Medical Checkup Khusus

    • TSH atau Thyroid Stimulating Hormone, adalah hormon yang dihasilkan kelanjar pituitary untuk menstimulasi pembentukan hormon thyroid. Pemeriksaan TSH biasanya dilakukan bersama dengan free T4 dan Free T3 untuk mendiagnosis penyakit thyroid. Kadar TSH yang tinggi didapatkan pada penderita hypothyroid, sedangkan pada hyperthyroid kadar TSHnya rendah. dengan teknologi generasi terbaru pemeriksaan TSH mampu mendeteksi kadar TSH yang sangat rendah, dan ini berguna pada kasus penyakit hyperthyroid.  
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • Pemeriksaan untuk evaluasi fertilitas (kesuburan), fungsi organ reproduksi (ovarium atau testis), atau mendeteksi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi)serta evaluasi fungsi hipofisis

    • Merupakan tes untuk mengukur jumlah FSH yang  berfungsi mengendalikan siklus menstruasi dan produksi sel telur pada wanita, serta mengendalikan produksi sperma pada pria.

    • Pemeriksaan untuk diagnosis penyebab libido menurun dan/atau disfungsi ereksi pada pria; mendeteksi dan memantau prolactin-producing pituitary tumor (prolactinoma).

    • Dilakukan untuk memeriksa kinerja ovarium, plasenta dan kelenjar adrenal, tanda-tanda tumor ovarium, perkembangan tubuh secara normal dan siklus menstruasi. 

    • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari pemeriksaan fisik urine, pemeriksaan kimia urine : pH, berat jenis urine, protein urine, glukosa urine, bilirubin urine, urobilinogen urine, keton, nitrit, serta  pemeriksaan  mikroskopis urine : sel-sel, parasit, bakteri dan kristal di urine. Pemeriksaan ini digunakan untuk skrining berbagai penyakit antara lain penyakit ginjal dan saluran kemih, diabetes mellitus, dan penyakit hati.
      Spesimen Pemeriksaan : Urine (dianjurkan urine pagi)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi

    • Microalbuminuria adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur kadar albumin dalam urine (dalam jumlah yang kecil). Microalbuminuria dapat menggambarkan adanya keruksakan ginjal awal, karena pada keadaan ginjal yang normal albumin tidak terdapat dalam urine.
      Spesimen Pemeriksaan: Urine Sewaktu
      Persiapan Pemeriksaan: Tidak ada persiapan khusus

    • Pemeriksaan Glukosa Darah Puasa digunakan untuk screening (penyaring) penyakit diabetes melitus. Penyakit ini ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah lebih dari  125 mg/dL.
      Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
      Persiapan Pemeriksaan : Puasa 10 - 12 Jam, mendapatkan istirahat yang cukup dan belum melakukan aktifitas berlebih

    • Pemeriksaan glukosa darah 2 Jam PP yang digunakan untuk screening (penyaring) penyakit diabetes melitus dan gangguan toleransi glukosa. Pengambilan spesimen pemeriksaan dilakukan pada 2 jam setelah makan terhitung dari suapan pertama.
      Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
      Persiapan Pemeriksaan : Pasien puasa, kemudian makan dan setelah 2 jam terhitung dari suapan pertama, kemudian diambil spesimen darah serta tidak melakukan aktifitas berlebih.

    • Hb A1c merupakan hemoglobin yang terglikolasi oleh glukosa. kadar HbA1c mengindikasikan kadar gula darah rata-rata dalam 3 bulan.
      Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Pemeriksaa untuk mengukur jumlah hormon Betta HCG yang bebas di dalam darah.

    • Merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui terjadinya kelainan kromosom berupa Trisomi 21 (Sindrom Down) pada trimester pertama kehamilan.

    • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari Hemoglobin, Lekosit, Trombosit, Hematokrit, Hitung Jenis, LED, Eritosit, dan nilai-nilai MC. Pemeriksaan Hematologi sering digunakan sebagai pemeriksaan dasar untuk menyaring berbagai kelaianan atau penyakit, diantaranya penyakit infeksi, kelainan darah dan penyakit degeneratif.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Hapusan darah tepi adalah pemeriksaan yang menilai morfologi sel-sel darah (erytrosit, lekosit dan trombosit) untuk mengetahui adanya kelainan sel-sel darah.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Uji laboratorium untuk menentukan lamanya tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris. Pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan koagulasi.
      Spesimen Pemeriksaan : Whole Blood
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Merupakan pemeriksaan yang digunakan terutama untuk memantau terapi heparin dosis tinggi. Heparin adalah obat yang menghambat pembekuan darah (antikoagulan) dan biasanya diberikan secara intravena dengan injeksi atau infus kontinu. Terapi heparin dosis tinggi dapat diberikan selama dilakukan tindakan yang memerlukan pencegahan terhadap pembekuan darah, seperti operasi bypassjantung. Waktu pembekuan diukur dalam detik; di mana waktu terjadinya pembekuan darah semakin lama, semakin tinggi tingkat penghambatan pembekuan darah
      Spesimen Pemeriksaan : Whole Blood
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Pengukuran waktu yang dibutuhkan bagi darah untuk membeku. Pembekuan darah membutuhkan vitamin K dan beberapa faktor pembekuan (protein) yang dibuat oleh hati.

      Spesimen Pemeriksaan : Plasma Sitrat, Whole Blood
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Merupakan pemeriksaan untuk mengukur skema jalur instrinsik dan coagulation component. APTT digunakan untuk screening kelainan pembekuan darah pada pasien persiapan  operasi, monitoring terapi heparin, screening kelainan darah mis: Hemofilia, Penyakit Von Willebrand, defisiensi vitamin K, diagnosis DIC ( Disseminated Intravaskular Coagulation)
      Spesimen Pemeriksaan : Plasma Sitrat, Whole Blood
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari Hemoglobin, Lekosit, Trombosit, Hematokrit, Hitung Jenis, LED, Eritosit, dan nilai-nilai MC. Pemeriksaan Hematologi sering digunakan sebagai pemeriksaan dasar untuk menyaring berbagai kelaianan atau penyakit, diantaranya penyakit infeksi, kelainan darah dan penyakit degeneratif.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari pemeriksaan fisik urine, pemeriksaan kimia urine : pH, berat jenis urine, protein urine, glukosa urine, bilirubin urine, urobilinogen urine, keton, nitrit, serta  pemeriksaan  mikroskopis urine : sel-sel, parasit, bakteri dan kristal di urine. Pemeriksaan ini digunakan untuk skrining berbagai penyakit antara lain penyakit ginjal dan saluran kemih, diabetes mellitus, dan penyakit hati.
      Spesimen Pemeriksaan : Urine (dianjurkan urine pagi)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi

    • SGPT atau dikenal juga ALT merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati. Pemeriksaan kadar SGPT digunakan untuk melihat kinerja fungsi hati.  Dibandingkan dengan SGOT,  peningkatan SGPT lebih spesifik menunjukkan adanya gangguan fungsi hati. 

      Jenis Spesimen : Darah (serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

    • Kreatinin merupakan limbah yang dihasilkan oleh proses metabolisme otot, yang akan disaring oleh ginjal dan dibuang melalui urine. Adanya gangguan fungsi ginjal menyebabkan proses pembuangan terganggu dan kadar dalam darah meningkat.
      Spesimen pemeriksaan : Darah (Serum)
      Syarat pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Pemeriksaan Glukosa Darah Puasa digunakan untuk screening (penyaring) penyakit diabetes melitus. Penyakit ini ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah lebih dari  125 mg/dL.
      Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
      Persiapan Pemeriksaan : Puasa 10 - 12 Jam, mendapatkan istirahat yang cukup dan belum melakukan aktifitas berlebih

    • Panel profil lemak merupakan paket pemeriksaan fraksi lemak tubuh  yang terdiri dari cholesterol, trigliserida, HDL kolesterol, LDL kolesterol direct dan ratio HDL/LDL. 

      Jenis Spesimen : Darah (Serum)
      Persiapan Pemerikaan : Puasa 10-12 jam sebelumnya
       

    • Dikenal secara luas dengan istilah EKG atau ECG, elektrokardiogram merupakan tes diagnostik umum yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi jantung pada saat istirahat yang dapat membantu mendiagnosis berbagai kondisi penyakit jantung seperti aritmia jantung, pembesaran jantung, peradangan jantung (perikarditis atau miokarditis) dan penyakit jantung koroner.

      Jenis spesimen : Gambaran rekaman ECG
      Persiapan pemeriksaan : Tidak melakukan aktifitas yang berlebihan sebelum melakukan pemeriksaan

    • Profile Thorax PA merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi adanya kelainan jantung, paru, dan tulang dada (rongga dada) yang dilihat dari sisi depan.

    • Pemeriksaan Fisik yang langsung dilakukan oleh dokter yang meliputi anamnesa, status generalis, status lokalis, kesimpulan dan saran

    • Laporan hasil analisa medical check-up secara komprehensif menggunakan lebih dari 70 ribu protokol, berupa interpretasi hasil pemeriksaan, prediksi risiko dan perjalanan penyakit, serta saran tindakan yang harus dilakukan akan diberikan setelah melakukan Medical Check-up.

    • SGOT atau dikenal juga AST merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati, otot jantung, ginjal dan otot rangka. Peningkatan kadar SGOT sering berkaitan dengan gangguan fungsi hati atau gangguan jantung. 

      Jenis Spesimen : Darah (serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

    • SGPT atau dikenal juga ALT merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati. Pemeriksaan kadar SGPT digunakan untuk melihat kinerja fungsi hati.  Dibandingkan dengan SGOT,  peningkatan SGPT lebih spesifik menunjukkan adanya gangguan fungsi hati. 

      Jenis Spesimen : Darah (serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

    • Gamma GT merupakan enzyme yang dihasilkan pada sel-sel dalam jaringan hati. Peningkatan Gamma GT berkaitan dengan gangguan fungsi hati terutama disebabkan karena peradangan (hepatitis), pecandu alkohol, perlemakan hati dan gangguan saluran empedu

      Jenis Spesimen : Darah (serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.
       

    • Alkali Fosfatase  merupakan enzim yang terutama berasal  dari tulang dan hati. Peningkatan fisiologis alkali fosfatase didapatkan pada anak-anak karena pertumbuhan tulang dan selama kehamilan, sedangkan peningkatan patologis (abnormal) berkaitan dengan penyakit hati, saluran empedu dan tulang.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Bilirubin merupakan hasil  pemecahan hemoglobin yang selanjutnya akan diolah oleh hati dan dibuang lewat urine dan faeces yang menyebabkan warnanya menjadi kuning. Peningkatan kadar bilirubin bisa disebabkan karena pemecahan hemoglobin yang tinggi atau adanya gangguan organ hati misalnya hepatitis, sumbatan saluran empedu dan tumor hati. Peningkatan psykologis bilirubin dapat terjadi pada bayi yang baru lahir,  karena masih belum sempurnanya fungsi hati. 
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Albumin dan globulin adalah bentuk protein terbesar dalam tubuh dan total keduanya diukur sebagai total protein. 60 % dari total protein adalah albumin, sehingga penurunan albumin juga berakibat penurunan total protein.  Penurunan total protein ditemukan pada penyakit hati kronis, penyakit ginjal, dan malnutrisi 
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus  

    • Albumin adalah bagian utama dari protein plasma yang disintesa di hati dan berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotik pembuluh darah.  Kadar albumin darah  menurun terutama pada penyakit hati kronis, penyakit ginjal, mal-nutrisi, perdarahan, luka bakar, eksudat dan perdarahan saluran cerna dan penyakit kronis lainnya.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus  

    • Globulin merupakan protein utama penyusun antibodi. Peningkatan globulin sering dikaitkan dengan proses peradangan baik akut maupun kronis.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus  

    • T3 atau Triidothyronine adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar thyroid, disamping T4. Pemeriksaan T3 dan T4 bersama-sama digunakan untuk mengetahui fungsi kelenjar tyroid.  Peningkatan kadar T3 mengindikasikan penyakit hyperthyroid, sedangkan penerunan kadar T3, mengindikasikan penyakit hypothyroid.

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • T4 atau Thyroxine, adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar thyroid, disamping T3. Pemeriksaan T3 dan T4 bersama-sama digunakan untuk mengetahui fungsi kelenjar tyroid.  Peningkatan kadar T4 melebihi kadar normal mengindikasikan penyakit hyperthyroid, sedangkan penerunan kadar T4, mengindikasikan penyakit hypothyroid.

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • TSH atau Thyroid Stimulating Hormone, adalah hormon yang dihasilkan kelanjar pituitary untuk menstimulasi pembentukan hormon thyroid. Pemeriksaan TSH biasanya dilakukan bersama dengan free T4 dan Free T3 untuk mendiagnosis penyakit thyroid. Kadar TSH yang tinggi didapatkan pada penderita hypothyroid, sedangkan pada hyperthyroid kadar TSHnya rendah. dengan teknologi generasi terbaru pemeriksaan TSH mampu mendeteksi kadar TSH yang sangat rendah, dan ini berguna pada kasus penyakit hyperthyroid.  
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • Free T4 adalah bentuk hormon T4 bebas dan tidak terikat oleh protein (TBG). Bentuk bebas ini sesunggunya yang aktif dalam metabolisme sel dan menentukan status tiroid. Peningkatan Free T3 dari level normal disebut sebagai hyperthyroid dan penurunan dibawah normal disebut sebagai hypothyroid.

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari pemeriksaan fisik urine, pemeriksaan kimia urine : pH, berat jenis urine, protein urine, glukosa urine, bilirubin urine, urobilinogen urine, keton, nitrit, serta  pemeriksaan  mikroskopis urine : sel-sel, parasit, bakteri dan kristal di urine. Pemeriksaan ini digunakan untuk skrining berbagai penyakit antara lain penyakit ginjal dan saluran kemih, diabetes mellitus, dan penyakit hati.
      Spesimen Pemeriksaan : Urine (dianjurkan urine pagi)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi

    • Ureum atau Blod Urea Nitrogen (BUN) merupakan hasil akhir metabolisme protein dan merupakan zat sampah yang harus dibuang ke luar tubuh melalui ginjal. Peningkatan kadar ureum dalam darah sering berkaitan dengan penurunan fungsi ginjal. Pemeriksaan kadar Ureum/BUN digunakan senagai salah satu parameter untuk menilai kinerja fungsi ginjal.
      Jenis Spesimen : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus, puasa 8 - 12 jam sebelumnya lebih baik

    • Asam urat adalah limbah akhir dari metabolisme asam nukleat purin. Kadar berlebih bisa menyebabkan penyakit radang sendi (arthritis) dan batu ginjal. Asam urat meningkat disebabkan karena konsumsi zat purin berlebih atau pembuangan oleh ginjal yang terganggu.
      Spesimen pemeriksaan : Darah (Serum)
      Syarat Pemeriksaan : Puasa 8 - 12 jam

    • Panel pemeriksaan ini terdiri dari pemeriksaan Kreatinin dan estimation Glomorolus Filtration Rate (eGFR). Kedua pemeriksaan ini digunakan untuk menilai kinerja fungsi Ginjal. Penurunan atau adanya gangguan fungsi ginjal ditandai dengan peningkatan kadar kreatinin dan penurunan eGFR.
      Spesimen pemeriksaan: Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus
       

    • Asam urat adalah limbah akhir dari metabolisme asam nukleat purin. Kadar berlebih bisa menyebabkan penyakit radang sendi (arthritis) dan batu ginjal. Asam urat meningkat disebabkan karena konsumsi zat purin berlebih atau pembuangan oleh ginjal yang terganggu.
      Spesimen pemeriksaan : Darah (Serum)
      Syarat Pemeriksaan : Puasa 8 - 12 jam

    • Hepatitis B Surface Antigen (HBs Ag) merupakan antigen yang berada pada permukaan luar virus hepatitis B. Pemeriksaan HBs Ag digunakan untuk mengetahui adanya infeksi virus hepatitis B. Hasil pemeriksaan HBs Ag positip mengindikasikan adanya infeksi virus hepatitis B dalam tubuh.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Anti HBc adalah antibodi terhadap core (bagian inti) virus hepatiis B. Keberdaan Anti HBc mengindikasikan bahwa seseorang pernah kontak atau terinfeksi oleh Hepatitis B. Keberadaan Anti HBc cenderung menetap walapun sudah sembuh dari Hepatiis B.

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • IgM Anti HAV digunakan untuk mendeteksi adanya IgM antibodi terhadap hepatitis A. IgM Anti HAV yang positip mengindikasikan adanya infeksi virus Hepatitis A akut, artinya infeksi virus hepatitis A baru terjadi.

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.
       

    • SGOT atau dikenal juga AST merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati, otot jantung, ginjal dan otot rangka. Peningkatan kadar SGOT sering berkaitan dengan gangguan fungsi hati atau gangguan jantung. 

      Jenis Spesimen : Darah (serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

    • SGPT atau dikenal juga ALT merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati. Pemeriksaan kadar SGPT digunakan untuk melihat kinerja fungsi hati.  Dibandingkan dengan SGOT,  peningkatan SGPT lebih spesifik menunjukkan adanya gangguan fungsi hati. 

      Jenis Spesimen : Darah (serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

    • Gamma GT merupakan enzyme yang dihasilkan pada sel-sel dalam jaringan hati. Peningkatan Gamma GT berkaitan dengan gangguan fungsi hati terutama disebabkan karena peradangan (hepatitis), pecandu alkohol, perlemakan hati dan gangguan saluran empedu

      Jenis Spesimen : Darah (serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.
       

    • Bilirubin merupakan hasil  pemecahan hemoglobin yang selanjutnya akan diolah oleh hati dan dibuang lewat urine dan faeces yang menyebabkan warnanya menjadi kuning. Peningkatan kadar bilirubin bisa disebabkan karena pemecahan hemoglobin yang tinggi atau adanya gangguan organ hati misalnya hepatitis, sumbatan saluran empedu dan tumor hati. Peningkatan psykologis bilirubin dapat terjadi pada bayi yang baru lahir,  karena masih belum sempurnanya fungsi hati. 
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Hepatitis B Surface Antigen (HBs Ag) merupakan antigen yang berada pada permukaan luar virus hepatitis B. Pemeriksaan HBs Ag digunakan untuk mengetahui adanya infeksi virus hepatitis B. Hasil pemeriksaan HBs Ag positip mengindikasikan adanya infeksi virus hepatitis B dalam tubuh.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Anti HBc adalah antibodi terhadap core (bagian inti) virus hepatiis B. Keberdaan Anti HBc mengindikasikan bahwa seseorang pernah kontak atau terinfeksi oleh Hepatitis B. Keberadaan Anti HBc cenderung menetap walapun sudah sembuh dari Hepatiis B.

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Pemeriksaan HBe Ag digunakan untuk mengetahu tingkat penularan virus dan perjalanan penyakit hepatitis B. HBeAg yang positip menunjukkan bahwa virus masih aktif bereplikasi dengan potensi penularannya lebih tinggi.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • SGOT atau dikenal juga AST merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati, otot jantung, ginjal dan otot rangka. Peningkatan kadar SGOT sering berkaitan dengan gangguan fungsi hati atau gangguan jantung. 

      Jenis Spesimen : Darah (serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

    • SGPT atau dikenal juga ALT merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati. Pemeriksaan kadar SGPT digunakan untuk melihat kinerja fungsi hati.  Dibandingkan dengan SGOT,  peningkatan SGPT lebih spesifik menunjukkan adanya gangguan fungsi hati. 

      Jenis Spesimen : Darah (serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

    • Gamma GT merupakan enzyme yang dihasilkan pada sel-sel dalam jaringan hati. Peningkatan Gamma GT berkaitan dengan gangguan fungsi hati terutama disebabkan karena peradangan (hepatitis), pecandu alkohol, perlemakan hati dan gangguan saluran empedu

      Jenis Spesimen : Darah (serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.
       

    • Cholineterase adalah enzim hidrolase yang dihasilkan terutama oleh jaringan hati disamping pankreas, otak, ginjal dan sel organ yang lain. Pemeriksaan cholinestarase digunakan untuk identifikasi seseorang yang overexposure terhadap peptisida atau organophosphate, disamping untuk pemeriksaan screening sebelum pemberian anestesi. 

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Elektroforesis protein adalah pemeriksaan yang memisahkan protein menjadi fraksi-fraksi : Albumin, alpha1 globulin, alpha 2 globulin, beta globulin dan gamma globulin. Pemeriksaan ELP digunakan untuk  membantu dalam diagnosis penyakit hati, gangguan hematologi, gangguan ginjal dan penyakit gastrointestinal. 
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus  

    • Pemeriksaan USG Abdomen terdiri dari Upper abdomen (rongga perut bagian atas) yaitu Liver (Hati), Kandung empedu, Pankreas, Limpa, Pembuluh darah rongga perut

      Jenis spesimen : Gambaran USG
      Persiapan pemeriksaan : Persyaratan untuk USG Upper Abdomen berpuasa makan minimal 6 jam sebelum dilakukan USG

    • Merupakan pemeriksaan untuk menilai kualitas, kuantitas, gerakan dan morfologi dari sel sperma.
      Spesimen Pemeriksaan: Semen
      Persiapan Pemeriksaan: Melakukan abstinensia sexual (tidak ejakulasi secara apapun) selama 2-7 hari, Pemeriksaan sebaiknya dilakukan pagi hari  

    • Pemeriksaan untuk evaluasi fertilitas (kesuburan), fungsi organ reproduksi (ovarium atau testis), atau mendeteksi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi)serta evaluasi fungsi hipofisis

    • Merupakan tes untuk mengukur jumlah FSH yang  berfungsi mengendalikan siklus menstruasi dan produksi sel telur pada wanita, serta mengendalikan produksi sperma pada pria.

    • Pemeriksaan untuk diagnosis penyebab libido menurun dan/atau disfungsi ereksi pada pria; mendeteksi dan memantau prolactin-producing pituitary tumor (prolactinoma).

    • Pemeriksaan untuk evaluasi kadar testosteron dalam darah. Digunakan untuk  Indikator fungsi sekresi LH dan sel Leydig pada wanita dan  Diagnosis hipogonadisme, hipopituarisme, sindrom Klinifelter , impoten  dan pubertas  pada pria.

    • Pemeriksaan untuk evaluasi fertilitas (kesuburan), fungsi organ reproduksi (ovarium atau testis), atau mendeteksi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi)serta evaluasi fungsi hipofisis

    • Merupakan tes untuk mengukur jumlah FSH yang  berfungsi mengendalikan siklus menstruasi dan produksi sel telur pada wanita, serta mengendalikan produksi sperma pada pria.

    • Pemeriksaan untuk diagnosis penyebab libido menurun dan/atau disfungsi ereksi pada pria; mendeteksi dan memantau prolactin-producing pituitary tumor (prolactinoma).

    • Pemeriksaan untuk melihat fungsi Progesteron dalam proses pematangan sel telur ( ovulasi) saat masa subur serta ketika terjadi kehamilan

    • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari Hemoglobin, Lekosit, Trombosit, Hematokrit, Hitung Jenis, LED, Eritosit, dan nilai-nilai MC. Pemeriksaan Hematologi sering digunakan sebagai pemeriksaan dasar untuk menyaring berbagai kelaianan atau penyakit, diantaranya penyakit infeksi, kelainan darah dan penyakit degeneratif.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari pemeriksaan fisik urine, pemeriksaan kimia urine : pH, berat jenis urine, protein urine, glukosa urine, bilirubin urine, urobilinogen urine, keton, nitrit, serta  pemeriksaan  mikroskopis urine : sel-sel, parasit, bakteri dan kristal di urine. Pemeriksaan ini digunakan untuk skrining berbagai penyakit antara lain penyakit ginjal dan saluran kemih, diabetes mellitus, dan penyakit hati.
      Spesimen Pemeriksaan : Urine (dianjurkan urine pagi)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi

    • SGOT atau dikenal juga AST merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati, otot jantung, ginjal dan otot rangka. Peningkatan kadar SGOT sering berkaitan dengan gangguan fungsi hati atau gangguan jantung. 

      Jenis Spesimen : Darah (serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

    • SGPT atau dikenal juga ALT merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati. Pemeriksaan kadar SGPT digunakan untuk melihat kinerja fungsi hati.  Dibandingkan dengan SGOT,  peningkatan SGPT lebih spesifik menunjukkan adanya gangguan fungsi hati. 

      Jenis Spesimen : Darah (serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

    • Widal merupakan test yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan agglutinin  (antibodi) pada serum pasien dengan  penyakit tifoid atau paratifoid, guna untuk membantu mendiagnosis penyakit tifoid atau paratifoid.  Pemeriksaan ini masih banyak dilakukan di Indonesia karena praktis, cepat, mudah, dan murah. 

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • C-Reactive Protein (CRP) kuantitatif mengukur kadar CRP secara kuantitatif. CRP merupakan protein fase akut yang dihasilkan di hati sebagai respon adanya peradangan. Level CRP sebanding dengan derajat peradangan, dan segera turun pada proses penyembuhan.

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari Hemoglobin, Lekosit, Trombosit, Hematokrit, Hitung Jenis, LED, Eritosit, dan nilai-nilai MC. Pemeriksaan Hematologi sering digunakan sebagai pemeriksaan dasar untuk menyaring berbagai kelaianan atau penyakit, diantaranya penyakit infeksi, kelainan darah dan penyakit degeneratif.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Retikulosit adalah sel darah merah yang masih belum matang. Pada keadaan normal, hanya sedikit sedikit didapatkan dalam peredaran darah. jumlah retikulosit  menggambarkan aktifitas sumsum tulang dan pembentukan sel darah merah. Retikulosit yang meningkat mengindikasikan pelepasan sel darah merah ke system peredaran darah juga meningkat, misalnya pada anemia karena pendarahan
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Hapusan darah tepi adalah pemeriksaan yang menilai morfologi sel-sel darah (erytrosit, lekosit dan trombosit) untuk mengetahui adanya kelainan sel-sel darah.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari Hemoglobin, Lekosit, Trombosit, Hematokrit, Hitung Jenis, LED, Eritosit, dan nilai-nilai MC. Pemeriksaan Hematologi sering digunakan sebagai pemeriksaan dasar untuk menyaring berbagai kelaianan atau penyakit, diantaranya penyakit infeksi, kelainan darah dan penyakit degeneratif.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Retikulosit adalah sel darah merah yang masih belum matang. Pada keadaan normal, hanya sedikit sedikit didapatkan dalam peredaran darah. jumlah retikulosit  menggambarkan aktifitas sumsum tulang dan pembentukan sel darah merah. Retikulosit yang meningkat mengindikasikan pelepasan sel darah merah ke system peredaran darah juga meningkat, misalnya pada anemia karena pendarahan
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Hapusan darah tepi adalah pemeriksaan yang menilai morfologi sel-sel darah (erytrosit, lekosit dan trombosit) untuk mengetahui adanya kelainan sel-sel darah.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Pemeriksaan untuk mengukur kadar zat besi dalam darah.
      Spesimen Pemeriksaan : Serum
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Pemeriksaan untuk mengetahui jumlah transferin yang berada dalam sirkulasi darah. TIBC setara dengan total transferin dalam tubuh. Manfaat pemeriksaan TIBC adalah untuk diagnosa jenis anemia dan  mengukur jumlah total besi yang dapat terikat oleh protein transferin dalam darah.
      Spesimen Pemeriksaan : Serum
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Asam folat merupakan bagian dari vitamin B kompleks yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah normal, perbaikan jaringan dan sel-sel, serta sintesis DNA (materi genetik dalam sel)
      Spesimen Pemeriksaan : Serum
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • G6PD merupakan enzim yang berperan mencegah hemolisis (pecahnya eritrosit). Defisiensi (kurangnya) enzim G6PD menyebabkan proses pembentukan sel darah merah menjadi tidak normal dan sel darah mudah pecah (hemolitik) untuk itu diperlukan pemeriksaaan kadar  enzim G6PD.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Pemeriksaan analisa Hb ELP dilakukan untuk mengetahui kemungkinan thalassemia bersama dengan pemeriksaan lainnya dalam panel Uji Saring Thalassemia.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • SGOT atau dikenal juga AST merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati, otot jantung, ginjal dan otot rangka. Peningkatan kadar SGOT sering berkaitan dengan gangguan fungsi hati atau gangguan jantung. 

      Jenis Spesimen : Darah (serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

    • SGPT atau dikenal juga ALT merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati. Pemeriksaan kadar SGPT digunakan untuk melihat kinerja fungsi hati.  Dibandingkan dengan SGOT,  peningkatan SGPT lebih spesifik menunjukkan adanya gangguan fungsi hati. 

      Jenis Spesimen : Darah (serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

    • Merupakan pemeriksaan yang dapat memprediksi timbulnya PE, eklampsia atau HELLP lebih awal dibandingkan dengan diagnosis tradisional PE.

    • Hepatitis B Surface Antigen (HBs Ag) merupakan antigen yang berada pada permukaan luar virus hepatitis B. Pemeriksaan HBs Ag digunakan untuk mengetahui adanya infeksi virus hepatitis B. Hasil pemeriksaan HBs Ag positip mengindikasikan adanya infeksi virus hepatitis B dalam tubuh.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Anti HBs merupakan antibodi  terhadap virus hepatitis B. Hasil pemeriksaan  Anti HBs yang positip menunjukan bahwa seseorang sudah mempunyai antibodi (zat kekebalan) untuk melawan virus hepatittis B.

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus 

    • IgM Anti HAV digunakan untuk mendeteksi adanya IgM antibodi terhadap hepatitis A. IgM Anti HAV yang positip mengindikasikan adanya infeksi virus Hepatitis A akut, artinya infeksi virus hepatitis A baru terjadi.

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.
       

    • Pemeriksaan Anti-HCV digunakan untuk test penyaring adanya infeksi virus Hepatitis C (HCV). Adanya Anti HCV yang positip mengindikasikan bahwa seseorang pernah kontak atau terinfeksi oleh virus Hepatitis C, tetapi tidak bisa diketahui apakah virusnya masih ada atau sudah sembuh. Namun, sebagian besar (lebih dari 60 %) penderita hepatitis C bersifat kronis, sehingga walaupun Anti HCVnya positip tetapi infeksi virus hepatitis C masih terjadi.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • SGOT atau dikenal juga AST merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati, otot jantung, ginjal dan otot rangka. Peningkatan kadar SGOT sering berkaitan dengan gangguan fungsi hati atau gangguan jantung. 

      Jenis Spesimen : Darah (serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

    • SGPT atau dikenal juga ALT merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati. Pemeriksaan kadar SGPT digunakan untuk melihat kinerja fungsi hati.  Dibandingkan dengan SGOT,  peningkatan SGPT lebih spesifik menunjukkan adanya gangguan fungsi hati. 

      Jenis Spesimen : Darah (serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

    • Gamma GT merupakan enzyme yang dihasilkan pada sel-sel dalam jaringan hati. Peningkatan Gamma GT berkaitan dengan gangguan fungsi hati terutama disebabkan karena peradangan (hepatitis), pecandu alkohol, perlemakan hati dan gangguan saluran empedu

      Jenis Spesimen : Darah (serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.
       

    • Hepatitis B Surface Antigen (HBs Ag) merupakan antigen yang berada pada permukaan luar virus hepatitis B. Pemeriksaan HBs Ag digunakan untuk mengetahui adanya infeksi virus hepatitis B. Hasil pemeriksaan HBs Ag positip mengindikasikan adanya infeksi virus hepatitis B dalam tubuh.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Anti HBs merupakan antibodi  terhadap virus hepatitis B. Hasil pemeriksaan  Anti HBs yang positip menunjukan bahwa seseorang sudah mempunyai antibodi (zat kekebalan) untuk melawan virus hepatittis B.

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus 

    • Anti HBc adalah antibodi terhadap core (bagian inti) virus hepatiis B. Keberdaan Anti HBc mengindikasikan bahwa seseorang pernah kontak atau terinfeksi oleh Hepatitis B. Keberadaan Anti HBc cenderung menetap walapun sudah sembuh dari Hepatiis B.

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Panel pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui kelainan perdarahan dalam tubuh. Terdiri dari Waktu perdarahan (BT), Waktu pembekuan (CT), Prothrombin Time, APTT, Fibrinogen
      Spesimen Pemeriksaan : Whole Blood, darah dengan antikoagulan EDTA, Plasma citrat
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • SGOT atau dikenal juga AST merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati, otot jantung, ginjal dan otot rangka. Peningkatan kadar SGOT sering berkaitan dengan gangguan fungsi hati atau gangguan jantung. 

      Jenis Spesimen : Darah (serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

    • SGPT atau dikenal juga ALT merupakan enzyme yang didapatkan terutama pada sel-sel hati. Pemeriksaan kadar SGPT digunakan untuk melihat kinerja fungsi hati.  Dibandingkan dengan SGOT,  peningkatan SGPT lebih spesifik menunjukkan adanya gangguan fungsi hati. 

      Jenis Spesimen : Darah (serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Mendapatkan istirahat yang cukup dan tidak melakukan aktifitas berlebih sebelum pemeriksaan dilakukan.

    • Ureum atau Blod Urea Nitrogen (BUN) merupakan hasil akhir metabolisme protein dan merupakan zat sampah yang harus dibuang ke luar tubuh melalui ginjal. Peningkatan kadar ureum dalam darah sering berkaitan dengan penurunan fungsi ginjal. Pemeriksaan kadar Ureum/BUN digunakan senagai salah satu parameter untuk menilai kinerja fungsi ginjal.
      Jenis Spesimen : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus, puasa 8 - 12 jam sebelumnya lebih baik

    • Pemeriksaan glukosa darah sewaktu adalah pemeriksaan kadar glukosa yang spesimennya dapat diambil kapanpun, tanpa harus persiapan puasa terlebih dahulu. Pemeriksaan ini digunakan untuk screening adanya penyakit Diabetes Mellitus, yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa >200 mg/dL
      Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
      Persiapan Pemeriksaan : tanpa persiapan puasa, Spesimen pemeriksaan dapat diambil sewaktu-waktu

    • Natrium merupakan mineral penting yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh dan berperan dalam membantu kontraksi otot dan fungsi syaraf.  Kadar Natrium dalam darah dipertahankan secara ketat dan berhubungan dengan pengaturan air dan tekanan darah.  Penurunan atau peningkatan konsentrasi natrium dalam darah bisa berakibat fatal. Kelebihan natrium (hipernatremia) biasanya terjadi akibat dehidrasi berat, misalnya kurang minum air, atau diare kronis. Kekurangan natrium (hiponatremia) bisa disebabkan oleh gangguan fungsi ginjal atau hati, gagal jantung, atau kelainan pada hormon antidiuretik.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.  

    • Kalium dalam tubuh berperan mengatur irama dan pompa jantung, menjaga tekanan darah tetap stabil, mendukung aktivitas listrik saraf, mengatur kontraksi otot dan metabolisme sel, serta menjaga keseimbangan elektrolit. Kekurangan kalium (hipokalemia) dapat disebabkan oleh diare, dehidrasi, dan efek samping obat diuretik. Kelebihan kalium (hiperkalemia) bisa disebabkan oleh dehidrasi berat, gagal ginjal, asidosis, atau rendahnya jumlah hormon kortisol.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Klorida adalah jenis elektrolit yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan pH atau tingkat keasaman darah,  meneruskan impuls saraf dan menjaga keseimbangan cairan tubuh. 
      Kekurangan klorida (hipokloremia) dapat terjadi karena gagal ginjal akut, keringat berlebih, gangguan makan, gangguan fungsi kelenjar adrenal, dan fibrosis kistik. Sementara itu, kelebihan klorida (hiperkloremia) terjadi akibat dehidrasi parah, gangguan kelenjar paratiroid, gagal ginjal, atau efek samping cuci darah.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Panel pemeriksaan ini terdiri dari pemeriksaan Kreatinin dan estimation Glomorolus Filtration Rate (eGFR). Kedua pemeriksaan ini digunakan untuk menilai kinerja fungsi Ginjal. Penurunan atau adanya gangguan fungsi ginjal ditandai dengan peningkatan kadar kreatinin dan penurunan eGFR.
      Spesimen pemeriksaan: Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus
       

    • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari Hemoglobin, Lekosit, Trombosit, Hematokrit, Hitung Jenis, LED, Eritosit, dan nilai-nilai MC. Pemeriksaan Hematologi sering digunakan sebagai pemeriksaan dasar untuk menyaring berbagai kelaianan atau penyakit, diantaranya penyakit infeksi, kelainan darah dan penyakit degeneratif.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Darah manusia dapat digolongkan menjadi ABO serta Rh(+) dan (-), berdasarkan ada tidaknya antigen A & B serta Rh pada permukaan sel darah merah.Fungsi utama pemeriksaan kedua golongan darah tersebut adalah untuk mencegah terjadinya inkompabilitas golongan darah pada saat transfusi yang dapat berakibat fatal.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • G6PD merupakan enzim yang berperan mencegah hemolisis (pecahnya eritrosit). Defisiensi (kurangnya) enzim G6PD menyebabkan proses pembentukan sel darah merah menjadi tidak normal dan sel darah mudah pecah (hemolitik) untuk itu diperlukan pemeriksaaan kadar  enzim G6PD.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari pemeriksaan fisik urine, pemeriksaan kimia urine : pH, berat jenis urine, protein urine, glukosa urine, bilirubin urine, urobilinogen urine, keton, nitrit, serta  pemeriksaan  mikroskopis urine : sel-sel, parasit, bakteri dan kristal di urine. Pemeriksaan ini digunakan untuk skrining berbagai penyakit antara lain penyakit ginjal dan saluran kemih, diabetes mellitus, dan penyakit hati.
      Spesimen Pemeriksaan : Urine (dianjurkan urine pagi)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi

    • Hepatitis B Surface Antigen (HBs Ag) merupakan antigen yang berada pada permukaan luar virus hepatitis B. Pemeriksaan HBs Ag digunakan untuk mengetahui adanya infeksi virus hepatitis B. Hasil pemeriksaan HBs Ag positip mengindikasikan adanya infeksi virus hepatitis B dalam tubuh.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Pemeriksaan glukosa darah sewaktu adalah pemeriksaan kadar glukosa yang spesimennya dapat diambil kapanpun, tanpa harus persiapan puasa terlebih dahulu. Pemeriksaan ini digunakan untuk screening adanya penyakit Diabetes Mellitus, yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa >200 mg/dL
      Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
      Persiapan Pemeriksaan : tanpa persiapan puasa, Spesimen pemeriksaan dapat diambil sewaktu-waktu

    • Panel TORCH merupakan paket pemeriksaan yang terditri dari pemeriksaan Toxoplasma (IgG dan IgM), Rubella (IgG dan IgM), CMV (IgG dan IgM) dan HSV 2 (IgG dan IgM). Pemeriksaan TORCH banyak digunakan untuk screening kesehatan kehamilan (pre-natal screening).

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • VDRL atau Veneral Disease Research Laboratory merupakan pemeriksaan yang sering digunakan untuk screening penyakit sifilis. VDRL biasanya digunakan bersama-sama dengan TPHA, untuk saling konfirmasi. Bila TPHA akan tetap positip walaupun pasien sudah sembuh maka VDRL akan menjadi negatip pada orang yang sudah sembuh dari penyakit sifilis 

      Spesimen pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • TPHA atau Treponema pallidum hemagglutination merupakan  pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri Treponema pallidum, yaitu bakteri penyebab penyakit sifilis. Adanya antibodi ini, mengindikasikan bahwa seseorang pernah terinfeksi oleh bakteri Treponema pallidum, dan antibodi akan bertahan lama bahkan seumur hidup walaupun penyakitnya sudah sembuh.  

      Specimen pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus
       

    • TSH atau Thyroid Stimulating Hormone, adalah hormon yang dihasilkan kelanjar pituitary untuk menstimulasi pembentukan hormon thyroid. Pemeriksaan TSH biasanya dilakukan bersama dengan free T4 dan Free T3 untuk mendiagnosis penyakit thyroid. Kadar TSH yang tinggi didapatkan pada penderita hypothyroid, sedangkan pada hyperthyroid kadar TSHnya rendah. dengan teknologi generasi terbaru pemeriksaan TSH mampu mendeteksi kadar TSH yang sangat rendah, dan ini berguna pada kasus penyakit hyperthyroid.  
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari Hemoglobin, Lekosit, Trombosit, Hematokrit, Hitung Jenis, LED, Eritosit, dan nilai-nilai MC. Pemeriksaan Hematologi sering digunakan sebagai pemeriksaan dasar untuk menyaring berbagai kelaianan atau penyakit, diantaranya penyakit infeksi, kelainan darah dan penyakit degeneratif.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Darah manusia dapat digolongkan menjadi ABO serta Rh(+) dan (-), berdasarkan ada tidaknya antigen A & B serta Rh pada permukaan sel darah merah.Fungsi utama pemeriksaan kedua golongan darah tersebut adalah untuk mencegah terjadinya inkompabilitas golongan darah pada saat transfusi yang dapat berakibat fatal.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Pemeriksaan analisa Hb ELP dilakukan untuk mengetahui kemungkinan thalassemia bersama dengan pemeriksaan lainnya dalam panel Uji Saring Thalassemia.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari pemeriksaan fisik urine, pemeriksaan kimia urine : pH, berat jenis urine, protein urine, glukosa urine, bilirubin urine, urobilinogen urine, keton, nitrit, serta  pemeriksaan  mikroskopis urine : sel-sel, parasit, bakteri dan kristal di urine. Pemeriksaan ini digunakan untuk skrining berbagai penyakit antara lain penyakit ginjal dan saluran kemih, diabetes mellitus, dan penyakit hati.
      Spesimen Pemeriksaan : Urine (dianjurkan urine pagi)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi

    • Hepatitis B Surface Antigen (HBs Ag) merupakan antigen yang berada pada permukaan luar virus hepatitis B. Pemeriksaan HBs Ag digunakan untuk mengetahui adanya infeksi virus hepatitis B. Hasil pemeriksaan HBs Ag positip mengindikasikan adanya infeksi virus hepatitis B dalam tubuh.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Pemeriksaan Glukosa Darah Puasa digunakan untuk screening (penyaring) penyakit diabetes melitus. Penyakit ini ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah lebih dari  125 mg/dL.
      Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
      Persiapan Pemeriksaan : Puasa 10 - 12 Jam, mendapatkan istirahat yang cukup dan belum melakukan aktifitas berlebih

    • VDRL atau Veneral Disease Research Laboratory merupakan pemeriksaan yang sering digunakan untuk screening penyakit sifilis. VDRL biasanya digunakan bersama-sama dengan TPHA, untuk saling konfirmasi. Bila TPHA akan tetap positip walaupun pasien sudah sembuh maka VDRL akan menjadi negatip pada orang yang sudah sembuh dari penyakit sifilis 

      Spesimen pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • TPHA atau Treponema pallidum hemagglutination merupakan  pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri Treponema pallidum, yaitu bakteri penyebab penyakit sifilis. Adanya antibodi ini, mengindikasikan bahwa seseorang pernah terinfeksi oleh bakteri Treponema pallidum, dan antibodi akan bertahan lama bahkan seumur hidup walaupun penyakitnya sudah sembuh.  

      Specimen pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus
       

    • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari Hemoglobin, Lekosit, Trombosit, Hematokrit, Hitung Jenis, LED, Eritosit, dan nilai-nilai MC. Pemeriksaan Hematologi sering digunakan sebagai pemeriksaan dasar untuk menyaring berbagai kelaianan atau penyakit, diantaranya penyakit infeksi, kelainan darah dan penyakit degeneratif.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Darah manusia dapat digolongkan menjadi ABO serta Rh(+) dan (-), berdasarkan ada tidaknya antigen A & B serta Rh pada permukaan sel darah merah.Fungsi utama pemeriksaan kedua golongan darah tersebut adalah untuk mencegah terjadinya inkompabilitas golongan darah pada saat transfusi yang dapat berakibat fatal.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Pemeriksaan analisa Hb ELP dilakukan untuk mengetahui kemungkinan thalassemia bersama dengan pemeriksaan lainnya dalam panel Uji Saring Thalassemia.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari pemeriksaan fisik urine, pemeriksaan kimia urine : pH, berat jenis urine, protein urine, glukosa urine, bilirubin urine, urobilinogen urine, keton, nitrit, serta  pemeriksaan  mikroskopis urine : sel-sel, parasit, bakteri dan kristal di urine. Pemeriksaan ini digunakan untuk skrining berbagai penyakit antara lain penyakit ginjal dan saluran kemih, diabetes mellitus, dan penyakit hati.
      Spesimen Pemeriksaan : Urine (dianjurkan urine pagi)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi

    • Hepatitis B Surface Antigen (HBs Ag) merupakan antigen yang berada pada permukaan luar virus hepatitis B. Pemeriksaan HBs Ag digunakan untuk mengetahui adanya infeksi virus hepatitis B. Hasil pemeriksaan HBs Ag positip mengindikasikan adanya infeksi virus hepatitis B dalam tubuh.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Anti HBs merupakan antibodi  terhadap virus hepatitis B. Hasil pemeriksaan  Anti HBs yang positip menunjukan bahwa seseorang sudah mempunyai antibodi (zat kekebalan) untuk melawan virus hepatittis B.

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus 

    • Pemeriksaan Glukosa Darah Puasa digunakan untuk screening (penyaring) penyakit diabetes melitus. Penyakit ini ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah lebih dari  125 mg/dL.
      Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
      Persiapan Pemeriksaan : Puasa 10 - 12 Jam, mendapatkan istirahat yang cukup dan belum melakukan aktifitas berlebih

    • Pemeriksaan IgM anti-CMV digunakan untuk mendeteksi immunoglobulin M (Antibodi IgM) terhadap virus Cytomegalo virus (CMV). Immunoglobulin M merupakan antibodi yang pertama muncul bila seseorang terinfeksi virus CMV atau ketika terjadi re-infeksi. Akut infeksi juga bisa dideteksi dari peningkatan titer antibodi lebih dari 4 kali dfalam waktu 10 - 14 hari, pada serial pewmeriksaan

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • Pemeriksaan anti-CMV IgG digunakan untuk mendeteksi adanmya immunoglobulin G (Antibodi IgG) terhadap virus Cytomegalo virus (CMV). Adanya Antibodi IgG ini mengindikasikan bahwa seseorang pernah kontak atau terinfeksi oleh virus CMV. Infeksi virus CMV merupakan infeksi bawaan yang paling umum, dan ditularkan dari ibu pada janinnya melalui plasenta. 

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • IgM Anti-HSV II merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi antibodi IgM  terhadap virus Hepes simplex tipe 2 (HSV 2). Antibodi IgM merupakan antibodi yang muncul pertama kali sebagai respon terhadap adanya infeksi oleh virus HSV II. Infeksi HSV II pada saat kehamilan, terutama pada trimester pertama bersiko menimbulkan kelainan bawaan pada janin antara lain mikrosefali, kelainan retina, dan keterbelakangan mental

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • Pemeriksaan IgG anti-HSV II digunakan untuk mendeteksi antibodi IgG terhadap virus Herpes Simplex type 2 (HSV 2). Herpes Simplex Virus tipe 2 merupakan penyakit menular seksual dari saluran urogenital, dan bisa ditularkan dari ibu pada bayinya pada proses persalinan. Bayi yang terinfeksi HSV II berisiko mengalami gangguan kesehatan seperti kerusakan pada mata dan trakea, meningitis, pneumonia, dan encephalitis (radang otak). 

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • VDRL atau Veneral Disease Research Laboratory merupakan pemeriksaan yang sering digunakan untuk screening penyakit sifilis. VDRL biasanya digunakan bersama-sama dengan TPHA, untuk saling konfirmasi. Bila TPHA akan tetap positip walaupun pasien sudah sembuh maka VDRL akan menjadi negatip pada orang yang sudah sembuh dari penyakit sifilis 

      Spesimen pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • TPHA atau Treponema pallidum hemagglutination merupakan  pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri Treponema pallidum, yaitu bakteri penyebab penyakit sifilis. Adanya antibodi ini, mengindikasikan bahwa seseorang pernah terinfeksi oleh bakteri Treponema pallidum, dan antibodi akan bertahan lama bahkan seumur hidup walaupun penyakitnya sudah sembuh.  

      Specimen pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus
       

    • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari Hemoglobin, Lekosit, Trombosit, Hematokrit, Hitung Jenis, LED, Eritosit, dan nilai-nilai MC. Pemeriksaan Hematologi sering digunakan sebagai pemeriksaan dasar untuk menyaring berbagai kelaianan atau penyakit, diantaranya penyakit infeksi, kelainan darah dan penyakit degeneratif.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Darah manusia dapat digolongkan menjadi ABO serta Rh(+) dan (-), berdasarkan ada tidaknya antigen A & B serta Rh pada permukaan sel darah merah.Fungsi utama pemeriksaan kedua golongan darah tersebut adalah untuk mencegah terjadinya inkompabilitas golongan darah pada saat transfusi yang dapat berakibat fatal.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Pemeriksaan analisa Hb ELP dilakukan untuk mengetahui kemungkinan thalassemia bersama dengan pemeriksaan lainnya dalam panel Uji Saring Thalassemia.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari pemeriksaan fisik urine, pemeriksaan kimia urine : pH, berat jenis urine, protein urine, glukosa urine, bilirubin urine, urobilinogen urine, keton, nitrit, serta  pemeriksaan  mikroskopis urine : sel-sel, parasit, bakteri dan kristal di urine. Pemeriksaan ini digunakan untuk skrining berbagai penyakit antara lain penyakit ginjal dan saluran kemih, diabetes mellitus, dan penyakit hati.
      Spesimen Pemeriksaan : Urine (dianjurkan urine pagi)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi

    • Hepatitis B Surface Antigen (HBs Ag) merupakan antigen yang berada pada permukaan luar virus hepatitis B. Pemeriksaan HBs Ag digunakan untuk mengetahui adanya infeksi virus hepatitis B. Hasil pemeriksaan HBs Ag positip mengindikasikan adanya infeksi virus hepatitis B dalam tubuh.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Pemeriksaan Glukosa Darah Puasa digunakan untuk screening (penyaring) penyakit diabetes melitus. Penyakit ini ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah lebih dari  125 mg/dL.
      Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
      Persiapan Pemeriksaan : Puasa 10 - 12 Jam, mendapatkan istirahat yang cukup dan belum melakukan aktifitas berlebih

    • VDRL atau Veneral Disease Research Laboratory merupakan pemeriksaan yang sering digunakan untuk screening penyakit sifilis. VDRL biasanya digunakan bersama-sama dengan TPHA, untuk saling konfirmasi. Bila TPHA akan tetap positip walaupun pasien sudah sembuh maka VDRL akan menjadi negatip pada orang yang sudah sembuh dari penyakit sifilis 

      Spesimen pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • TPHA atau Treponema pallidum hemagglutination merupakan  pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri Treponema pallidum, yaitu bakteri penyebab penyakit sifilis. Adanya antibodi ini, mengindikasikan bahwa seseorang pernah terinfeksi oleh bakteri Treponema pallidum, dan antibodi akan bertahan lama bahkan seumur hidup walaupun penyakitnya sudah sembuh.  

      Specimen pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus
       

    • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari Hemoglobin, Lekosit, Trombosit, Hematokrit, Hitung Jenis, LED, Eritosit, dan nilai-nilai MC. Pemeriksaan Hematologi sering digunakan sebagai pemeriksaan dasar untuk menyaring berbagai kelaianan atau penyakit, diantaranya penyakit infeksi, kelainan darah dan penyakit degeneratif.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Darah manusia dapat digolongkan menjadi ABO serta Rh(+) dan (-), berdasarkan ada tidaknya antigen A & B serta Rh pada permukaan sel darah merah.Fungsi utama pemeriksaan kedua golongan darah tersebut adalah untuk mencegah terjadinya inkompabilitas golongan darah pada saat transfusi yang dapat berakibat fatal.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Pemeriksaan analisa Hb ELP dilakukan untuk mengetahui kemungkinan thalassemia bersama dengan pemeriksaan lainnya dalam panel Uji Saring Thalassemia.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari pemeriksaan fisik urine, pemeriksaan kimia urine : pH, berat jenis urine, protein urine, glukosa urine, bilirubin urine, urobilinogen urine, keton, nitrit, serta  pemeriksaan  mikroskopis urine : sel-sel, parasit, bakteri dan kristal di urine. Pemeriksaan ini digunakan untuk skrining berbagai penyakit antara lain penyakit ginjal dan saluran kemih, diabetes mellitus, dan penyakit hati.
      Spesimen Pemeriksaan : Urine (dianjurkan urine pagi)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi

    • Hepatitis B Surface Antigen (HBs Ag) merupakan antigen yang berada pada permukaan luar virus hepatitis B. Pemeriksaan HBs Ag digunakan untuk mengetahui adanya infeksi virus hepatitis B. Hasil pemeriksaan HBs Ag positip mengindikasikan adanya infeksi virus hepatitis B dalam tubuh.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Anti HBs merupakan antibodi  terhadap virus hepatitis B. Hasil pemeriksaan  Anti HBs yang positip menunjukan bahwa seseorang sudah mempunyai antibodi (zat kekebalan) untuk melawan virus hepatittis B.

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus 

    • Pemeriksaan Glukosa Darah Puasa digunakan untuk screening (penyaring) penyakit diabetes melitus. Penyakit ini ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah lebih dari  125 mg/dL.
      Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
      Persiapan Pemeriksaan : Puasa 10 - 12 Jam, mendapatkan istirahat yang cukup dan belum melakukan aktifitas berlebih

    • Panel TORCH merupakan paket pemeriksaan yang terditri dari pemeriksaan Toxoplasma (IgG dan IgM), Rubella (IgG dan IgM), CMV (IgG dan IgM) dan HSV 2 (IgG dan IgM). Pemeriksaan TORCH banyak digunakan untuk screening kesehatan kehamilan (pre-natal screening).

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • VDRL atau Veneral Disease Research Laboratory merupakan pemeriksaan yang sering digunakan untuk screening penyakit sifilis. VDRL biasanya digunakan bersama-sama dengan TPHA, untuk saling konfirmasi. Bila TPHA akan tetap positip walaupun pasien sudah sembuh maka VDRL akan menjadi negatip pada orang yang sudah sembuh dari penyakit sifilis 

      Spesimen pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • TPHA atau Treponema pallidum hemagglutination merupakan  pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri Treponema pallidum, yaitu bakteri penyebab penyakit sifilis. Adanya antibodi ini, mengindikasikan bahwa seseorang pernah terinfeksi oleh bakteri Treponema pallidum, dan antibodi akan bertahan lama bahkan seumur hidup walaupun penyakitnya sudah sembuh.  

      Specimen pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus
       

    • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari Hemoglobin, Lekosit, Trombosit, Hematokrit, Hitung Jenis, LED, Eritosit, dan nilai-nilai MC. Pemeriksaan Hematologi sering digunakan sebagai pemeriksaan dasar untuk menyaring berbagai kelaianan atau penyakit, diantaranya penyakit infeksi, kelainan darah dan penyakit degeneratif.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari pemeriksaan fisik urine, pemeriksaan kimia urine : pH, berat jenis urine, protein urine, glukosa urine, bilirubin urine, urobilinogen urine, keton, nitrit, serta  pemeriksaan  mikroskopis urine : sel-sel, parasit, bakteri dan kristal di urine. Pemeriksaan ini digunakan untuk skrining berbagai penyakit antara lain penyakit ginjal dan saluran kemih, diabetes mellitus, dan penyakit hati.
      Spesimen Pemeriksaan : Urine (dianjurkan urine pagi)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak mengkonsumsi vitamin C dosis tinggi

    • Hepatitis B Surface Antigen (HBs Ag) merupakan antigen yang berada pada permukaan luar virus hepatitis B. Pemeriksaan HBs Ag digunakan untuk mengetahui adanya infeksi virus hepatitis B. Hasil pemeriksaan HBs Ag positip mengindikasikan adanya infeksi virus hepatitis B dalam tubuh.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Pemeriksaan yang mendeteksi secara lengkap adanya mikroorganisme patogen seperti jamur, parasit, dan benda asing lainnya yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan

      Spesimen Pemeriksaan: Faeses

      Persiapan pemeriksaan: Tidak ada persiapan khusus

    • Profile Thorax PA merupakan pemeriksaan rontgen untuk mengevaluasi adanya kelainan jantung, paru, dan tulang dada (rongga dada) yang dilihat dari sisi depan.

    • Pemeriksaan Fisik yang langsung dilakukan oleh dokter yang meliputi anamnesa, status generalis, status lokalis, kesimpulan dan saran

    • Fibrinogen merupakan faktor pembekuan darah (Faktor I) yang dihasilkan oleh hati. Pemeriksaan Fibrinogen berguna untuk mengetahui adanya kelainan pembekuan darah, mengetahui adanya risiko terjadinya pembekuan darah (peningkatan kadar fibrinogen berarti ada peningkatan risiko pembekuan darah -> peningkatan risiko terjadinya Penyakit Jantung Koroner dan Stroke), dan mengetahui adanya gangguan fungsi hati
      Spesimen Pemeriksaan : Plasma Sitrat, Whole Blood
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Agregasi trombosit adalah kecenderungan trombosit untuk menempel satu sama lain membentuk bekuan darah. TAT berguna untuk mengetahui kelainan kualitas trombosit (yang menimbulkan gangguan agregasi). Hiperagregasi berarti peningkatan kecenderungan trombosit membentuk  agregasi -> meningkatkan risiko stroke dan PJK. Hipoagregasi berarti trombosit “malas” membentuk bekuan -> meningkatkan risiko perdarahan.
      Spesimen Pemeriksaan : Plasma Sitrat, Whole Blood
      Persiapan Pemeriksaan : Pasien sebaiknya puasa minimal 8 jam sebelum diambil darah

    • Viskositas darah adalah ukuran resistensi dari darah mengalir untuk mendeteksi hiperviskositas terutama hiperviskositas pada periode prenatal.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Lippoprotein (a) merupakan lippoprotein yang partikelnya mirip dengan LDL, saat ini diketahui sebagai faktor risiko independen terjadinya aterosklerosis. Kadarnya yang tinggi berhubungan dengan risiko penyakit kardiovaskular dan stroke.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Pemeriksaan Glukosa Darah Puasa digunakan untuk screening (penyaring) penyakit diabetes melitus. Penyakit ini ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah lebih dari  125 mg/dL.
      Jenis Spesimen : Darah dengan antikoagulan NaF atau serum
      Persiapan Pemeriksaan : Puasa 10 - 12 Jam, mendapatkan istirahat yang cukup dan belum melakukan aktifitas berlebih

    • C-Reactive Protein (CRP) adalah suatu protein yang dikeluarkan oleh hati serta dihasilkan dalam jumlah besar saat terjadi infeksi. Sebaliknya, pada peradangan yang terjadi dalam proses perkembangan aterosklerosis, peningkatan konsentrasi CRP jauh lebih kecil. Meskipun demikian, peningkatannya cukup bermakna bila dibandingkan dengan kondisi normal. Tes CRP mengukur jumlah CRP dalam darah untuk mendeteksi peradangan karena kondisi akut atau untuk memantau tingkat keparahan penyakit dalam kondisi kronis. Pemeriksaan high sensitivity CRP (hs-CRP) dapat mendeteksi konsentrasi CRP yang sangat kecil.

    • Viskositas darah adalah ukuran resistensi dari darah mengalir untuk mendeteksi hiperviskositas terutama hiperviskositas pada periode prenatal.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Panel profil lemak merupakan paket pemeriksaan fraksi lemak tubuh  yang terdiri dari cholesterol, trigliserida, HDL kolesterol, LDL kolesterol direct dan ratio HDL/LDL. 

      Jenis Spesimen : Darah (Serum)
      Persiapan Pemerikaan : Puasa 10-12 jam sebelumnya
       

    • Apolipoprotein B berperan  dalam pembentukan VLDL di hati yang kemudian akan menjadi LDL. Apo B berhubungan dengan kadar LDL dan dapat diukur secara langsung, sehingga dianggap sebagai indikator risiko terjadinya PJK.

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Small Dense LDL adalah sub type LDL yang kecil dan padat, yang mempunyai sifat paling aterogenik, artinya memiliki kemungkinan lebih besar dalam membentuk plak pembuluh darah (aterosklerosis), dan berarti pula meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler bila kadarnya tinggi.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Anti Streptolisin-O (ASO/ASTO) adalah pemeriksaan untuk mendeteksi antibodi terhadap Streptolisin-O - enzym yang dihasilkan oleh kuman streptokokus group A. Keberadaan antibodi ini mengindikasikan sedang atau paska infeksi bakteri streptokokus, yang bisa menyebabkan  demam rheumatic (bisa mengakibatkan kerusakan serius terhadap katup jantung) dan glomerulonephritis. 

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • C-Reactive Protein atau CRP merupakan protein fase akut yang dihasilkan oleh hati, diproduksi sebagai respon adanya peradangan (inflamasi). Pemeriksaan CRP kualitatif digunakan untuk mendeteksi keberadaan protein fase akut ini, sebagai hasil positip atau negatip. Hasil positip mengindikasikan adanya peradangan, misalnya infeksi, demam rheumatik, atau rheumatoid arthritis, namun CRP tidak bisa menentukan penyebab.

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • Pemeriksaan laju endap darah mengukur laju pengendapan sel-sel darah dalam satuan waktu. Peningkatan laju endap darah bisa disebabkan karena jumlah bagian sel yang turun, plasma darah meningkat atau adanya protein fase akut yang mencerminkan proses peradangan. Pemeriksaan LED digunakan untuk screening adanya peradangan atau penyakit darah lainnya.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Rheumathoid Faktor (RF) kualitatif adalah pemeriksaan untuk mendeteksi adanya IgM antibodi terhadap Immunoglobulin IgG abnormal yang ada di persendian. Reaksi antibodi ini menyebabkan peradangan di persendian yang dikenal sebagai penyakit rheumatoid arthritis. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan untuk membantu diagnosis rheumatoid arthritis (RA) dan membedakan RA dari artritis lain. Hampir 80 % dari pasien rheumatoid arthritis menunjukan hasil test RF Positip.

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) . 
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • Pengukuran C3 digunakan untuk mendeteksi orang pada saat lahir kekurangan faktor ini. Termasuk SLE, hepatitis aktif kronis, infeksi kronis tococcal, dan infeksi kronis tertentu, poststreptococcal, glomerulonefritis membranoproliferatif dan yang lainnya. Peningkatan C3 juga ditemukan pada sejumlah keadaan inflamasi sebagai akibat respon fase akut.

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) .

      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Pengukuran C4 digunakan untuk mendeteksi orang yang mengalami defisiensi kongenital ataupun penyakit autoimun seperti systemic lupus erithematosus (SLE), rheumatoid artritis, glomerulonefritis tertentu, hepatitis kronis, penyakit imun kompleks, dan hereditary angiodema. Tingkat C4 merupakan indikator sensitif dari aktivitas SLE dan penyakit glomerulonefritis proliferatif. C4 dapat meningkat pada anemia hemolitik autoimun.

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) .

      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • Dengan melakukan pemeriksaan ANA Test, dapat dilakukan proses diferensiasi autoantibodi yang terdapat dalam sampel ANA IF positif. Oleh karena itu hasil ANA Test yang sesuai dengan hasil ANA IF disertai gambaran klinis pasien dapat membantu klinisi untuk menetapkan diagnosis penyakit autoimun.

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) .

      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • Pemeriksaan ini berguna sebagai tes konfirmasi untuk SLE, memantau aktivitas penyakit dan respon pengobatan.

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum) .

      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • IgM Anti-HSV II merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi antibodi IgM  terhadap virus Hepes simplex tipe 2 (HSV 2). Antibodi IgM merupakan antibodi yang muncul pertama kali sebagai respon terhadap adanya infeksi oleh virus HSV II. Infeksi HSV II pada saat kehamilan, terutama pada trimester pertama bersiko menimbulkan kelainan bawaan pada janin antara lain mikrosefali, kelainan retina, dan keterbelakangan mental

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • Pemeriksaan IgG anti-HSV II digunakan untuk mendeteksi antibodi IgG terhadap virus Herpes Simplex type 2 (HSV 2). Herpes Simplex Virus tipe 2 merupakan penyakit menular seksual dari saluran urogenital, dan bisa ditularkan dari ibu pada bayinya pada proses persalinan. Bayi yang terinfeksi HSV II berisiko mengalami gangguan kesehatan seperti kerusakan pada mata dan trakea, meningitis, pneumonia, dan encephalitis (radang otak). 

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • VDRL atau Veneral Disease Research Laboratory merupakan pemeriksaan yang sering digunakan untuk screening penyakit sifilis. VDRL biasanya digunakan bersama-sama dengan TPHA, untuk saling konfirmasi. Bila TPHA akan tetap positip walaupun pasien sudah sembuh maka VDRL akan menjadi negatip pada orang yang sudah sembuh dari penyakit sifilis 

      Spesimen pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • TPHA atau Treponema pallidum hemagglutination merupakan  pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri Treponema pallidum, yaitu bakteri penyebab penyakit sifilis. Adanya antibodi ini, mengindikasikan bahwa seseorang pernah terinfeksi oleh bakteri Treponema pallidum, dan antibodi akan bertahan lama bahkan seumur hidup walaupun penyakitnya sudah sembuh.  

      Specimen pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus
       

    • Merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk menentukan antibodi IgM spesifik terhadap Chlamydia pada serum tunggal manusia.

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • Merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk menentukan antibodi IgM spesifik terhadap Chlamydia pada serum tunggal manusia.

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • Pemeriksaan Preparat Trichomonas digunakan untuk mengidentifikasi adanya parasit Trichomonas Vaginalis. Parasit ini merupakan penyebab penyakit trikomoniasis, penyakit seksual menular yang disebabkan oleh parasit. Trikomoniasis menyebabkan keluarnya cairan berbau busuk pada vagina, kelamin gatal, dan nyeri saat buang air kecil pada wanita. 

      Spesimen : Sekret (vagina, uretra), urine. 
      Persiapan Pasien : Tidak memakai antiseptik vaginal atau minum antibiotik sebelum pemeriksaan

    • Preparat GO adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoe. Pemeriksaan dilakukan secara mikroskopis dengan mengamati preparat dibawah mikroskop setelah proses pengecatan. 

      Spesimen : Sekret (vagina, uretra, mata) urine, spesimen paling baik diambil pagi hari sebelum buang air seni. 
      Persiapan Pasien : Tidak ada persiapan khusus

    • Preparat Candida adalah pemeriksaan untuk mengidentifikasi adanya jamur Candida spesies - jamur yang menyebabkan penyakit candidiasis. Secara normal, Candida bisa ditemukan hidup di kulit, dan bagian tubuh tertentu seperti mulut, tenggorokan, usus dan vagina tanpa menyebakan suatu gejala. 

      Spesimen pemeriksaan: Sekret (vagina, uretra), kerokan kulit, atau jaringan lain yang terindikasi. 
      Persiapan pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Merupakan panel pemeriksaan yg terdiri dari Hemoglobin, Lekosit, Trombosit, Hematokrit, Hitung Jenis, LED, Eritosit, dan nilai-nilai MC. Pemeriksaan Hematologi sering digunakan sebagai pemeriksaan dasar untuk menyaring berbagai kelaianan atau penyakit, diantaranya penyakit infeksi, kelainan darah dan penyakit degeneratif.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Hapusan darah tepi adalah pemeriksaan yang menilai morfologi sel-sel darah (erytrosit, lekosit dan trombosit) untuk mengetahui adanya kelainan sel-sel darah.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Pemeriksaan untuk mengukur kadar zat besi dalam darah.
      Spesimen Pemeriksaan : Serum
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Pemeriksaan untuk mengetahui jumlah transferin yang berada dalam sirkulasi darah. TIBC setara dengan total transferin dalam tubuh. Manfaat pemeriksaan TIBC adalah untuk diagnosa jenis anemia dan  mengukur jumlah total besi yang dapat terikat oleh protein transferin dalam darah.
      Spesimen Pemeriksaan : Serum
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • G6PD merupakan enzim yang berperan mencegah hemolisis (pecahnya eritrosit). Defisiensi (kurangnya) enzim G6PD menyebabkan proses pembentukan sel darah merah menjadi tidak normal dan sel darah mudah pecah (hemolitik) untuk itu diperlukan pemeriksaaan kadar  enzim G6PD.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Pemeriksaan analisa Hb ELP dilakukan untuk mengetahui kemungkinan thalassemia bersama dengan pemeriksaan lainnya dalam panel Uji Saring Thalassemia.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Salah satu fraksi hemoglobin dalam pemeriksaan Hb Elektrophopresis. Hb F berfungsi mengikat oksigen dalam aliran darah ibu ke bayi.
      Spesimen Pemeriksaan : Darah dengan antikoagulan EDTA
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus

    • Pemeriksaan IgM anti-toxoplasma bertujuan untuk mendeteksi antibodi IgM, yaitu antibodi yang pertama kali muncul ketika seseorang pertama kali terinfeksi Toxoplasmosis. Keberadaan IgM Toxolplasma mengindikasikan bahwa infeksi baru terjadi, dan antibodi IgM biasanya akan menghilang setelah beberapa bulan. 

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • Pemeriksaan IgG anti-toxoplasma adalah tes yang menguji antibodi IgG yang muncul jika seseorang pernah terkena infeksi parasit Toxoplasma gondii. Keberdaan antibodi dari klas IgG mengindikasikan bahwa infeksi terjadi di masa lampau, dan tidak diketahui apakah saat ini infeksi masih berlangsung. Infeksi Toxoplasmosis yang terjadi saat kehamilan diketahui mempunyai dampak risiko pada janin. 

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • Pemeriksaan IgM anti-Rubella digunakan untuk mendeteksi immunoglobulin M (Antibodi IgM) terhadap virus Rubella. Antibodi IgM merupakan antibodi yang pertama muncul bila seseorang terinfeksi virus rubella, dan akan menghilang setelah 6 minggu. Jadi, tes anti-rubella IgM bertujuan untuk mengecek apakah seseorang sedang terinfeksi virus rubella atau tidak. 

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • Pemeriksaan IgG anti-Rubella bertujuan untuk mendeteksi immunoglobulin G (antibodi IgG) terhadap virus Rubella (campak Jerman). Antibodi ini muncul setelah orang kontak atau terinfeksi virus Rubella dan bisa bertahan seumur hidup.  Infeksi Rubella pada trimester pertama kehamilan bisa mengakibatkan kelainan pada janin, keguguran atau kelahiran prematur. 

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • Pemeriksaan IgM anti-CMV digunakan untuk mendeteksi immunoglobulin M (Antibodi IgM) terhadap virus Cytomegalo virus (CMV). Immunoglobulin M merupakan antibodi yang pertama muncul bila seseorang terinfeksi virus CMV atau ketika terjadi re-infeksi. Akut infeksi juga bisa dideteksi dari peningkatan titer antibodi lebih dari 4 kali dfalam waktu 10 - 14 hari, pada serial pewmeriksaan

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • Pemeriksaan anti-CMV IgG digunakan untuk mendeteksi adanmya immunoglobulin G (Antibodi IgG) terhadap virus Cytomegalo virus (CMV). Adanya Antibodi IgG ini mengindikasikan bahwa seseorang pernah kontak atau terinfeksi oleh virus CMV. Infeksi virus CMV merupakan infeksi bawaan yang paling umum, dan ditularkan dari ibu pada janinnya melalui plasenta. 

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • IgM Anti-HSV II merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi antibodi IgM  terhadap virus Hepes simplex tipe 2 (HSV 2). Antibodi IgM merupakan antibodi yang muncul pertama kali sebagai respon terhadap adanya infeksi oleh virus HSV II. Infeksi HSV II pada saat kehamilan, terutama pada trimester pertama bersiko menimbulkan kelainan bawaan pada janin antara lain mikrosefali, kelainan retina, dan keterbelakangan mental

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

    • Pemeriksaan IgG anti-HSV II digunakan untuk mendeteksi antibodi IgG terhadap virus Herpes Simplex type 2 (HSV 2). Herpes Simplex Virus tipe 2 merupakan penyakit menular seksual dari saluran urogenital, dan bisa ditularkan dari ibu pada bayinya pada proses persalinan. Bayi yang terinfeksi HSV II berisiko mengalami gangguan kesehatan seperti kerusakan pada mata dan trakea, meningitis, pneumonia, dan encephalitis (radang otak). 

      Spesimen Pemeriksaan : Darah (Serum)
      Persiapan Pemeriksaan : Tidak ada persiapan khusus.

Customer Service
Layanan Whatsapp
SAPA PRAMITA