Inspirasi Sehat
Semua
INFO PEMERIKSAAN
Parenting/Kesehatan Anak
LabPedia
Life Style
Kesehatan Wanita
Millenial
Info Kesehatan
Mitos/Fakta
6 (enam) KEBIASAAN INI BISA MERUSAK SEL SPERMA
Wed, 22 Jun 2022
Tahukah #sahabatpramita, untuk terjadinya kehamilan diperlukan sel sperma yang sehat. Kualitas sel sperma juga perlu optimal. Jika sel sperma rusak, kehamilan yang dinanti-nanti sulit terjadi, istri mengalami keguguran berulang, gagal inseminasi ataupun IVF (bayi tabung), bahkan mungkin anak yang dilahirkan mengalami kecacatan.
Sel sperma bisa mengalami kerusakan, karena faktor usia ataupun penyakit tertentu misalnya : varikokel (varises di sekitar buah zakar). Tapi tahukah Anda ? Kerusakan sel sperma paling banyak disebabkan oleh beberapa kebiasaan buruk, berikut ini:
1. Merokok
Berdasarkan penelitian yang ada, kebiasaan merokok maupun vaping berkaitan dengan kualitas sel sperma yang buruk, yakni menurunkan kualitas gerakan sel sperma.
2. Memakai celana berlapis dan ketat
Testis didesain khusus terlindungi di dalam kantung zakar untuk menjaga suhunya agar tetap stabil yakni 4℃ lebih dingin dari suhu tubuh. Kebiasaan memakai celana berlapis dan ketat dapat mengurangi produksi sperma serta menurunkan kualitas gerakan atau motilitas sel sperma.
3. Berendam air panas
Selain kebiasaan memakai celana ketat, berendam air panas ternyata dapat juga menurunkan kualitas gerakan sel sperma sehingga hasil analisa sperma menjadi asthenozoospermia.
4. Kurang olahraga
Kurangnya aktivitas fisik serta olahraga dikaitkan dengan konsentrasi atau jumlah serta gerakan sperma yang kurang baik. Untuk mereka yang sedang program hamil, disarankan untuk berolahraga dengan intensitas sedang yakni seminggu tiga kali dengan durasi masing-masing 30-45 menit.
5. Hobi konsumsi makanan cepat saji
Makanan cepat saji terkenal dengan kadar asam lemak jenuh yang tinggi. Kebiasaan konsumsi makanan cepat saji berkaitan dengan kualitas sperma yang kurang baik dalam hal gerakan atau motilitas.
6. Kurang Istirahat
Ternyata lama waktu istirahat berpengaruh terhadap kualitas sperma terutama gerakan atau motilitas. Lama tidur kurang dari enam jam sehari atau istirahat lebih dari sembilan jam sehari akan menurunkan kualitas pergerakan sel sperma. Jadi istirahatlah yang cukup, tidak kurang serta tidak berlebihan.
PEMERIKSAAN UNTUK MENILAI KERUSAKAN SEL SPERMA
Terdapat dua macam pemeriksaan untuk menilai kualitas sperma termasuk menilai kerusakan sel sperma.
1. Analisa Sperma
Pemeriksaan awal untuk menilai kesuburan pria yakni pemeriksaan Analisa Sperma. Analisa Sperma bertujuan menilai kualitas sperma pria, meliputi jumlah atau konsentrasi sperma, pergerakan atau motilitas sperma serta morfologi atau bentuk sel sperma.
Analisa Sperma disarankan untuk dilakukan setelah menikah selama 12 bulan namun istri belum hamil. Analisa sperma dilakukan setelah berpuasa seksual (tidak mengeluarkan sperma) 2-7 hari. Namun yang terbaik yakni 3-5 hari puasa seksual. Pengeluaran sperma dianjurkan dengan cara masturbasi.
2. Pemeriksaan DNA Fragmentasi Indeks (DFI) Sperma
Pemeriksaan lanjutan yang dilakukan untuk menilai kerusakan sperma yakni pemeriksaan DNA Fragmentasi Indeks (DFI) Sperma. Pemeriksaan DFI bertujuan menilai derajat kerusakan DNA sel sperma yang akan mempengaruhi kemampuan membuahi sel telur baik secara alami maupun dalam proses inseminasi bahkan bayi tabung.
Pemeriksaan DFI sperma dianjurkan pada pasangan yang telah lama menikah namun belum hamil, riwayat keguguran berulang, riwayat kegagalan inseminasi atau bayi tabung (IVF).
Penulis : dr Seso Sulijaya Suyono, Sp. And (Dokter Konsulen Laboratorium Klinik PRAMITA Jl. Bambang Sugeng No. A2 Magelang)
Sel sperma bisa mengalami kerusakan, karena faktor usia ataupun penyakit tertentu misalnya : varikokel (varises di sekitar buah zakar). Tapi tahukah Anda ? Kerusakan sel sperma paling banyak disebabkan oleh beberapa kebiasaan buruk, berikut ini:
1. Merokok
Berdasarkan penelitian yang ada, kebiasaan merokok maupun vaping berkaitan dengan kualitas sel sperma yang buruk, yakni menurunkan kualitas gerakan sel sperma.
2. Memakai celana berlapis dan ketat
Testis didesain khusus terlindungi di dalam kantung zakar untuk menjaga suhunya agar tetap stabil yakni 4℃ lebih dingin dari suhu tubuh. Kebiasaan memakai celana berlapis dan ketat dapat mengurangi produksi sperma serta menurunkan kualitas gerakan atau motilitas sel sperma.
3. Berendam air panas
Selain kebiasaan memakai celana ketat, berendam air panas ternyata dapat juga menurunkan kualitas gerakan sel sperma sehingga hasil analisa sperma menjadi asthenozoospermia.
4. Kurang olahraga
Kurangnya aktivitas fisik serta olahraga dikaitkan dengan konsentrasi atau jumlah serta gerakan sperma yang kurang baik. Untuk mereka yang sedang program hamil, disarankan untuk berolahraga dengan intensitas sedang yakni seminggu tiga kali dengan durasi masing-masing 30-45 menit.
5. Hobi konsumsi makanan cepat saji
Makanan cepat saji terkenal dengan kadar asam lemak jenuh yang tinggi. Kebiasaan konsumsi makanan cepat saji berkaitan dengan kualitas sperma yang kurang baik dalam hal gerakan atau motilitas.
6. Kurang Istirahat
Ternyata lama waktu istirahat berpengaruh terhadap kualitas sperma terutama gerakan atau motilitas. Lama tidur kurang dari enam jam sehari atau istirahat lebih dari sembilan jam sehari akan menurunkan kualitas pergerakan sel sperma. Jadi istirahatlah yang cukup, tidak kurang serta tidak berlebihan.
PEMERIKSAAN UNTUK MENILAI KERUSAKAN SEL SPERMA
Terdapat dua macam pemeriksaan untuk menilai kualitas sperma termasuk menilai kerusakan sel sperma.
1. Analisa Sperma
Pemeriksaan awal untuk menilai kesuburan pria yakni pemeriksaan Analisa Sperma. Analisa Sperma bertujuan menilai kualitas sperma pria, meliputi jumlah atau konsentrasi sperma, pergerakan atau motilitas sperma serta morfologi atau bentuk sel sperma.
Analisa Sperma disarankan untuk dilakukan setelah menikah selama 12 bulan namun istri belum hamil. Analisa sperma dilakukan setelah berpuasa seksual (tidak mengeluarkan sperma) 2-7 hari. Namun yang terbaik yakni 3-5 hari puasa seksual. Pengeluaran sperma dianjurkan dengan cara masturbasi.
2. Pemeriksaan DNA Fragmentasi Indeks (DFI) Sperma
Pemeriksaan lanjutan yang dilakukan untuk menilai kerusakan sperma yakni pemeriksaan DNA Fragmentasi Indeks (DFI) Sperma. Pemeriksaan DFI bertujuan menilai derajat kerusakan DNA sel sperma yang akan mempengaruhi kemampuan membuahi sel telur baik secara alami maupun dalam proses inseminasi bahkan bayi tabung.
Pemeriksaan DFI sperma dianjurkan pada pasangan yang telah lama menikah namun belum hamil, riwayat keguguran berulang, riwayat kegagalan inseminasi atau bayi tabung (IVF).
Penulis : dr Seso Sulijaya Suyono, Sp. And (Dokter Konsulen Laboratorium Klinik PRAMITA Jl. Bambang Sugeng No. A2 Magelang)