Inspirasi Sehat

ANEMIA PADA ANAK

Wed, 8 Feb 2023

Siapa bilang anemia merupakan gangguan kesehatan yang hanya bisa terjadi pada orang dewasa. Anemia ternyata bisa juga terjadi pada anak-anak.


Anemia sendiri adalah suatu keadaan dimana ĺterjadi sel darah merah di dalam darah jumlahnya di bawah batas normal. Sel darah merah membawa hemoglobin, yaitu suatu protein yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Dengan adanya anemia maka oksigen yang dibutuhkan oleh organ tertentu tidak tercukupi, sehingga pada akhirnya organ tidak bisa berfungsi dengan normal.

Beberapa jenis anemia:

  1. Anemia yang terjadi karena penghancuran sel darah merah yang terlalu cepat, dikenal sebagai Anemia Hemolitik.

Ada dua jenis Anemia, yaitu :

  • Anemia hemolitik karena proses autoimun.
  • Anemia hemolitik karena genetik: didalamnya termasik sickle cell anemia, thalasemia, defisiensi G6PD, hereditary spherocytosis.
  1. Anemia yang terjadi karena perdarahan, misalnya karena kecelakaan, menstruasi yang banyak, perdarahan usus dan lain-lain.
  2. Anemia yang terjadi karena pembentukan sel darah merah yang terlalu lambat, seperti :
  • Anemia aplastik, terjadi ketika tubuh berhenti memproduksi sel darah merah, misalnya karena proses infeksi (misalnya malaria, cacingan) dan penyakit lainnya.
  • Anemia defisiensi besi, terjadi ketika kurang mengkonsumsi makanan tinggi zat besi.
  • Anemia defisiensi B-12 dan asam folat, terjadi ketika kurang mengkonsumsi makanan tinggi vitamim B-12 atau ketika tubuh tidak dapat menyerap vitamin B-12 (sering terjadi disertai gangguan gizi lainnya).
  • Kanker darah (misalnya pada leukemia).

Beberapa faktor risiko yang bisa memungkinkan seorang anak mengalami anemia:

  • Anak yang lahir prematur atau dengan berat badan rendah
  • Penggunaan susu formula / susu sapi yang lebih dini
  • Kurang asupan zat besi, atau vitamin B12 dan folat
  • Operasi atau kecelakaan dengan perdarahan
  • Sakit lama / kronis (seperti pada kasus infeksi dan kelainan ginjal dan hati)
  • Riwayat keluarga dengan anemia.

Gejala yang biasa terjadi pada anak bila mengalami anemia diantaranya:

  • Anak terlihat pucat (kulit misalnya pada telapak tangan terlihat lebih pucat dibanding anak lain)
  • Gampang lelah
  •         Terlihat malas beraktifitas, malas berinteraksi atau bermain dengan sekitarnya
  • Gampang sakit-sakitan / terkena infeksi tertentu
  • Denyut jantung menjadi lebih cepat (berdebar) dan sesak nafas
  • Pusing, sakit kepala, atau sakit pada area sendi tertentu
  • Luka susah sembuh
  • Pada anemia hemolitik muncul ikterik / kuning (kulit dan mata kuning), kencing seperti air teh, pembesaran limpa, pembesaran kelenjar getah bening
  • Pada anak-anak dengan anemia defisiensi besi, seringkali disertai gejala gangguan tumbuh kembang
  • Pada anak yang sudah duduk di bangku sekolah, anemia juga bisa menimbulkan keluhan berupa kesulitan belajar atau sulit berkonsentrasi di kelas
  • Pada anak perempuan yang pubertas bisa mengalami menstruasi yang tidak teratur atau haid pertama yang terlambat.

Bila orang tua menemukan atau mencurigai anak dengan keluhan atau gejala diatas maka sebaiknya lakukan konsultasi dengan Dokter.

 Anemia bisa didiagnosis dengan cara:

  • Pemeriksaan dokter (anamnesis / tanya jawab dan pemeriksaan fisik)
  • Pemeriksaan laboratorium
  • Pada beberapa jenis anemia memerlukan pemeriksaan sumsum tulang belakang
  • Pemeriksaan genetika.

Terapi atau tata laksana anemia bermacam-macam, tergatung dari jenis anemia dan kadar hemoglobin di dalam darahnya.

Terapi yang dilakukan bisa berupa:

  • Pemberian obat-obatan bila anemia disebabkan oleh penyakit lain / underlying disease (misalnya pemberian obat malaria pada kasus malaria dan obat cacing pada kasus cacingan)
  • Pemberian suplemen zat besi / vitamin
  • Perbaikan diet / pengaturan pola makan
  • Transfusi darah
  • Transplantasi tulang (pada anemia karena kanker darah)
  • Menghentikan atau mengganti obat-obatan yang dapat menimbulkan anemia.

Penting bagi kita untuk mencegah terjadinya anemia,  berikut   beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya anemia pada anak :

     ▪︎         Memberikan makanan yang bernutrisi dan bergizi seimbang (bisa memberikan asupan zat besi tambahan dari makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging, ikan, bayam, brokoli, kentang dan tahu tempe)

     ▪︎         Bila bayi masih menyusui usahakan pemberian ASI eksklusif / tidak memberikan susu formula saat bayi kurang dari 1 tahun karena kandungan zat besi pada ASI lebih tinggi dibanding pada susu sapi

     ▪︎         Pada anak yang lebih besar dapat diberikan asupan zat besi tambahan dari suplemen multivitamin untuk anak. Namun,  dianjurkan untuk berkonsultasi dengan Dokter terlebih dahulu untuk menentukan jenis suplemen dan dosis yang tepat.


Penulis : Dr. Odilia Lustriana (Dokter Konsulen Medis Lab Klinik PRAMITA Cabang Jl. M. Toha No. 163 Bandung)

 

Kembali ke indeks
Customer Service
Layanan Whatsapp
SAPA PRAMITA