasama menimbulkan gejala pada sistem pernapasan, seperti batuk dan hidung tersumbat. Akan tetapi, ada gejala tertentu yang hanya muncul pada penderita alergi, seperti bersinbersin, hidung berair, mata gatal, muncul ruam pada kulit, dan tenggorokan gatal. Pada asma, gejala umumnya berupa sesak napas, mengi, dada terasa nyeri, dan batukbatuk yang semakin parah pada malam hari atau saat berolahraga.
PENGOBATAN
Dua hal yang dilakukan dalam pengobatan asma, yakni meredakan gejala dan mencegah gejala kambuh. Penderita asma perlu disiplin menjalani pengobatan dengan dokter agar asma tetap terkendali. Di samping melakukan pengobatan, pengidap asma juga harus menghindari halhal yang memicu kekambuhan.
PENCEGAHAN
Gangguan paru ini adalah jenis penyakit yang dapat dikendalikan dengan mengatur pola hidup sehat dan memperhatikan beberapa hal, seperti mengenali dan menghindari pemicu asma, mengikuti anjuran rencana penanganan asma dari dokter, melakukan langkah pengobatan yang tepat dengan mengenali penyebab serangan asma, menggunakan obatobatan asma yang telah dianjurkan oleh dokter secara teratur, dan memonitor kondisi saluran napas.
KOMPLIKASI
Penyakit asma yang dibiarkan tanpa penanganan bisa memicu berbagai komplikasi, seperti masalah psikologis, penurunan performa di sekolah atau pekerjaan, tubuh sering terasa lelah, gangguan pertumbuhan dan pubertas pada anakanak, status asmatikus, pneumonia, gagal pernapasan, kerusakan pada sebagian atau seluruh paruparu, dan kematian.
DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis asma, dokter akan melakukan wawancara medis (anamnesis) dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Selain itu, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk membantu memastikan diagnosisnya.
Salah satu pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah autospirometri, yaitu pengukuran faal paru dengan alat spirometer. Dengan alat ini, dokter dapat menilai obstruksi jalan napas, reversibilitas kelainan faal paru, dan variabilitas faal paru. Pemeriksaan ini penting untuk menegakkan diagnosis asma, karena gejala asma seringkali mirip dengan gejala penyakit lain seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Selain itu, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan arus puncak ekspirasi dengan alat peak flow rate meter. Pemeriksaan ini membantu menilai seberapa baik fungsi paru-paru seseorang dan seberapa baik pengendalian asmanya.
Uji alergi juga penting dilakukan untuk mengetahui apakah faktor alergi berperan dalam timbulnya gejala asma seseorang. Beberapa jenis uji alergi yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan IgE total, panel IgE spesifik 54 dan 96 jenis, serta food tolerance test.
Terakhir, foto thorak juga dapat dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit lain yang menyebabkan gejala yang mirip dengan asma. Dengan melakukan pemeriksaan-pemeriksaan ini secara komprehensif, dokter dapat menegakkan diagnosis asma dengan lebih akurat dan memberikan pengobatan yang sesuai untuk mengendalikan gejalanya.
Keyword : asma, penyakit kronis, peradangan saluran pernapasan, penyempitan saluran napas, pembengkakan saluran napas, gejala asma, batuk, sesak napas, dada terasa berat, suara serak, episodik, diagnosis asma, wawancara medis, pemeriksaan fisik, autospirometri, spirometer, obstruksi jalan napas, reversibilitas kelainan faal paru, variabilitas faal paru, penyakit paru obstruktif kronik, PPOK, arus puncak ekspirasi, peak flow rate meter, uji alergi, IgE total, panel IgE spesifik, food tolerance test, foto thorak, pengobatan asma, kontrol gejala.
REFERENSI
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1023/Menkes/SK/XI/2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma.
National Health Service – UK. Health AZ. Asthma NIH. National Heart, Lung, and Blood Institute.
WebMD. Diakses pada 2024. Toxins in Dust Raise Risk of Asthma
Penulis : dr. Puppy Nawangwulan ( Dokter Pelayanan Medis Cabang Surabaya Kendangsari)