Inspirasi Sehat

44% Milenial Punya Sakit Kronis

Fri, 17 Mar 2023

Menurut sebuah penelitian baru-baru ini, 44% orang yang lahir antara tahun 1981 dan 1996, atau generasi milenial, memiliki kondisi kesehatan yang kronis.



Berbeda dengan gangguan kesehatan akut yang bersifat sementara, kondisi dan gejala kesehatan kronis berlangsung selama beberapa bulan dan harus ditangani seiring berjalannya waktu.


Inilah enam masalah KESEHATAN yang dihadapi para Milenial.


  1. Migrain

Sakit kepala migrain adalah masalah kesehatan kronis yang paling umum dilaporkan oleh kaum milenial.

Sakit kepala juga dapat disebabkan oleh nyeri sinus, fluktuasi hormonal, atau kelelahan mata akibat penggunaan komputer atau perangkat lain dalam waktu lama.


  1. Gangguan Emosi 

Depresi dilaporkan sering diidentifikasi sekarang di kalangan milenial, karena mereka memiliki lebih banyak jenis pemicu stres yang harus mereka kelola


  1. Asma

Asma adalah penyakit paru-paru kronis . Asma dapat dipicu oleh merokok dan vaping, yang sekarang menjadi tren populer di kalangan milenial.


  1. Diabetes tipe 2

Obesitas adalah masalah utama di kalangan milenial, dan diabetes tipe 2 terkait dengan obesitas. Diabetes tipe 2 juga memiliki komponen genetik yang kuat.

  1. Masalah Minuman Keras

Orang yang kecanduan alkohol seringkali tidak dapat mengontrol jumlah minuman keras yang dikonsumsi. Beberapa orang beralasan bahwa minuman keras dikonsumsi untuk mengatasi atau "mengobati" masalah emosional mereka.



  1. Tekanan darah tinggi

Hipertensi, juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah kondisi kronis yang meningkatkan risiko terkena stroke atau serangan jantung. Hipertensi kini sering ditemukan pada generasi milenial.

 

Bagaimana Mencegah Penyakit Kronis?

Banyak faktor gaya hidup yang berkontribusi terhadap pencegahan masalah kesehatan ini. Menjaga berat badan ideal, mengonsumsi makanan tinggi serat dan rendah lemak jenuh dan natrium, cukup tidur, dan berolahraga secara teratur dapat membantu mencegah diabetes tipe 2, hipertensi, depresi, dan sakit kepala.

 

Temui psikolog atau psikiater untuk mendapatkan bantuan dalam menangani gangguan emosi dan penyalahgunaan zat.

 

Kembali ke indeks
Customer Service
Layanan Whatsapp
SAPA PRAMITA